Green manufacturing
adalah suatu proses produksi yang menggunakan input dengan dampak lingkungan yang relatif rendah, sangat efisien
dan menghasilkan sedikit bahkan tidak ada limbah atau polusi ( Soedarmadji
et.al, 2015 ).
Green manufacturing
juga mengarahkan untuk mendesain sistem manufaktur yang ramah lingkungan dengan
cara mengubah pengelolaan bahan baku, penggunaan energy, proses produksi dan
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan ( Deif, 2011 ).
Menurut
soedarmadji et.al (2015), penerapan konsep green
manufacturing pada botol minuman kemasan plastik harus melewati 4 tahap
sebagai berikut :
1. Pewarnaan
2. Persiapan
pembersihan
3. Perbaikan
ramah lingkungan
4. Kondisi
ramah lingkungan
Pada
kasus lain Astuti et.al (2004), mengevaluasi produk lampu dengan menggunakan
metode green quality function deployment
. Quality Function Deployment (QFD)
adalah suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu
mengintegrasikan kualitas ke dalam desain, memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen yang diterjemahkan ke dalam technical
responses. Green QFD pada produk
lampu memikirkan atribut yang bersangkutan dengan dampak terhadap kesehatan
manusia, dampak terhadap kelangsungan hidup ekosistem, dan dampak terhadap
lingkungan fisik.
Dalam
perspektif yang lebih luas di negara indonesia, diharapkan akan adanya
kesadaran akan pola pikir menuju green
growth untuk beralih pada pola pikir grow
first, clean up later.
Green growth
mengacu pada pola pikir yang mengusahakan keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. Sehingga, pola pikir grow first, clean up later yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi, namun
mengabaikan pada kepedulian pada lingkungan,. Hal tersebut didasari pada pola
pikir dan tindakan yang nyata, untuk mencapai tidak hanya pertumbuhan ekonomi,
tapi pada lingkungan yang berkelanjutan, terutama untuk menjamin kemampuan
lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang ( Chung & Quah, 2010 ).
Contoh
green industri yang harus dimiliki setiap perusahaan manufaktur yang ada di
Indonesia harus memiliki pengolahan limbahnya sendiri agar dapat dibuang kepada
saluran pembuangan limbah. Pada perusahaan otomotif di bilangan jakarta sudah
menerapkan cara tersebut. Limbah cair yang dihasilkan diproses agar tidak mencemari
lingkungan untuk indikator apakah limbah cair tersebut sudah aman atau belum
dapat dibuktikan dengan limbah yang sudah diproses ditampung didalam kolam yang
berisikan ikan untuk indikator kesehatan kadar air.
DAFTAR PUSTAKA :
Astuti,
S.P., Ciptomulyono, U., Suef, M., 2004. Evaluasi Konsep Produk dengan
Pendekatan Green Quality Function Deployment II, Jurnal Teknik Industri, Vol. 6 No. 2.
Chung,
R.K., & Quah, E., 2010. Pursuing
green growth in Asia and the Pacific. Singapore : Cengage Learning Asia.
Deif,
A.M., 2011. A System Model for Green Maufacturing, Journal Advances in Production Engineering & Management. ISSN
1854-6250.
Soebandrija,
K.E.N., 2011. Persepsi Green Industry di Indonesia: Kondisi Sekarang, Tantangan
dan Pola Pikir Baru, Jurnal Teknik
Industri Universitas BINUS, Vol. 12 No. 1.
Soedarmadji,
W., Surachman., Siswanto, E., 2015. Penerapan Konsep Green Manufacturing pada
Botol Minuman Kemasan Plastik, Jurnal Fakultas Teknik Mesin Universitas
Brawijaya, Vol. 3 No.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.