ABSTRAK
Kegiatan pembangunan panjang yang di bidang industri bertumpu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat disatu pihak akan menghasilkan keuntungan bagi kesejahteraan rakyat dan dilain pihak akan menghasilkan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan. Kegiatan industri menghasilkan limbah, dan dari limbah yang dihasilkan terdapat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Ada satu permasalahan yang terjadi dan butuh perhatian penting dalam pengendalian pencemaran adalah pengelolaan limbah B3. Limbah B3 berbeda dengan limbah lainnya terutama karena sifatnya yang tidak stabil, serta potensi gangguan yang menyebabkan penyakit terhadap manusia. Karena sifatnya tersebut maka dalam pengelolaannya tentunya berbeda dengan limbah non B3.
PENDAHULUAN
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
ISI BAHASAN
Pengolahan limbah cair dilakukan untuk mengurangi zat pencemar, seperti zat organik, senyawa yang mengandung nitrogen, padatan tersuspensi/terendapkan, senyawa garam dan lain-lain. Kebanyakan zat pencemar tersebut merupakan zat organik, zat penyerap oksigen sehingga mengurangi kadar oksigen terlarut dan mengganggu biota air. Disamping itu zat pencemar limbah cair sering keluar dalam keadaan panas sehingga perlu didinginkan sebelum diolah. Pengolahan limbah cair sendiri dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi dan lain-lain.
Berdasarkan karakteristik limbah, proses pengolahan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses ini tidak dapat berjalan secara sendiri-sendiri, tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinatif. Pemisahan proses menurut karakteristik limbah sebenarnya untuk memudahkan pengidentifikasian peralatan.
a. Proses Fisik
Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan kimia. Proses-proses tersebut di antaranya adalah : penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi, pengapungan, Filtrasi,
b. Proses Kimia
Proses secara kimia menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam limbah. Kegiatan yang termasuk dalam proses kimia di antaranya adalah pengendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi, netralisasi, ion exchanger dan desinfektansia. Secara kimia biasanya dilakukan dengan koagulasi dan flokulasi yang membutuhkan banyak koagulan untuk menurunkan BOD, contohnya dilakukan pada limbah zat warna yang tidak dapat dihilangkan dengan proses biologi sehngga dengan cara koagulasi kimia atau absorbsi karbon aktif.
c. Proses Biologi
Proses pengolahan limbah secara biologi adalah memanfaatkan mikroorganisme (ganggang, bakteri, protozoa) untuk mengurangi senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya. Contoh secara biologi diterapkan pada penyempurnaan kapas,perlu dilakukan pengkondisian untuk pembiakan mikroorganisme seperti suhu, Ph, dan penambahan nutrisi sesuai jenis mikroorganismenya secara anaerob, aerob, nitrifikasi, atau denitrifikasi (Kristanto, 2002)
Pemilihan cara pengolahan limbah mempertimbangkan kandungan kimia dalam limbah seperti garam-garam krom, tembaga, logam berat (B3), detergen, zat pembasah, serat limbah dan lain-lain.
Limbah pada industri kain umumnya berbentuk cair dan diolah secara kimia sehingga pada kesempatan ini kami akan memfokuskan pada pengolahan secara kimia. Prinsip yang digunakan untuk mengolah limbah cair secara kimia adalah menambahkan bahan kimia (koagulan) yang dapat mengikat bahan pencemar yang dikandung air limbah, kemudian memisahkannya (mengendapkan atau mengapungkan).
Kekeruhan dalam air limbah dapat dihilangkan melalui penambahan/pembubuhan sejenis bahan kimia yang disebut flokulan. Pada umumnya bahan seperti aluminium sulfat (tawas), fero sulfat, poli amonium khlorida atau poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai flokulan.
Untuk menentukan dosis yang optimal, flokulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses pengolahan air limbah, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan test yang merupakan model sederhana dari proses koagulasi.
Dalam pengolahan limbah cara ini, hal yang penting harus diketahui adalah jenis dan jumlah polutan yang dihasilkan dari proses produksi. Umumnya zat pencemar industri kain sasirangan terdiri dari tiga jenis yaitu padatan terlarut, padatan koloidal, dan padatan tersuspensi.
PENUTUP
Dari permasalahan di atas dapat di simpulkan bahwa sisa hasil produksi pengolahan baik dari industri maupun dosmetik yang tidak dapat di gunakan lagi dapat berakibat limbah atau sampah sehingga dapat merusak lngkungan sekitar juga berakibat bagi kesehatan manusia.
Referensi
1. Budiman, A. 2001, Penghematan limbah energi-kimia secara efisien, jurnal PSE-UGM, Yogyakarta
2. Darsono 2. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Penerbit Universitas Atma Jaya. Yogyakarta
3. Kristanto Philip. 2002. Ekologi Industri. LPPM. Penerbit ANDI Yogyakarta
4. Vivin Fitria Sari, 2015 https://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak/10145/Pengelolaan-limbah-bahan-kimia-berbahaya-dan-beracun-B3-di-PT-Tri-Polyta-Indonesia-Tbk-Cilegon-Banten
5. Kharsa khasman, 2015 https://kasmankhasra.wordpress.com/2015/04/03/makalah-kimia-karakteristik-limbah-industri-kimiah-dan-klasifikasi-limbah-industri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.