Oleh :
Natalia Esteriani Kambey (K17-Natalia)
Abstrak
Pada saat
ini, kebutuhan bahan bakar untuk keperluan transportasi semakin meningkat
seiring pertambahan jumlah penduduk. Sehingga, semakin hari energi dari bahan
bakar fosil semakin menipis. Solusinya adalah memanfaatkan sumber energi
terbarukan yang ramah lingkungan yaitu bioetanol. Bioetanol adalah salah satu
energi alternatif pengganti minyak bumi. Bahan untuk membuat bioetanol yaitu
dari tanaman yang artinya Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan
energi alternatif bioetanol.
Kata kunci :
energi alternatif, bioetanol
Pendahuluan
Indonesia yang semula adalah net-exporter di bidang bahan
bakar minyak (BBM) kini telah menjadi net-importer BBM sejak tahun 2000. Hal ini sungguh ironis
karena terjadi saat harga minyak dunia tidak stabil dan cenderung mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 lalu, produksi BBM Indonesia hanya mencapai
sekitar 290 juta barel dan pemerintah melakukan impor minyak sebanyak 91,4 juta
barel pada tahun yang sama untuk memenuhi BBM dalam negeri. Dengan harga minyak
dunia per barel mencapai USD 90,45. Dengan kata lain, pemerintah harus
mengeluarkan Rp 197 miliar per hari (Ditjen MIGAS, 2011). Hal ini menyebabkan
harga BBM dalam negeri yang terus meningkat.
Melihat kondisi ini, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM
(Prihandana, 2007). Kebijakan tersebut telah menetapkan sumber daya yang dapat
diperbaharui seperti bahan bakar nabati sebagai alternatif pengganti BBM.
Pembahasan dan Solusi
Berdasarkan kebijakan pemerintah tersebut, salah satu cara
yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan sumber energi alternatif yang memiliki
potensi berkembang di Indonesia seperti bioetanol.
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari
sumber karbohidrat (selulosa) menggunakan bantuan mikroba. Produksi bioetanol
dari tanaman yang mengandung selulosa, dilakukan melalui proses konversi
lignoselulosa menjadi selulosa dengan beberapa metode diantaranya dengan
hidrolisis fisik, kimia, dan biologi (Khairani, 2007). Bioetanol merupakan
bahan bakar alternatif yang memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2
hingga 18 %.
Menurut Dr. Ir. Arif Yudiarto, periset di Balai Besar
Teknologi Pati. Ada 3 kelompok tanaman sumber bioetanol: tanaman yang
mengandung pati (seperti singkong, kelapa sawit, tengkawang, kelapa, kapuk,
jarak pagar, rambutan, sirsak, malapari, dan nyamplung), bergula (tetes tebu
atau molase, nira aren, nira tebu nira surgum manis) dan serat selulosa (batang
sorgum, batang pisang, jerami, kayu, dan bagas).
Sehingga, Indonesia berpotensi sebagai produsen bioetanol
terbesar di dunia karena semua bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi
bioetanol ada di Indonesia.
Bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan kandungan minimal 10 % etanol
(Seftian dkk., 2012). Biaya produksi bioetanol tergolong murah karena sumber
bahan baku berasal dari limbah pertanian yang memiliki nilai ekonomis yang
rendah (Novia dkk., 2014).
Kesimpulan
Untuk
mengatasi persoalan bahan bakar fosil yang semakin menipis, Indonesia harus
lebih menyadari energi alternatif yang sangat berpotensi di Indonesia yaitu
bioetanol. Bioetanol ini bersifat ramah lingkungan sehingga mengurangi polusi
udara, ekonomis, dan bisa dibaharui sehingga mengatasi banyak persoalan yang
ada.
Daftar Pustaka :
- Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T. C., Suparno, O., Prasetya, B. 2017. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol. Volume 29 Nomor 4, 2010. Diambil dari : http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/7758 (Diakses tanggal 23 September 2018)
- Mailool, J. Ch., Molenaar, R., Tooy, D., Longdong, I. A. 2013. Produksi Bioetanol Dari Singkong (Manihot Utilissima) Dengan Skala Laboratorium. Diambil dari : http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=15654&val=1027&title=PRODUKSI%20BIOETANOL%20DARI%20SINGKONG%20(Manihot%20utilissima)%20DENGAN%20SKALA%20LABORATORIUM (Diakses tanggal 23 September 2018)
- Widyayanti, M., Hasnani, M., Kuswoyo, A., Wianto, T. 2011. Pembuatan Mesin Destilator Sederhana untuk Memanfaatkan Limbah Jerami Padi Sebagai Bioetanol di Daerah Kecamatan Gambut. Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011. Diambil dari : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32335&val=2298 (Diakses tanggal 23 September 2018)
- Anindyawati, Trisanti. 2017. Prospek Enzim dan Limbah Lignoselulosa untuk Produksi Bioetanol. Volume 44, Nomor 1, Juni 2009. Diambil dari : http://www.jurnalselulosa.org/index.php/jselulosa/article/view/149 (Diakses tanggal 23 September 2018)
- S., Olvado. Z., Putra, P., Faizal. M. 2012. Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu Pada Proses Hidrolisis dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol Dari Alang-Alang. Diambil dari : http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/18 (Diakses tanggal 23 September 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.