Teknologi
Bersih dan Kimia Hijau
@D30-Rafli
Oleh : Rafli Jabar Ainuna Azidan
Satu dekade ini
isu yang sedang hangat diperbincangkan diseluruh belahan bumi adalah isu
tentang global warming atau pemanasan global. Fenomena alam ini telah disadari
oleh seluruh umat manusia sebagai dampak dari aktivitas manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalam perut dan muka bumi. Upaya yang
bisa dilakukan oleh manusia hanya menahan laju dampak dari pemanasan global
tersebut, dampak yang terjadi apabila tidak ditahan lajunya akan berakibat
fatal bagi kehidupan manusia di muka bumi. Salah satu contoh dampak yang secara
nyata telah dirasakan oleh manusia akhir-akhir ini adalah bergesernya waktu
pada musim-musim yang terjadi di bumi, musim kemarau dan musim penghujan tidak
dapat diprediksi waktunya, kecenderungan yang terjadi musim kemarau dan
penghujan yang berkepanjangan. Mencairnya es yang berada di kutub utara, hal
ini dibuktikan dengan menurunnya luasan permukaan es yang ada di kutub utara.
Hal ini dapat dapat berdampak pada naiknya permukaan air laut yang dapat
menenggelamkan daratan yang berdekatan dengan lautan. Masih banyak dampak yang
dapat ditimbulkan oleh pemanasan global yang harus disadari oleh manusia,
sebagian kecil dampak yang sudah terjadi saja dapat merubah pola hidup yang
sudah biasa dijalani manusia apalagi dampak yang lebih besar muncul, hal ini
harus segera dicegah. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh manusia
munculah konsep Green Technology/ Teknologi Hijau atau dapat disebut
juga Clean Technology/Enviromental Technology. Konsep ini terlahir
dari kesadaran manusia akan kebutuhan sumber daya alam yang ada di bumi secara
berkelanjutan, hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan daya dukung bumi
termasuk dampak pemanasan global berusaha dikurangi dengan melakukan upaya dan
tindakan yang lebih ramah lingkungan.
Definisi
Beberapa definisi tentang Green Technology yang diambil dari
berbagai sumber :
“Teknologi hijau (Greentech) yang juga dikenal
dengan teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech)
adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih
melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam serta untuk mengurangi
dampak negative dari aktifitas manusia di planet bumi”
“Teknologi hijau merupakan salah satu upaya
untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini.
Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai
perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa deoan tanpa
merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”
“Teknologi lingkungan (envirotech) atau
teknologi hijau (greentech) atau teknologi bersih (cleantech) adalah aplikasi
ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya untuk
mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia. Pembangunan yang
berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan”
“Teknologi hijau (greentech) adalah pengembangan
dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan
lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan”
Dari
beberapa pengertian dari Green Technology yang ada, dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar pengertian dari Greentech adalah integrasi antara teknologi
modern dan ilmu lingkungan yang diaplikasikan untuk melestarikan pemenuhan
kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merubah
lingkungan dan sumber daya alam.
Tujuan
Di
masa depan teknologi hijau akan dianggap sebagai tujuan dari kehidupan manusia
karena manusia tidak bisa terus menerus menggunakan teknologi yang menyebabkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan setiap bentuk kehidupan yang
bergantung kepada lingkungan. Peran kitalah sebagai manusia yang senantiasa
harus menjaga planet bumi dari kerusakan dan kehancuran.
Teknologi
hijau bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan cara-cara untuk menyediakan
kebutuhan bagi manusia tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan atau pengurangan
sumber daya alam yang cepat di planet bumi. Salah satu contoh alternatif
teknologi konvensional yang diterapkan guna mengaplikasikan konsep teknologi
hijau adalah proses pendaur-ulangan sampah, upaya ini dapat
memberikan pengurangan yang signifikan terhadap efek negatif pada lingkungan
yaitu mengurangi jumlah limbah dan polusi yang dihasilkan dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia.
Konsep
penerapan teknologi hijau secara umum memiliki beberapa tujuan
utama yang memilki prioritas untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia, yaitu :
1. Keberlangsungan – Upaya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara terus menerus di masa depan tanpa merusak atau menghabiskan
sumber daya alam.
2. Pendaur-ulangan sampah – Upaya untuk mengakhiri
siklus barang sekali pakai, dengan menciptakan produk yang sepenuhnya dapat
diperoleh kembali atau digunakan kembali
3. Pengurangan Sumber Sampah – Upaya untuk
mengurangi sumber limbah dan polusi dengan mengubah pola produksi dan pola konsumsi.
4. Inovasi – Upaya untuk mengembangkan alternative
teknlogi yang ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak
lingkungan.
5. Viabilitas – upaya untuk menciptakan suatu pusat
kegiatan ekonomi di seluruh bidang teknologi dan produk yang memberikan
keuntungan bagi lingkungan dan menciptakan peluang usaha baru yang benar-benar
melindungi planet bumi dari kerusakan.
6. Edukasi – Upaya untuk meningkatkan pemahaman
akan pentingnya penerapan teknologi hijau guna mendukung terciptanya daya
dukung lingkungan yang berkelanjutan.
Prinsip utama pada Konsep Green Technology meliputi 3 hal yaitu :
1. Kenyamanan Sosial
2. Ekonomis
3. Ramah Lingkungan
Penerapan
Ragam atau tipe dalam penerapan konsep Green
Technology di dunia didasarkan pada prinsip-prisip utama pada Greentech .
Konsep Greentech diterapkan untuk membantu manusia dari teknologi yang paling
sederhana hingga teknologi yang paling mutakhir untuk mencapai kehidupan yang
nyaman, ekonomis dan ramah lingkungan. Pada dasarnya konsep
Greentech yang diterapkan dalam menciptakan produk adalah
untuk meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses, dan memaksimalkan
output produk tetapi menghasilkan sampah yang minimal. Hal ini selaras dengan
prinsip yang ada di konsep Greentech.
Penggolongan Greentech dalam berbagai tipe disesuaikan dengan
penerapannya antara lain :
1. Energi
Menekan angka pencemaran karbon ke udara dengan
mengurangi pengunaan bahan bakar energi yang berasal dari fosil. Kita ketahui
bersama sumber energi fosil memiliki potensi yang terbatas dan menghasilkan
dampak yang tidak baik bagi lingkungan yaitu menghasilkan pencemaran karbon,
hal ini akan berdampak buruk bagi bumi apabila tidak diambil tindakan.
Penerapan konsep Greentech adalah untuk mengefisienkan tingkat penggunaan
energi, mulai dari sistem eksplorasi sumber energi, proses pengkonversian
sumber tersebut menjadi energi hingga terbentuknya energi yang dapat
dimanfaatkan masyarakat. Dengan adanya efisiensi energi diharapkan pencemaran
karbon dapat ditekan.
Solusi lain dari konsep Greentech adalah dengan
mengganti sumber energi dari fosil energi menjadi renewable energy atau energi
terbarukan yang lebih potensial, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui
kembali. Renewable energy merupakan konsep utama dalam penerapan Greentech di
bidang energi, beberapa contoh Renewable energy antara lain :
- Waste to Energy
- Biomass Enegy
- Hydro Energy
- Wind Energy
- Solar Energy
- Geothermal Energy
Contoh Penerapan di Indonesia :
a. Penggunaan tenaga air (Hydro power) sebagai
sumber energi listrik
b. Penggunaan tenaga surya (Solar cell power) sebagai sumber listrik
c. Pemanfaatan biomassa menjadi biofuel untuk bahan
bakar (limbah tanaman jarak, tebu, ketela, jagung)
d. Pemanfaatan biogas dari limbah organik dan kotoran
ternak sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/kayu bakar
e. Pemanfaatan biogas sebagai pengerak generator gas untuk pembangkit
listrik
2. Bangunan
Konsep green building atau bangunan
ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat
ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan
global dengan membenahi iklim mikro. Poin terbesar dalam konsep ini adalah
penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan.
Hal-hal yang menyangkut bangunan ramah
lingkungan adalah membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih
dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi
arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth). Untuk strategi yang
dapat diterapkan antara lain pemanfaatan material berkelanjutan, efisiensi
lahan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat
tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan
limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
Contoh penerapan konsep design Green Building :
a. Meminimalkan penggunaan lampu dengan memanfaatkan cahaya alami
b. Meminimalkan penggunaan mesin pendingin ruangan dan air dengan mengefektifkan
design bangunan
c. Pengelolaan limbah “closed cycle” untuk gedung
tempat tinggal
d. Menyediakan ruang terbuka hijau untuk tiap bangunan/gedung yang
dibangun
e. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan dan tahan lama
3. Chemistry
Green Chemistry adalah suatu falsafah atau
konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi
ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya.
Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan
zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat
(substansi) kimia. Sedangkan, Environmental Chemistry lebih menekankan pada
fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Green Chemistry itu sendiri memiliki 12 asas, antara lain
1. Menghindari penghasilan sampah
2. Desain bahan kimia dan produk yang aman
3. Desain sintesis kimia yang tak berbahaya
4. Penggunaan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable)
5. Penggunaan katalis
6. Menghindari bahan kimia yang sifatnya
derivatif (chemical derivatives)
7. Desain sintesis dengan hasil akhir (produk)
yang mengandung proporsi maksimum bahan mentah
8. Penggunaan pelarut dan kondisi
reaksi yang aman
9. Peningkatan efisiensi energi
10. Desain bahan kimia dan produk yang dapat
terurai
11. Pencegahan polusi
12. Peminimalan potensi kecelakaan kerja
Contoh penerapan konsep Green Chemistry :
a. Vitamin C (asam askorbat) untuk proses pembuatan polimer
b. Gula dan minyak sayur sebagai bahan baku cat
c. Gula pati dan selulosa sebagai bahan bakar
d. Pemakaian enzim untuk pembuatan bahan dasar kosmetik
e. Kacang kedelai sebagai Bahan Pembuatan Toner printer
f. Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem
perekat
4. Nanotechnology
Green Nanotechnology merupakan pengembangan dari
clean technology yang merupakan suatu upaya untuk meminimalisasi potensi resiko
kerusakan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan
produk nanoteknologi serta untuk mendorong penggantian produk yang ada dengan
produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.
Tujuan dari Green Nanotechnology ada dua yaitu :
1. Memproduksi
Nanomaterials dan produk tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia, dan
memproduksi nano-produk yang memberikan solusi terhadap masalah lingkungan
hidup.
Contoh :
- Membran nano dapat membantu produk terpisah
reaksi kimia yang diinginkan dari bahan limbah.
- Katalis Nanoscale bisa membuat reaksi kimia
yang lebih efisien dan lebih boros.
2. Mengembangkan
produk-produk yang menguntungkan lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contoh :
- Nanomaterials atau produk
langsung dapat membersihkan situs limbah berbahaya, air desalinasi, polutan
merawat dan memonitor polusi lingkungan.
- Nanocomposites ringan untuk mobil dan alat
transportasi lainnya dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi bahan yang
digunakan untuk produksi.
Penerapan Green Technology di Indonesia untuk
Pengembangan UKM
1. Penggunaan Mikroorganisme Lokal (MOL) untuk
Menyuburkan Tanaman Pertanian
Penerapan teknologi dari
masa lalu yang kini mulai terlupakan, penyubur tanaman memanfaatkan
mikroorganisme lokal menjadi harapan menuju pertanian ramah lingkungan dan
mandiri, bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi.
Prinsip Kerja :
Penerapannya yaitu
dengan membuat larutan hasil fermentasi berbagai bahan organik yang sarat dengan
mikroorganisme lokal. Larutan fermentasi tersebut dibuat dengan cara
mencampurkan bahan-bahan organik menjadi satu kemudian ditutup rapat sehingga
proses an-aerob terjadi dan mikroorganisme akan berkembang biak. Bahan organik
yang digunakan beragam, mulai dari buah-buahan busuk, sampah organik rumah
tangga, bonggol pisang, tunas bambu (rebung) sampai urine ternak yang
difermentasi dalam air cucian beras dan air kelapa.
Contoh Larutan Mikroorganisme Lokal Penyubur
Tanaman dan fungsinya
Jenis MOL
|
Kegunaan
|
Waktu Penggunaan
|
MOL Buah-buahan
|
Membantu bulir padi lebih berisi
|
Saat malai mulai tumbuh, setelah umur padi 60 hari
|
MOL Daun Cebreng
|
Menungkatkan pertumbuhan daun
|
Umur padi 30 hari sesudah tanam
|
MOL Bonggol Pisang
|
Mempercepat proses reaksi kompos
|
Umur padi 10, 20, 30 dan 40 hari sesudah tanam
|
MOL Sayuran
|
Merangsang pertumbuhan malai
|
Umur padi 60 hari sesudah tanam
|
MOL Tunas Bambu
|
Meningkatkan pertumbuhan tanaman
|
Umur padi 15 hari sesudah masa tanam
|
MOL Sampah Dapur
|
Memperbaiki kesuburan tanah
|
Disemprotkan ke tanah saat diolah sebelum ditanami
|
MOL Keong Mas
|
Menambah nutrisi tanaman
|
Umur padi 15 hari setelah tanam
|
MOL : Mikroorganisme Lokal
Sumber : (Kompas Cetak, Jumat 6 Mei 2011) (Maman
Suherman, Mubiar Purwasasmita dan Karya tulis “Pemberdayaan MOL sebagai Upaya
Peningkatan Kemandirian Petani” oleh Ahmad Syaifudin dan Leny Mulyani)
Jenis Mikroorganisme yang ada didalam Larutan
MOL : Aspegillus sp., Bacillus sp., Lactobacillus sp., Azospirillium
sp., Azotobacter sp., Pseudomonas sp.
Manfaat lain dari penggunaan MOL sebagai pupuk
organik :
a. Meningkatkan hasil pertanian serta meningkatkan nilai hasil panen
karena dikelola dengan pupuk organik yang ramah lingkungan
b. Lebih murah dalam pembuatannya karena memanfaakan bahan organik
yang sudah tidak digunakan lagi sehingga mengurangi sampah yang dibuang
c. Mengurani ketergantungan petani terhadap pupuk
kimiawi sehingga petani lebih mandiri dengan penggunaan pupuk organik
d. Produk hasil pertanian akan lebih aman untuk dikonsumsi karena
menggunakan pupuk organik
e. Pupuk yang dihasilkan mengandung unsur yang komplek dan mikroba
yang berfungsi menyeimbangkan ekosistem alami tanah
f. Membentuk rongga-rongga di tanah yang berfungsi
sebagai tempat hidup mikroorganisme, mengalirkan air, dan nutrisi
2. Penggunaan Pengawet Alami dalam Mengawetkan
Produk Makanan atau Agriculture
Penggunaan
pengawet menggunakan bahan kimia akan sangat membahayakan bagi kesehatan
manusia, apalagi bila digunakan untuk mengawetkan makanan. Salah satu contoh
pengawet kimia adalah formalin/formadehida dan boraks. Formaldehida pada
makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit
perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan
gangguan peredaran darah.
Mengkonsumsi
boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya
terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap
melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan
dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.
Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat
reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala
pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang
nafsu makan.
Prinsip Kerja :
Pada
dasarnya penggunaan pengawet alam adalah dengan memanfaatkan dan menggali
potensi bahan pengawet dari alam. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penggunaan bahan kimiawi sebagai pengawet makanan atau buah-buahan. Solusi
pemanfaatan pengawet alami harus segera digalakkan apabila tidak ingin
menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa bahan pengawet alami yang lebih ramah
lingkungan yang bisa dimanfaatkan :
a. Penggunaan lidah buaya sebagai pengawet makanan segar, buah-buahan
dan sayuran
b. Penggunaan tanaman picung (Pangium edule) atau kluwak
sebagai pengawet ikan segar
c. Penggunaan kulit rajungan yang mengandung
chitosan untuk pengawet industri makanan
d. Penggunaan tanaman Gambir (Uncariae Romulus) untuk
pengawet industri makanan
e. Penggunaan asap cair dari pembakaran serabut kelapa untuk pengawet
ikan segar
f. Pemanfaatan limbah cangkang udang sebagai bahan
pengawet kayu
g. Pemanfaatan eksraktif alam untuk pengawet kayu
Manfaat dari penggunaan pengawet alami :
a. Mengurangi dampak buruk bagi kesehatan dari penggunaan bahan
pengawet kimiawi
b. Memberdayakan potensi bahan alam dan limbah organik sebagai bahan
pengawet alami
c. Membuka potensi lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat sebagai pemasok bahan baku
3. Pembuatan Plastik Biodegradable yang Ramah
Lingkungan
Plastik berbahan polietilen membutuhkan waktu
penguraian yang lama sekali oleh bumi. Hal tersebut akan mengancam kesuburan
tanah, karena dengan adanya plastik dari polietilen mikroba tanah akan
kesulitan mengurai tanah menjadi subur. Penggunaan plastik berulang-ulang dan
pendaur ulangan juga bukan merupakan solusi yang terbaik dalam menekan angka
pengunaaan plastik. Karena plastik daur ulang yang biasanya berwarna hitam
mengandung karsinogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia apabila
digunakan sebagai pembungkus makanan. Untuk itu perlu dicarikan solusi dengan
mencari bahan pembuat plastik yang ramah lingkungan yaitu membuat plastik yang
lebih cepat dan mudah terurai.
Plastik yang ramah lingkungan adalah plastik
yang dibuat dari bahan alam yang mudah terbaharukan atau bahan yang tidak
berbahaya dan proses terurainya lebih cepat serta lebih mudah. Penemuan terbaru
plastik ramah lingkungan dapat dibuat dari bahan yang
mengandung poli asam laktat (PLA). Poli asam laktat menjadi kandidat
yang menjanjikan, karena PLA dapat diproduksi dari bahan alam terbarui seperti
pati-patian dan selulosa melalui fermentasi asam laktat. Berbagai bahan
alam yang digunakan untuk membuat plastik ramah lingkungan :
a. Bioplastik dari PHA (Poly Hydroxy Alkanoat)
yang dihasilkan Ralstonia euthropa
b. Biobag, plastik yang dihasilkan dari
mates bi (kulit jagung)
c. Plastik ramah lingkungan yang dihasilkan dari
limbah minyak kelapa sawit
d. Plastik biodegradable yang
dihasilkan dari pati singkong dan chitosan
e. Plastik ramah lingkungan berbahan bonggol
tanaman pisang
f. Plastik ramah lingkungan berbahan lidah buaya
Dalam proses pembuatan plastik dari bahan-bahan
diatas biasanya dicampurkan bahan seperti kitosan dan gliserol. Kitosan mengandung protein untuk memperkuat sifat
mekanika atau kekuatan plastik. Gliserol sebagai plasticizer yang ramah lingkungan untuk memberikan
kelenturan atau elastistisitas pada plastik
Manfaat pembuatan plastik biodegradable :
a. Mempercepat proses penguraian plastik oleh tanah
b. Mengurangi pembuatan plastik berbahan polietilen
c. Memberdayakan potensi bahan alam yang ramah
lingkungan sebagai bahan pembuat plastik
d. Membuka potensi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai
penyedia bahan baku proses
4. Pemanfaatan Limbah Industri Biomassa sebagai
Sumber Energi Alternatif dan Bahan Bermanfaat
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri
biomassa yang sampai saat ini masih skala kecil yang dimanfaatkan. Selain
potensi pemanfaatannya, industri biomassa juga memiliki potensi limbah yang
besar yang masih bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif pengganti
BBM dan bahan berguna lainnya. Industri yang bergerak di bidang biomassa antara
lain pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Beberapa contoh limbah
industri biomassa yang dapat dimanfaatkan kembali :
a. Pemanfaatan limbah serbuk gergaji sebagai briket
bioarang
b. Pemanfaatan limbah padat dan lindi hitam
industri pulp sebagai bahan biobriket
c. Pemanfaatan limbah padat tebu pada industri gula
sebagai briket arang
d. Pemanfaatan bonggol jagung menjadi tepung
sebagai media tumbuh jamur
e. Pemanfaatan limbah padat tebu sebagai papan
partikel
f. Pemanfaatan serbuk gergaji sebagai media tumbuh
jamur
g. Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan baku pada
industri kimia dan bahan bangunan
Manfaat dari pemanfaatan limbah industri biomassa :
a. Menerapkan konsep zero waste dalam pengelolaan
industri
b. Menciptakan sumber energi alternatif pengganti
BBM
c. Menciptakan peluang lapangan kerja baru
dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat
Daftar Pustaka :
i.
Sidqi.Muhammad, 2015,
Green Technologi, Dalam https://sites.google.com/site/muhammadshidqi/green-technology
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.