Nurring
Tyas
@G33-NURRING
@PROYEK
G08
Menurut Airlangga (2016) bahwa penerapan prinsip industri hijau melalui
efisiensi produksi dan peningkatan efektivitas penggunaan sumber daya alam,
akan meningkatkan kinerja dan pertumbuhan sektor industri.
Menurut FFS (2016) bahwa berbagai peluang bisnis
bidang lingkungan dengan penerapan industri hijau,antara lain dibidang :
1.
Efisiensi energi :
a.
Energi terbarukan, yaitu pembangkit
listrik / panas dengan sumber energi dari matahari, angina, biomassa, panas
bumi / sumber daya hidro.
b.
Produksi cleaner, yaitu
meminimalkan limbah dan emisi dari proses industri dan memaksimalkan keluaran
produk.
c.
Carbon finance, yaitu menyangkut
keuangan karbon yang menyediakan sumber daya keuangan untuk proyek – proyek /
program yang berhasil mengurangi GRK yang diverisikasdi dan dijual dipasar
carbon global.
d.
Rantai pasok berkelanjutan,yaitu
menyangkut pengolahan isu lingkungan dan soaial diseluruh rantai pasok danj
menggabungkan standar keberlanjutan antara off- taker dan pemasok, sekaligus
memaksimalkan output produk,serta menyediakan akses untuk membiayai pemasok
kecil.
2.
Daur ulang limbah :
3.
Pemurnian material
4.
Konsultan limbah
5.
Penelitian limbah
6.
Pengangkutan limbah
7.
Peralatan penanganan limbah
8.
Penyewaan lahan untuk mengelola
limbah
9.
Pengolahan air limbah
10. Konsultan lingkungan
dan energy
11. Penyedia jasa energy (menawarkan
dari desain, pelaksanaan proyek – proyek penghematan energy, infrastruktur
energy, pasokan energfi dan manajemen risiko).
Potensi penelitian dan pengembangan berbasis
Industri Hjau :
1.
Penggunaan Material Input
Mencari alternatif bahan baku/penolong dengan
memperhatikan aspek lingkungan (penggunaan bahan hemat energi dan air), aspek
ekonomis (sustain, shiping, kompetitif dari harga dan kualitas), serta aspek
kesehatan.
2.
Material handling dan inventory yang
tepat
Menjaga kualitas bahan baku pada saat handling
maupun penyimpanan
3.
Selektif dalam Pemilihan Bahan Baku
& Penolong
-
Mengoptimalkan rasio produk
-
Mengurangi resiko produk dengan kualitas
di luar spec yang diinginkan
4.
Rekayasa Teknologi
-
Melakukan modifikasi peralatan yang
digunakan saat ini
-
Mengganti dengan mesin baru yang lebih
efisien
5.
Rekayasa Proses
-
Pemanfaatan energi panas buangan (ekses
gas) untuk proses pre-heating
-
Optimalisasi pemakaian air sisa proses
produksi sebagai air coolant, umpan boiler, make up water untuk proses.
6.
Pemanfaatan Limbah padat yang masih
memiliki nilai kalor tinggi sebagai RDF (Refuse-derived
-
Penggunaan plastik dan kertas
7.
Pemilahan terhadap limbah hasil proses
yang masih dapat digunakan sebagai energi maupun bahan baku industri lain
-
Penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai
biomass
-
Pembuatan Biodiesel dari limbah rumah
tangga
Daftar pustaka :
1.http://sntih.kemenperin.go.id/service.php?pos=download&mode=hal&fl=unduh&file=1037 ( Diunduh pada 25 / 08 / 2018 )
( Diunduh pada 25 / 08 / 2018 )
3. https://www.researchgate.net/publication/277231458_DESIGNING_OF_INTELLIGENT_SYSTEM_USING_FUZZY_INFERENCE_SYSTEM_THE_DETERMINATION_OF_THE_GREEN_AGROINDUSTRY ( Diakses Pada 25 / 08 / 2018 )
4.http://www.kemenperin.go.id/download/6297/Efisiensi-dan-Efektivitas-dalam-Implementasi-Industri-Hijau ( Diunduh pada 25 / 08 / 2018 )
( Diunduh pada 25 / 08 / 2018 )
6. Hidayat, Atep
Afia, dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri, dan
Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.