Abstrak :
Kimia
organik merupakan cabang kimia yang lebih fokus pada kajian mengenai struktur ,
sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik tersusun
oleh unsur utama berupa karbon dan hydrogen, namun dapat mengandung unsur –
unsur seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Aplikasi senyawa
organik dalam kehidupan sehari – hari sangat luas, mulai dari makanan, bahan
bakar, kebutuhan rumah tangga, tekstil, obat – obatan dan desinfektan,
pestisida, parfum, bahan peledak, pewarna dan lain sebagainya. Atep Afia dan M.
Kholil (2017)
Kata Kunci : Sargassum Polycystum, Kimia Organik
Isi :
Di
Negara lain, limbah rumput laut sudah dimanfaatkan sebagai pupuk. Negara
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki kekayaan laut yang luas dan
menyimpan kekayaan bahan organik terutama dari jenis rumput laut. Ganggang
coklat (phaeophyceae) merupakan salah satu jenis rumput laut yang banyak
terdapat di lautan Indonesia dan memiliki prospek yang bagus untuk dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dengan berlimpahnya rumput laut tersebut,
diharapkan dapat menghasilkan pupuk organik yang baik bagi tanaman, tanah dan
lingkungan.
Berdasarkan
hasil penelitian Hafsah, Alida dan Supriadi (2013), Dari hasil uji kontras pemberian
pupuk cair rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah. Hal ini diduga
karena kadar Al dalam tanah yang menyebabkan pH tanah masam dan kandungan rumput
laut tidak dapat mengikat Al dikarenakan pupuk cair rumput laut banyak
mengandung unsur hara mikro dan tidak adanya faktor – faktor yang mempengaruhi
peningkatan pH tanah. Perlakuan yang dilakukan menggunakan pupuk cair rumput
laut bahan ini tidak ada yang dapat memberi pengaruh nyata terhadap pH tanah. Pemberian
pupuk cair rumput laut dari hasil uji kontras berpengaruh tidak nyata terhadap C
– organik tanah. Hal ini diduga karena pemberian pupuk cair rumput laut
dekomposisinya berjalan lambat sehingga kandugan C – organik setelah pemberian perlakuan tidak meningkat
nyata sehingga belum dapat menaikkan kandungan C – organik tanah secara nyata. Walaupun demikian,
pemberian bahan organik dan pupuk organik tetap perlu dilakukan karena
pemberian bahan organik dan pupuk organik ini lebih mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah karena mempunyai peranan penting seperti
mencegah keracunan besi dan aluminium pada tanah – tanah yang bereaksi masam
serta dapat meningkatkan ketersediaan fosfat di dalam tanah, peningkatan kadar
humus di dalam tanah akan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Pemberian
pupuk cair rumput laut juga berpengaruh tidak nyata terhadap N – total tanah.
Hal ini diduga karena jumlah dosis yang diberikan dan kadar nitrogen dipengaruhi
oleh sifat unsur nitrogen yang mobil dan akibat temperatur yang tidak stabil
dapat mempengaruhi kondisi Nitogen dalam tanah. Ada perbedaan yang nyata akibat
perbedaan konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap P - tersedia tanah. Hal ini
diduga fermentasi pupuk cair rumput laut menghasilkan asam – asam organik yang
menghasilkan anion organik yang dapat mengikat logam – logam seperti Al, Fe,
dan Ca sehingga ion – ion akan bebas dari pengikatan logam tersebut sehingga fosfat
tersedia di dalam tanah. Pemberian pupuk air rumput laut berpengaruh tidak nyata
terhadap K – tukar tanah. Hal ini dikarenakan adanya pencucian. Unsur K sangat
mobil sehingga mudah tercuci dan tidak tersedia dalam tanah. Pemberian pupuk cair
rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap C/N tanah. Ratio C/N tanah yang
rendah menunjukkan bahwa pupuk organik yang diberikan telah termineralisasi
atau terdekomposisi. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk
cair rumput laut terhadap bobot basah tajuk tanaman. Hal ini disebabkan karena
adanya kandungan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokonin, dan giberelin
yang dapat meningkatkan produksi tanaman. Ada perbedaan yang nyata akibat
pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap bobot basah akar tanaman.
Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh pemberian tingkat dosis pupuk cair
rumput laut membantu pertumbuhan tanaman dan perakaran tanaman aktif bergerak
mencari sumber hara di dalam tanah.
Ada perbedaan yang nyata akibat
pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap berat kering tajuk
tanaman. Hal ini dikarenakan suhu dalam oven yang tidak merata saat melakukan
pengeringan pada tajuk tanaman tersebut dan kandungan air pada tanaman sawi
tinggi serta pemberian pupuk cair rumput laut mengandung sedikit N yang mempengaruhi
pertumbuhan jumlah daun. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk
cair rumput laut terhadap bobot kering akar tanaman. Hal ini dikarenakan konsentrasi
pemberian pupuk cair rumput laut yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan akar di
dalam tanah.
Kesimpulannya pemberian pupuk cair rumput
laut berbeda tidak nyata terhadap pH tanah, N - total tanah, K tukar tanah, C –
organik tanah, dan C/N tanah. Namun berbeda nyata terhadap P – tersedia tanah, bobot
basah tajuk tanaman, bobot basah akar tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot
kering akar tanaman.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona
Media.Jakarta.
Nst, Hafsah Winda, Alida Lubis dan Supriadi.2013. PEMANFAATAN LIMBAH SARGASSUM POLYCYSTUM DARI
INDUSTRI FARMASI SEBAGAI PUPUK CAIR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT KIMIA
TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110393&val=4122&title=PEMANFAATAN%20LIMBAH%20Sargassum%20polycystum%20DARI%20INDUSTRI%20FARMASI%20SEBAGAI%20PUPUK%20CAIR%20SERTA%20PENGARUHNYA%20TERHADAP%20SIFAT%20KIMIA%20TANAH%20ULTISOL%20DAN%20PERTUMBUHAN%20TANAMAN%20SAWI
. Diunduh tanggal 27 Januari 2018.
Anonim 2010. Rumput Laut (Dalam http://tentang rumput laut. com/2010/12). Diakses
pada tanggal 27 Januari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.