Abstrak : kimia adalah ilmu yang relatif muda. Akibatnya, banyak yang masih
harus dikerjakan sebelum kimia dapat mengklaim untuk mempelajari materi, dan
melalui pemahaman materi ini memahami alam ini.
Kata kunci : Boyle, Lavoiser, Jabir
Jauh sebelum berkembang pesat seperti sekarang, ilmu kimia
telah dikenal luas masyarakat abad pertengahan. Saat itulah awal mula cabang ilmu
eksakta ini ada. Abu Musa Jabir Ibn Hayyan (721-815 H) disebut sebagai
ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia.
Lahir di pusat peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih
dikenal dengan nama Ibnu Hayyan, dan di Barat disebut dengan nama Ibnu Geber. Terobosan
Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik,
asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis
ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi
kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia.
Dalam tulisan Max Mayerhaff dalam Syaibai,Ahmad (2016) bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar
pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa, maka carilah langsung ke karya-karya
Jabir Ibn Hayyan.
Menurut Chandra, Edi dalam
Filosofi Zat dan Materi Menurut Jabir Bin Hayyan (2012) banyak menggambarkan konsep-konsep
kimiawi dalam berbagai tulisannya. Meskipun Mukhtâr Rasâ`il berisi banyak
sekali pembahasan yang mencakup banyak hal, baik itu filsafat, logika, teologi,
dan lain sebagainya, pembahasan tentang konsep-konsep kimiawi dapat ditemukan
secara jelas, dalam karya-karyanya. Sesuai dengan pengertian Kimia sebagai
sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang materi, sifatnya, strukturnya,
perubahan/reaksinya serta energi yang menyertai perubahan tersebut,
pembahasan-pembahasan tentang materi dan strukturnya, serta perubahan-perubahan
kimia, dapat ditemukan dalam tulisan Jabir bin Hayyan. Setidaknya terdapat
empat konsep fundamental dalam ilmu kimia, yang sekaligus menjadi tonggak utama
sejarah perkembangan kimia. Pembahasan dan telaah terhadap pemikiran dan
sejarah kimia senantiasa tidak terlepas dari keempat konsep tersebut, yaitu zat
murni (pure substance); unsur dan senyawa (unsure & compound); molekul,
atom dan partikel atom (molecule, atom & subatomic particle); serta energi
(energy). Meskipun masih dipengaruhi oleh mistisisme alkhemi, Jabir bin Hayyan
dapat dikategorikan sebagai seorang Pelopor Ilmu Kimia Modern, dengan prinsip
Empirik dan Metode Ilmiah berbasis Eksperimen yang diyakininya. Prinsip ini
melampaui perkembangan keilmuan masa itu, yang lebih cenderung rasional
spekulatif dan bercampur dengan mistisisme Yunani.Konsep-konsep kimiawi Jabir
bin Hayyan, sebagiannya merupakan kelanjutan dari filsafat Atomisme Yunani,
namun memiliki kekhasan dalam Konsep Mizan, dan Metode Empirik yang dipegang
teguhnya.
Daftar Pustaka :
Chandra,
Edy. 2012. Filosofi Zat dan Materi Menurut Jabir Bin Hayyan. Dalam Jurnal
Scietiae Educatia Vol 1 edisi 2
Hidayat,
Atep Afia., Kholil, Muhammad. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta:
Pantona Media.
Syiabai,
Achmad. 2016. Mengenal Ibnu Hayyan Sang Bapak Kimia Modern. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/16/02/03/o1y1im394-mengenal-ibnu-hayyan-sang-bapak-kimia-modern-part2.
Diakses pada 27 Januari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.