@E11-Yan, @ProyekA03
disusun oleh : Yan Setianur Wijaya
PENGOLAHAN
KILANG MINYAK
Pengertian
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain
yang menjadi bahan baku bagi industri
petrokimia. Produk-produk
utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak nafta, bensin (gasoline), bahan bakar
diesel, minyak tanah (kerosene), dan elpiji.[1][2] Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat
kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya.
Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Kilang
minyak merupakan salah satu bagian downstream paling penting pada industri minyak
bumi.
Kilang minyak (oil refinery) adalah
pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum
yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku
bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang
minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah
(kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks
dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu,
pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar.
ProsesOperasi
di dalam Kilang Minyak
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat
kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang
minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan
memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk
yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di
dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
• Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
• Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
• Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
• Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
• Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
• Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
• Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
• Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.
• Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
• Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
• Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
• Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
• Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
• Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
• Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
• Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.
Proses
Distilasi
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris
yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi
memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi
hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang
lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses
lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker,
dll.
Produk-produk
Kilang Minyak
Produk-produk utama kilang minyak adalah:
• Minyak bensin (ashole). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak.
• Minyak tanah (kerosene)
• LPG (Liquified Petroleum Gas)
• Minyak distilat (distillate fuel)
• Minyak residu (residual fuel)
• Kokas (coke) dan aspal
• Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
• Bahan baku petrokimia
• Minyak pelumas
• Minyak bensin (ashole). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak.
• Minyak tanah (kerosene)
• LPG (Liquified Petroleum Gas)
• Minyak distilat (distillate fuel)
• Minyak residu (residual fuel)
• Kokas (coke) dan aspal
• Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
• Bahan baku petrokimia
• Minyak pelumas
7
Kilang Minyak Milik Indonesia Tercinta
Indonesia saat ini mengimpor banyak sekali minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), pasalnya selain kebutuhan BBM tinggi, produksi minyak dan kapasitas kilang yang dimiliki tidak cukup. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor minyak pada Maret 2014, impor hasil minyak (Bahan Bakar Minyak/BBM) mencapai US$ 2,3 miliar.
Angka tersebut naik 11,51% atau US$ 3 juta dibandingkan dengan Februari 2014 yang mencapai US$ 2 miliar. Jumlah kapasitas kilang terpasang di Indonesia sendiri hanya mencapai 1 juta barel per hari, sementara kebutuhan BBM di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 juta barel per hari.
Lantas di mana saja kilang-kilang minyak Indonesia berapa dan berapa kapasitas masing-masing? Berdasarkan data PT Pertamina dan beberapa sumber lainnya, Kamis (08/05), ini lokasi kilang-kilang minyak di Indonesia.
Indonesia saat ini mengimpor banyak sekali minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), pasalnya selain kebutuhan BBM tinggi, produksi minyak dan kapasitas kilang yang dimiliki tidak cukup. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor minyak pada Maret 2014, impor hasil minyak (Bahan Bakar Minyak/BBM) mencapai US$ 2,3 miliar.
Angka tersebut naik 11,51% atau US$ 3 juta dibandingkan dengan Februari 2014 yang mencapai US$ 2 miliar. Jumlah kapasitas kilang terpasang di Indonesia sendiri hanya mencapai 1 juta barel per hari, sementara kebutuhan BBM di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 juta barel per hari.
Lantas di mana saja kilang-kilang minyak Indonesia berapa dan berapa kapasitas masing-masing? Berdasarkan data PT Pertamina dan beberapa sumber lainnya, Kamis (08/05), ini lokasi kilang-kilang minyak di Indonesia.
Kilang Pangkalan Brandan
Kilang tersebut milik Pertamina dengan nama Pertamna Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Kapasitas kilang ini mencapai 5.000 barel per hari, sayangnya kilang ini sudah ditutup sejak awal 2007 karena tidak cukupnya pasokan minyak mentah maupun gas. Apalagi kilang ini sudah sangat tua sekali. Unit pengolahan minyak Pangkalan Brandan memiliki sejarah panjang sebagai pelopor dimulainya eksplorasi minyak di Indonesia. Pangkalan Brandan sudah ada sejak 1883, ketika konsesi pertama pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko J.Zijlker untuk daerah Telaga Said dekat Pangkalan Brandan. Pada tahun 1892, kilang minyak di Pangkalan Brandan yang dibangun Royal Dutch mulai berjalan. Selanjutnya pada 1901 saluran pipa Perlak-Pangkalan Brandan selesai dibangun. Baru pada 1945, lapangan minyak sekitar Pangkalan Brandan diserahkan pihak Jepang atas nama sekutu kepada bangsa Indonesia. Sejarah Pangkalan Brandan yang panjang sempat membuat masyarakat menolak keputusan Pertamina itu.
Kilang Dumai/ Sei Pakning di Riau
Kapasitas kilang Dumai mencapai 127.000 barel per hari. Berbagai produk bahan bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai - Sungai Pakning dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air dan manca negara. Kilang ini dimiliki oleh Pertamina dengan nama Pertamina Unit Pengolahan II Dumai.
Kilang Plaju, Sumatera Selatan
Kilang minyak miliki Pertamina ini memiliki kapasitas produksi mencapai 133.000 barel per hari. Kilang ini terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene.
Kilang Cilacap
Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini merupan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air.
Kilang tersebut milik Pertamina dengan nama Pertamna Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Kapasitas kilang ini mencapai 5.000 barel per hari, sayangnya kilang ini sudah ditutup sejak awal 2007 karena tidak cukupnya pasokan minyak mentah maupun gas. Apalagi kilang ini sudah sangat tua sekali. Unit pengolahan minyak Pangkalan Brandan memiliki sejarah panjang sebagai pelopor dimulainya eksplorasi minyak di Indonesia. Pangkalan Brandan sudah ada sejak 1883, ketika konsesi pertama pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko J.Zijlker untuk daerah Telaga Said dekat Pangkalan Brandan. Pada tahun 1892, kilang minyak di Pangkalan Brandan yang dibangun Royal Dutch mulai berjalan. Selanjutnya pada 1901 saluran pipa Perlak-Pangkalan Brandan selesai dibangun. Baru pada 1945, lapangan minyak sekitar Pangkalan Brandan diserahkan pihak Jepang atas nama sekutu kepada bangsa Indonesia. Sejarah Pangkalan Brandan yang panjang sempat membuat masyarakat menolak keputusan Pertamina itu.
Kilang Dumai/ Sei Pakning di Riau
Kapasitas kilang Dumai mencapai 127.000 barel per hari. Berbagai produk bahan bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai - Sungai Pakning dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air dan manca negara. Kilang ini dimiliki oleh Pertamina dengan nama Pertamina Unit Pengolahan II Dumai.
Kilang Plaju, Sumatera Selatan
Kilang minyak miliki Pertamina ini memiliki kapasitas produksi mencapai 133.000 barel per hari. Kilang ini terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene.
Kilang Cilacap
Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini merupan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air.
Kilang Balikpapan
Kilang yang berada di Kalimantan Timur memiliki kapasitas produsi sebanyak 260.000 barel per hari.
Kilang yang berada di Kalimantan Timur memiliki kapasitas produsi sebanyak 260.000 barel per hari.
Kilang Kasim
Berdasarkan data Pertamina, kilang BBM Kasim dibangun diatas areal seluas kurang lebih 80 HA. dan terletak di desa Malabam kecamatan Seget kabupaten Sorong Papua bersebelahan dengan Kasim Marine Terminal (KMT) Petro China, kurang lebih 90 km sebelah selatan kota Sorong. Kilang tersebut mulai beroperasi sejak Juli 1997 sampai saat ini. Kilang BBM Kasim mengolah crude lokal produksi daerah kepala burung Papua.
Berdasarkan data Pertamina, kilang BBM Kasim dibangun diatas areal seluas kurang lebih 80 HA. dan terletak di desa Malabam kecamatan Seget kabupaten Sorong Papua bersebelahan dengan Kasim Marine Terminal (KMT) Petro China, kurang lebih 90 km sebelah selatan kota Sorong. Kilang tersebut mulai beroperasi sejak Juli 1997 sampai saat ini. Kilang BBM Kasim mengolah crude lokal produksi daerah kepala burung Papua.
Lokasi Kilang BBM ini dipilih disekitar area
Petro China dengan dasar pertimbangan:
- Menghemat Biaya Transportasi karena dekat dengan Sumber Bahan Baku (Crude) dan Pasar
- Mengurangi Biaya Investasi dengan memanfaatkan beberapa fasilitas yang tersedia diarea Petro China antara lain Dermaga, Acces Road, Tanki Dan Lain - Lain.
- Tersedianya Area dengan luas yang cukup untuk Pengembangan Kilang BBM Kasim diwaktu yang akan datang.
- Lokasi Kilang Di Tengah Hutan (Jauh Dari Pemukiman Penduduk).
Kilang BBM Kasim mempunyai kapasitas 10.000 barrel / hari, dirancang untuk mengolah Crude(minyak mentah) Walio (60%) dan Salawati (40%). Produk yang dihasilkan adalah :
- Fuel Gas : 969 Barrel / Hari
- Premium : 1.987 Barrel / Hari (Unleaded)
- Kerosene : 1.831 Barrel / Hari
- Ado (Solar) : 2.439 Barrel / Hari
- Residue : 3390 Barrel / Hari
Dari total produksi BBM RU VII dapat memberi kontribusi sekitar 15 % dari total kebutuhan MALIRJA (MALUKU & IRIAN JAYA).
- Menghemat Biaya Transportasi karena dekat dengan Sumber Bahan Baku (Crude) dan Pasar
- Mengurangi Biaya Investasi dengan memanfaatkan beberapa fasilitas yang tersedia diarea Petro China antara lain Dermaga, Acces Road, Tanki Dan Lain - Lain.
- Tersedianya Area dengan luas yang cukup untuk Pengembangan Kilang BBM Kasim diwaktu yang akan datang.
- Lokasi Kilang Di Tengah Hutan (Jauh Dari Pemukiman Penduduk).
Kilang BBM Kasim mempunyai kapasitas 10.000 barrel / hari, dirancang untuk mengolah Crude(minyak mentah) Walio (60%) dan Salawati (40%). Produk yang dihasilkan adalah :
- Fuel Gas : 969 Barrel / Hari
- Premium : 1.987 Barrel / Hari (Unleaded)
- Kerosene : 1.831 Barrel / Hari
- Ado (Solar) : 2.439 Barrel / Hari
- Residue : 3390 Barrel / Hari
Dari total produksi BBM RU VII dapat memberi kontribusi sekitar 15 % dari total kebutuhan MALIRJA (MALUKU & IRIAN JAYA).
Kilang Balongan
Kilang ini merupakan kilang paling terakhir dibangun Pertamina dari tujuh kilang yang dimiliki Pertamina. RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau. Kilang ini memproduksi seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara. Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Kilang ini merupakan kilang paling terakhir dibangun Pertamina dari tujuh kilang yang dimiliki Pertamina. RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau. Kilang ini memproduksi seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara. Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.