Abstrak
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa.
Beberapa contoh bioteknologi dalam bidang pertanian,
Kata Kunci : Bioteknologi, Bioteknologi pertanian,
ISI :
Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
Pembuatan kompos dan biogas merupakan contoh yang sederhana. Pemanfaatan
bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian pada masa sekarang ini
dilakukan secara modern, misalnya pada pemuliaan tanaman dengan menciptakan
tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi), kultur jaringan,
biopestisida, dan sebagainya.
Berikut ini beberapa contoh bioteknologi dalam bidang
pertanian :
a. Hidroponik dan Aeroponik
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk
memperoleh zat makanan atau unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik.
Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan yang
siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
b. Produksi tanaman lebih tinggi.
c. Tumbuh lebih cepat.
d. Pemakaian pupuk lebih efisien.
e. Mudah pengerjaannya.
f. Tidak tergantung pada kondisi alam.
g. Tidak membutuhkan lahan luas.
Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan
adalah teknik aeroponik. Jika hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar
adalah air dan media lain misalnya kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik
tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman di letakkan menggantung dalam
suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang biasanya berasal dari pompa
bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh melalui larutan
nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem
hidroponik. Pada sistem aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak
menyerap oksigen sehingga meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan
tanaman.
b. Kultur Jaringan Tumbuhan
Teknik kultur jaringan banyak dilakukan untuk menghasilkan
bibit tumbuhan dalam jumlah besar dan seragam sifat genetiknya dalam waktu
relatif singkat, misalnya bibit jati, anggrek, dan kelapa sawit.
Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu
setiap sel membawa informasi genetik yang lengkap sehingga berpotensi untuk
berkembang menjadi individu baru yang lengkap. Kultur jaringan mula-mula
dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward mengkultur sel-sel akar tanaman
wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu berhasil tumbuh tanaman
wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel mengandung semua
informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut
eksplan. Eksplan yang digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih
muda, misalnya ujung akar, tunas, dan daun muda. Berdasarkan jenis eksplannya,
kultur jaringan dapat dibedakan menjadi kultur meristem, kultur antera, kultur
embrio, kultur protoplas, kultur kloroplas, kultur polen, dan lain-lain.
Eksplan yang telah disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung
nutrisi dan zat pengatur tumbuh.
Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya,
temperatur, kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk
pertumbuhan eksplan. Jika nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan
sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang belum mengalami diferensiasi
yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang telah
lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus
diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai
untuk ditanam.
Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam
perbanyakan tumbuhan bernilai tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam
punah dapat dilestarikan dengan memanfaatkan kultur jaringan. Dengan demikian
kemajuan industri agrobisnis dapat terwujud dan ketahanan pangan akan
meningkat.
c. Tanaman yang Dapat Menfiksasi Nitrogen
Serealia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan
tumbuhan yang menyuplai 50% makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak
memiliki simbion bakteri akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga
kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk
buatan yang diberikan dapat terbilas air dan menyemari air minum yang dikonsumsi
manusia di lingkungan sekitar.
Dengan bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan
yang akar-akarnya dapat bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen
nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen. Para ilmuwan menyisipkan gen nif
ini pada :
1) Tumbuhan serealia
2) Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
3) Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan
kemudian menginfeksikannya ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah
direkayasa.
d. Teknologi Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA
asing sebagai pembawa sifat yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari
tumbuhan yang beda jenis. Untuk menghasilkan tanaman transgenik dibutuhkan
teknik rekayasa genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat yang diinginkan.
Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid).
Ti plasmid memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan selama proses
infeksi.
Tahapan untuk memperoleh tanaman transgenik, adalah sebagai
berikut:
1) Ti plasmid dikeluarkan dari sel bakteri
2) Ti plasmid dipotong pada sisi yang spesifik dengan
menggunakan enzim restriksi.
3) DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan
menggunakan enzim restriksi yang sama agar diperoleh sisi yang speksifik.
Kemudian gen tanaman yang membawa sifat yang diinginkan dipisahkan dari
DNA-nya.
4) Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid
sehingga menghasilkan DNA rekombinan.
5) Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke
dalam sel tanaman yang dikultur. Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari
tanaman lain.
6) Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus mengalami
pembelahan hingga menjadi satu individu tanaman baru. Tanaman baru ini memiliki
sifat baru yang diinginkan dan merupakan tanaman transgenik.
Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman
pertanian seperti jagung, kapas, tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai
telah dimasukkan beberapa gen yang menyebabkan variasi pada tanaman kedelai.
Pada tanaman jagung telah dimasukkan gen cry dari Bacillus thuringiensis
disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung menghasilkan protein yang
dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.
Tanaman transgenik ini tidak perlu disemprot dengan
pestisida untuk menyingkirkan hama dan penyakit, sebab dengan sisipan gen
tersebut akan menghasilkan senyawa endotoksin ( senyawa racun) sehingga tanaman
transgenik dapat membrantas hama dengan senyawa racun yang dikandungnya.
e. Penggunaan Teknologi Nuklir
Teknologi nuklir menggunaan unsur-unsur radioaktif yang
dapat memancarkan sinar radioaktif, antara lain sinar gama (γ ), sinar alfa (α
) dan sinar beta (β).
Manfaat dari radioaktif seperti sinar gama (γ ) berguna
untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan meradiasi sel atau jaringan sehingga akan
terjadi mutasi yaitu terjadinya perubahan jumlah kromosom atau gen yang
terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar menghasilkan atau memiliki
keturunan dengan bibit unggul.
Hasil dari mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata
memiliki beberapa keuntungan di antaranya cocok ditanam di persawahan pasang
surut yang memiliki kadar garam cukup tinggi, tahan wereng cokelat dan hijau,
tahan penyakit busuk daun, umur lebih pendek, dapat ditanam pada musim kemarau
dalam waktu lebih singkat, hasil panennya lebih banyak. Tanaman hasil mutasi
ini bersifat poliploidi (jumlah kromosomnya berkelipatan dari kromosom normal)
sehingga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, misalnya cepat berbuah,
buahnya lebih besar, dan tidak berbiji.
f. Fusi Protoplas
Fusi protoplas merupakan suatu proses alamiah yang terdapat
dari mulai tanaman tingkat rendah sampai pada tanaman tingkat tinggi. Fusi
protoplas merupakan gabungan protoplas dengan protoplas lain dari beberapa
spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid.
Hibridisasi somatik melalui fusi protoplasma digunakan untuk menggabungkan
sifat lain dua spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual
ataupun aseksual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh
genom dari spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang
sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter genus).
Ketika tanaman dilukai, maka sejumlah sel yang disebut
callus akan tumbuh pada tempat yang dilukai tersebut. Sel-sel callus memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tunas dan akar serta keseluruhan
tanaman berbunga. Potensi alami sel-sel tersebut yang terprogram menjadi calon
tanaman baru sangat ideal untuk rekayasa genetik. Seperti pada sel-sel tanaman,
sel-sel callus dikelilingi oleh dinding selulosa yang tebal, yaitu sebuah
rintangan yang menghambat pembentukan DNA baru. Dinding sel tersebut dapat
dipecah dengan dinding selulose sehingga menghasilkan sel tanpa dinding sel
yang disebut protoplas. Protoplas ini dapat digabungkan dengan protoplas lain
dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman
hibrid. Metode ini disebut fusi protoplas.
Tujuan fusi protoplas adalah untuk mendapatkan suatu hibrida
somatic atau sibrida atau mengatasi kelemahan dari hibrida seksual. Terdapat
kelemahan dari hibrida seksusal, yaitu:
Sukar untuk
mendapatkan suatu hibrida antar spesies dan antar genera. Hibridisasi somatik
dapat mengatasi hal tersebut.
Sitoplasma pada
perkawinan seksual hanya berasal dari induk betina saja. Dalam proses
pembuahan, ganet jantan hanya membawa inti saja dengan sedikit sitoplasma
sebaliknya pada tetua betina selain inti juga sitoplasma. Untuk mendapat
sitoplasma dari kedua tetua diadakan fusi antara sitoplasma.
Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan
persilangan antar spesies atau galur tanaman yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan dengan persilangan biasa karena adanya masalah inkompatibilitas
fisik. Fusi protoplas membuka kemungkinan untuk:
Menghasilkan
hibrid somatik amphidiploid yang fertil antar spesies yang secara seksual tidak
kompatibel
Menghasilkan galur
heterozigot dalam satu spesies tanaman yang secara normal hanya dapat
diperbanyak dengan cara vegetatif, misalnya pada kentang.
Memindahkan
sebagian informasi genetik dari satu spesies ke spesies lain dengan
memanfaatkan fenomena yang disebut penghilangan kromosom (chromosome
elimination).
Memindahkan informasi genetik yang ada di
sitoplasma dari satu galur atau spesies ke galur atau spesies lain
Fusi protoplas
dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk:
Hibrid, jika
nukleus dari kedua spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
Cybrid
(cytoplasmid hybrid ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami
fusi sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang.
Teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman dengan sifat tertentu dan dapat
dilakukan dengan spesies yang berbeda. Kekurangan dari teknik ini adalah
memerlukan biaya yang mahal serta butuh ketelitan yang lebih.
g. Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul
Baru
Teknik-teknik bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat
jenis tanaman tanaman unggul yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan pangan yang terus meningkat, sedangkan luas lahan pertanian cenderung
menurun. Tanaman unggul ini diharapkan mempunyai produktivitas yang lebih baik.
Selain itu, peningkatan hasil, juga dilakukan upaya perbaikan pada kandungan
nutrisi, kelestarian lingkungan, usia panen, dan berbagai nilai tambah yang
lain.
Sebagai contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul
yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut.
Peningkatan
kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.
Peningkatan rasa,
misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
Peningkatan
kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran
dan tekstur yang lebih baik.
Mengurangi reaksi
alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan protein penyebab
alergi yang lebih rendah
Kandungan bahan
berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi yang
berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang dengan kandungan
allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan kandungan vitamin A
dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
Tanaman yang mampu
memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati penyakit manusia, misalnya
pada tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga dapat menghasilkan vaksin
untuk penyakit kanker.
Tanaman dengan
kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak
Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani
dalam proses budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan
menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu.
Sebagai contoh adalah tanaman berlabel Roundup Ready yang terdiri dari kedelai,
canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung yang tahan terhadap
herbisida Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas berbagai tanaman jenis
baru hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah
telah dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi,
jagung, kapas, kentang, kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga
bary, paprika tahan virus, dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk
produksi.
Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan
pemanfaatan bioteknologi adalah sebagai berikut.
1) Padi Golden Rice
Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian
padi menjadi prioritas utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan
yang telah banyak mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan
bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu
produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun 2001.
Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami kebutaan
dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat
penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang,
reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan
berwarna kuning menyerupai emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika
merupakan metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan
karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
2) Kentang Russet Burbank
Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam
produksi kentang. Baik dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga
rekayasa genetika untuk meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal
penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah banyak digunakan.
Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah
besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang
Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan
kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena
menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.
3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada
tanaman hortiklutura. Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah tomat
FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya tidak lekas rusak/membusuk.
Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana buah yang matang cepat
menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam pengiriman buah
ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.
4) Tembakau Rendah Nikotin
Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah
gangguan kesehatan karena kadar nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi
dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan merakit tanaman
tembakau yang bebas kandungan nikotin. Pada tahun 2001 jenis tembakau ini
diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat merokok. Selain bebas
nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau
misalnya dengan meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain.
Salah satu yang telah berhasil adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.
Daftar Pustaka :
Fembriyanti, risma. 2017.bioteknologi dalam pertanian. https://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-pertanian/
diakses pada tanggal 1 februari 2018
Hidayat dan Kholil, managemen lingkungan dengan berpikir
hijau ( 2017) ( Diakses 27-01-2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.