@E04-Chrispendi, @proyekA06
oleh Chrispendi Habiel Aknansyah
Riau Darurat Pencemaran Udara dan Air
PEKANBARU, KOMPAS - Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi
Rachman akhirnya meningkatkan status Siaga Bencana Kebakaran Lahan dan
Hutan Riau menjadi Darurat Pencemaran Udara. Kondisi darurat ini lebih
difokuskan untuk menanggulangi dampak asap terhadap kesehatan warga
Riau.
Penanggulangan kebakaran lahan dan hutan
masih berlangsung biasa. Yang ditingkatkan adalah fungsi satgas
kesehatan. Kami sudah membuka enam posko kesehatan di Pekanbaru dengan
biaya pengobatan gratis dan mengaktifkan puskesmas selama 24 jam, "
papar Arsyadjuliandi. Senin (14/9). di Riau.
Penetapan darurat pencemaran udara ini baru pertama sekali dilaksanakan
di Riau. Pada bencana asap 2014, Riau menetapkan status tanggap darurat
karena titik api sudah meluas dan hampir tidak dapat ditanggulangi.
Ketika itu, tujuh kabupaten dan kota di Riau mengalami kebakaran parah
dan menyatakan menyerah dalam upaya memadamkan api Pemerintah provinsi
meminta bantuan pusat untuk membantu.
Status
darurat yang ditetapkan gubernur karena dalam empat hari terakhir angka
indeks standar pencemaran udara (ISPU) di enam wilayah di Riau pada
level berbahaya. Kota Pekanbaru, Siak, Bengkalis. Rokan Hilir, Kampar,
dan Dumai seakan ditelan asap.
"Angka ISPU
sudah pada taraf yang sangat mencemaskan. Tidak ada yang dapat dilakukan
karena asap Riau sebagian besar merupakan kiriman dari Jambi dan
Sumsel, " kata Edwar Sanger, Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Riau.
Data ISPU dari Pusat Pengelolaan
Ekoregion Sumatera menunjukkan angka yang menakutkan. Semua alat
pendeteksi ISPU yang diletakkan di enam kota berada pada level warna
hitam. Bahkan pada Senin pukul 14.00, angka ISPU mencapai yang tertinggi
90Q29 ug/m3.
Kondisi darurat pencemaran udara
Riau secara otomatis menyebabkan acara olahraga danpariwisata Riau,
yaitu balap sepeda Tour The Siak, dibatalkan. Bupati Siak Syamsuar,
Senin siang, mengumumkan pembatalan dan menunda kegiatan itu sampai
batas waktu yang belum ditentukan. Padahal direncanakan. Selasa (hari
ini) akan dilangsungkan pembukaan Tour The Siak.
Sepanjang Senin sampai pukul 18.00, Bandara Sultan Syarif Kasim II
nyaris lumpuh. Tidak ada satu armada komersial pun yang berani mendarat
dan terbang. Jarak pandang bertahan pada- 80 meter sampai 800 meter.
Adapun pesawat Hercules TNI AU mendarat pada pukul 14.00 ketika jarak
pandang sempat mencapai 1.000 meter.
Kondisi
cuaca di Riau diharapkan membaik karena Senin petang turun hujan.
Menurut Ed-war, hujan turun di Kuantan Singingi, Kampar, Pekanbaru,
Rokan Hulu, dan Indragiri Hulu.
"Kami sangat gembira. Kalaupun cuaca besok cerah, darurat kesehatan tetap akan kami laksanakan, " kata Edwar.
Tabrak karang
Kapal Marina Gemilang menabrak karang dan kandas di perairan Karimun,
Kepulauan Riau, Senin (14/9). Tidak ada korban jiwa ataupun cedera dalam
insiden itu.
Kapal rute Batam-Karimun itu
menabrak karang di sekitar Pulau Degong, Karimun. "Tahu-tahu
terdengar bunyi benturan besi, lalu kapal berhenti, " ujar seorang
penumpang. Agus (39).
Menurut Agus, kapal
berlayar di tengah kabut asap pekat di perairan Kepulauan Riau. Kabut
asap di sekitar Karimun paling pekat karena berada paling dekat dengan
Sumatera.
Syahbandar Karimun dan Ba-tam belum
bisa memberikan keterangan soal insiden itu. Mereka menyatakan masih
mencari data pasti soal insiden itu.
Namun, yang
jelas tidak ada penumpang cedera atau korban jiwa pada insiden kapal
yang mengangkut 59 orang itu. Para penumpang juga sudah dievakuasi
dengan kapal lain.
Sementara itu, di Bandara
Hang Nadim, Batam, para penumpang penerbangan tujuan Sumatera akhirnya
menyerah. Mereka tidak lagi menunggu jad-wal penerbangan yang tidak
kunjung pasti. Para penumpang mengembalikan tiket dan meminta uang
dikembalikan.
"Sudah berhari-hari seperti ini
terus. Awalnya ditunda, akhirnya dibatalkan, " ujar Sadri, penumpang
tujuan Pekan Baru, Riau.
Menciptakan teknologi
Berkaitan dengan bencana asap, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) mendorong para penelitinya menuntaskan penelitian pemanfaatan
lahangambut ramah lingkungan. Kebakaran lahan gambut yang marak terjadi
di Indonesia harus dijadikan motivasi menciptakan teknologi pemanfaatan
dan mitigasi bencana yang tepat.
"Hingga saat
ini, penelitian pemanfaatan gambut masih terus dikerjakan. Semoga
hasilnya bisa ikut menekan kejadian kebakaran hutan gambut " kata
Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain di Bandung, Jawa Barat Senin.
Iskandar mengatakan, fokus utama peneliti gambut di LIPI adalah
pemanfaatan lahan gambut sebagai penyimpan air. Jika ditemukan cara yang
tepat ia yakin akan berguna untuk kepentingan ke depan.
"Sekarang, peran gambut sebagai media kuat menyimpan air sedikit
terabaikan dibandingkan sifatnya yang mudah terbakar. Kebakaran hutan
yang terus berulang harus jadi motivasi ganda bagi para peneliti untuk
menemukan langkah terbaik ke depannya, " katanya.
Akan tetapi. Iskandar mengharapkan dukungan pemetaan yang baik agar
program pemanfaatan gambut bisa ideal ke depannya. Salah satu hal yang
harus diketahui adalah penyebab di balik kebakaran, apakah dipicu oleh
sifat alaminya saat musim kemarau atau potensi perbuatan manusia di
balik kebakaran yang terus terjadi
"Ini harus
diperjelas agar langkah ke depannya bisa dicegah menghentikan
kemungkinan terburuk di kemudian hari, " kata Iskandar.
(SAH/ITA/RAZ/CHE)
Distribusi pencemaran air di Riau
Muara Sungai Kampar
adalah gabungan dari beberapa aliran sungai besar dan anak sungai yang berada
di Provinsi Riau. Muara Sungai Kampar mengindikasikan banyak mengandung bahan
pencemar. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa kegiatan industri dan
membuang limbahnya ke sungai. Selain Muara Sungai Kampar daerah Aliran Sungai
(DAS) Siak, Kabupaten Siak juga selalu menanggung konsekuensi atas pencemaran
aliran sungai Siak.
Kekeruhan, nitrat,
posfat, COD, BOD5, dan klorofil-a dijadikan sebagai indikator pencemaran
perairan muara Sungai Riau. Variasi masing-masing parameter beragam antar
stasiun penelitian.
Kekeruhan,
Kekeruhan perairan muara Sungai Riau berkisar antara 5,42 NTU dan 13,83 NTU.
Dengan nilai rata-rata tingkat kekeruhan 9,01 NTU sudah melebihi baku mutu air
laut.
yang tertera pada
Kepmen LH RI No. 51/2004 (<5 NTU). Tingkat kekeruhan perairan ini cenderung
lebih tinggi pada stasiun I, VI, VII dan IX lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya.
Chemical Oxygen
Demand (COD). Konsentrasi COD perairan muara Sungai Riau berkisar antara 38,40
mg/L dan 83,20 mg/L. Konsentrasi COD lebih dominan dijumpai pada stasiun I, VI,
VII, dan VIII.
Biological Oxygen
Deman (BOD5). Konsentrasi BOD5 di perairan muara Sungai Riau tidak menunjukkan
variasi yang besar antar stasiun penelitian. Konsentrasi tetinggi 19,60 mg/L
dan terendah 17,12 mg/L. Dibandingkan Kepmen LH RI 51/2004 pada Lampiran III,
dari nilai rata-rata sebesar 17,92 mg/L masih berada pada range baku mutu
diperbolehkan yakni sebesar 20 mg/L.
Posfat.
Konsentrasi posfat bervariasi antara 0,0774 mg/L dan 0,3053 mg/L. Konsentrasi
posfat cenderung lebih tinggi pada stasiun I, IV, V dan VI dibandingkan stasiun
lainnya. Konsentrasi posfat perairan muara Sungai Riau sudah melebihi baku mutu
Kepmen LH RI N0. 51/2004, dimana nilai rata-rata selama penelitian 0,1424 mg/L
sedangkan nilai yang diperbolehkan 0,015
mg/L. Nitrat,
konsentrari nitrat beragam antara 0,0085 mg/L dan 0,0377 mg/L.
Konsentrasi nitrat
yang perbolehkan Kepmen LH RI No. 51/2004 adalah sebesar 0,008 mg/L, sedangkan
rata-rata nilai nitrat di perairan muara Sungai Riau telah melebihi nilai
tersebut (yakni 0,0189 mg/L).
Klorofil-a. Kandungan klorofil-a tertinggi 5,72 ug/L dan terendah 1,79
ug/L. Kandungan klorofil-a cenderung lebih tinggi pada stasiun I, II, dan III
dibandingkan stasiun lain. Distribusi dan tingkat pencemaran di perairan muara
sungai Riau terutama dipengaruhi oleh berbagai sumber pencemar yang berada di
sekitarnya. Sumber pencemaran di daerah pesisir umumnya bersumber dari kegiatan
yang berasal didaerah daratan (land based), selain itu juga bersumber dari
daerah laut (marine based).
Distribusi dan
tingkat pencemaran di perairan muara sungai Riau terutama dipengaruhi oleh
berbagai sumber pencemar yang berada di sekitarnya. Sumber pencemaran di daerah
pesisir umumnya bersumber dari kegiatan yang berasal didaerah daratan (land
based), selain itu juga bersumber dari daerah laut (marine based). Potensi
bahan pencemar di perairan ini diprakirakan yang berasal dari laut (marine
based) adalah bersumber
dari kegiatan transportasi laut. Transportasi laut yang diidentifikasi di
perairan muara Sungai Riau berupa lalu lintas kapal dan kapal tambat. Bahan
pencemar yang dihasilkan berupa limbah padat seperti sampah dan limbah cair
berupa air ballast. Sedangkan potensi pencemaran yang berasal dari daratan
(land based) terutama berupa “sewage” dari limbah domestik perkotaan,
pertanian, pertambangan, dan dari buangan industri. Limbah yang dihasilkan dari
kegiatan pertanian berupa sisa-sisa pupuk dan pestisida. Selain itu juga berupa
berupa bahan tersuspensi akibar erosi lahan pertanian. Sumber bahan tersuspensi
yang dominan di daerah ini juga berasal dari lahan bekas tambang bauksit. Kedua
kegiatan yang disebutkan terakhir sangat potensial meningkatkan kekeruhan di
lingkungan perairan muara Sungai Riau. Tanjungpinang Kota, Kecamatan Bintan
Timur) yang berhubungan langsung dengan perairan muara Sungai Riau adalah sebesar
140.370 jiwa. Dengan perhitungan menggunakan faktor standar WHO dan US EFA,
diprakirakan beban limbah kota dari penduduk yang masuk ke perairan muara
Sungai Riau sebesar 22.796,09 ton per tahun, dengan kontribusi berasal dari:
sampah kota (padat) sebesar 21.055,50 ton/tahun, limbah kota sebesar 56,15
ton/tahun dan berupa endapan sebesar1.684,44 ton/tahun.
Sumber pencemaran
di perairan muara Sungai Riau yang berasal dari laut (marine based) seperti
lalu lintas kapal dan kapal tambat; dan berasal dari daratan (land based)
terutama berupa “sewage” dari limbah domestik perkotaan, pertanian, pertambangan,
dan dari buangan industri. Mengacu kepada baku mutu lingkungan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 51/2004.
Daftar Pustaka :
-Anonim.2016.
Selamatkan Sungai Siak dari Pencemaran.
http://www.tripriau.com/1897/selamatkan-sungai-siak-dari-pencemaran.html
-Mulyadi, A.,
Siregar, SH., Nurachmi, I.2011:5 (2). Distribsi Pencemaran di Perairan Muara
Sungai Riau, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
-Erlangga.2007. Efek
Pencemaran Perairan Sungai Kampar di Provinsi Riau Terhadap Ikan Baung (Hemibagrus Nemurus).
http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=584
-Mulyadi, A.,
Siregar, SH., Nurachmi, I.2011:5 (2). Distribution of pollution in the waters of Riau river
Estuary, Tanjungpinang City, Riau Islands.
-Kompas, edisi 15 September 2015. Hal: 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.