Radioaktifitas adalah
sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara
spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat
labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai
kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif
untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti,
partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel
gamma (γ) serta sinar x.
Radioaktif
atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu bentuk energi yang
dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui ruang atau materi
sebagai partikel / partikel ataupun gelombang elektromagnetik. Radioaktivitas
(juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana
ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia). Radiologi dimanfaatkan untuk
menunjang diagnosis penyakit. Dalam dunia kedokteran nuklir, prinsip radiologi
dimanfaatkan dengan memakai isotop radio aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Kemudian, isotop tersebut ditangkap oleh detektor di luar tubuh sehingga
diperoleh gambaran yang menunjukan distribusinya di dalam tubuh.
Selain
digunakan untuk mendiagnosis penyakit, radioisotop juga digunakan
untuk terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara pengobatan dengan memakai
radiasi. Terapi seperti ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker.
Pemberian terapi dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau mencegah
penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan stadium kanker.
1.
Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan
penunjang diagnostik menggunakan perangkat radiasi sinar pengion (sinar
x), untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi. Ahli dalam bidang ini
dikenal sebagai radiolog. Salah satu contoh radiodiagnostik
adalah rontgen, CT Scan, dan MRI. Radiodiagnostik dilakukan sebelum
melakukan radioterapi.
2.
Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis
menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan
kerusakan pada sel normal sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan
sumber radiasi tertutup pemancar radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas
elektron.
Selain
dalam bidang radiologi, dalam kedokteran nuklir juga memanfaatkan radioisotop
yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien secara inhalasi melalui saluan
pernafasan, melalui mulut maupun injeksi. Berbagai jenis radiofarmaka digunakan
untuk mempelajari berbagai jenis organ. Setelah masuk ke dalam tubuh,
radiofarmaka akan menuju ke organ tertentu. Karena senyawa tersebut dapat
memancarkan radiasi gamma, maka keberadaannya di dalam organ tubuh dapat
diketahui dengan pemantau radiasi, baik kinetik maupun distribusinya.
Pemantau
radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan ini berupa kamera gamma yang dapat
mendeteksi sinar gamma dari bagian tubuh pasien yang sedang diperiksa. Kamera
gamma merupakan peralatan kedokteran nuklir yang utama. Alat ini mampu
menghasilkan gambar atau mengukur fungsi dari organ yang sedang dipelajari.
Seringkali juga digunakan kamera gamma yang berputar untuk membuat gambar organ
tubuh dalam tiga dimensi. Penggunaan komputer yang dirangkai dengan kamera
gamma ini dapat membantu dalam interpretasi hasil pemeriksaan. Diagnosa yang
menghasilkan gambar ini dikenal dengan teknik pencitraan (imaging studies).
Kedokteran
nuklir dasarnya adalah prinsip perunut untuk mempelajari perubahan fisiologi
dan biokimia pada tingkat seluler bahkan molekuler dan dengan demikian ilmu
kedokteran nuklir banyak bersinggungan dengan ilmu kedokteran molekuler.
Dibidang
kedokteran nuklir informasi gambar yang didapat dari observasi distribusi
radiofarmaka dalam tubuh pasien yang dideteksi dengan menggunakan gamma kamera
yang dihubungkan dengan sistem komputer untuk menganalisa data-data yang
didapat.
1)
Radiofarmaka
Radiofarmaka adalah senyawa aktif yang
diberikan ke pasien peroral maupun parental untuk tujuan diagnostik maupun
terapi, merupakan sumber terbuka dan ikut metabolisme dalam tubuh. Suatu
radiofarmaka berupa isotop radioaktif misalnya Tl-201 atau berupa senyawa yang
dilabel dengan pembawa materi contoh I-131 Hipuran, Tc-99m DTPA.
2)
Radionuklida
Radionuklida yang digunakan di kedokteran
nuklir adalah hasil produksi dari reaktor nuklir seperti I-131, Cr-51 dan
cyclotron seperti Tl-201, In-123 namun harganya jauh lebih mahal dibanding
dengan reaktor nuklir atau melalui generator dengan mengilusi isotop induk.
Contoh yang paling dikenal dari radionuklida yang berasal dari generator adalah
Tc-99m yang diilusi dari isotop induk Mo-99 yang pemakainnya paling banyak di
kedokteran nuklir
3)
Zat
Pembawa
Untuk membawa aktifitas ke organ yang akan
diperiksa diperlukan senyawa yang mempunyai spesitas terhadap organ tersebut
yang biasanya disebut zat pembawa. Zat pembawa adalah unsur / zat yang dapat
mengikat radionuklida dan membawa ke organ yang akan diperiksa dan
dimetabolisir oleh organ tersebut.
Kemajuan dalam bidang bioteknologi sangat membantu dalam perkembangan
kedokteran nuklir baik dalam jumlah dan produksi dan jenis zat pembawa tetapi
juga teknik-teknik labeling senyawa tersebut berkembang pesat. Sebagaimana
radionuklida zat pembawa ini juga harus mempunyai kriteria sebagai unsur dari
radiofarmaka, yaitu :
·
Mudah dilabel dengan radionuklida serta
mudah preparasinya tanpa merubah sifat biologisnya terutama biodistribusi dalam
tubuh.
·
Harus terakumulasi atau teralokasi
sebagian besar di organ yang akan diperiksa.
·
Harus bisa dieliminasi dari tubuh dengan
waktu paruh yang sesuai dengan lamanya pemeriksaan.
Berbagai
jenis radioisotop digunakan untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai penyakit
antara lain Teknesium-99 (Tc-99),Talium-201 (TI-201), Iodin-131 (I-131),Natrium-24
(Na-24),Xenon-133 (Xe-133), Fosforus-32 (P-32), dan besi-59 (Fe-59).
§ Teknetum-99 (Tc-99) yang
disuntikkan kedalam pembuluh darah akan akan diserap terutama oleh jaringan
yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru.
§ Sebaliknya,
Talium-201 (TI-201) terutama akan diserap oleh jaringan sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itu digunakan bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung.
§ Iodin-131 (I-131)
diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari
otak. Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.
§ Iodin-123 (I-123)
adalah radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang memancarkan sinar gamma yang
digunakan untuk mendeteksi penyakit otak.
§ Natrium-24 (Na-24)
digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah. Larutan NaCl yang
tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan aliran
darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat
diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah.
§ Xenon-133 (Xe-133)
digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru.
§ Phospor-32 (P-32)
digunakan untuk mendeteksi penyakit mata, tumor, dan lain-lain. Serta dapat
pula mengobati penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukan sel darah
merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya isotop P-32 disuntikkan ke dalam
tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat
pembentujan sel darah merah pada sum-sum tulang belakang.
§ Sr-85
untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
§ Se-75
untuk mendeteksi penyakit pankreas.
§ Kobalt-60 (Co-60)
sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan kanker. Karena sel kanker lebih
sensitif (lebih mudah rusak) terhadap radiasi radioisotop daripada sel normal,
maka penggunakan radioisotop untuk membunuh sel kanker dengan mengatur arah dan
dosis radiasi.Kobalt-60 (Co-60)
§ Skandium-137 (Cs-137),
radiasinya digunakan untuk sterilisasi alat-alat medis.
Daftar Pustaka
Kadir, Fara. 2013.
Proteksi Radiasi dalam Bidang Kedokteran Nuklir. [Online]. Tersedia: http://farakadir.blogspot.co.id/2013/11/proteksi-radiasi-dalam-bidang.html.
[21 November 2016].
Anonim. 2011. Radioaktif
dalam Bidang Kedokteran dan Kesehatan. [Online]. Tersedia: http://jawigo.blogspot.co.id/2011/07/radioaktif-dalam-bidang-kedokteran-dan.html.
[21 November 2016].
Yunanta, Ivan David.
2015. Manfaat Radioisotop dalam Kehidupan Sehari-hari. [Online]. Tersedia: http://ivan15037.web.unej.ac.id/2015/08/16/manfaat-radio-isotop-dalam-kehidupan-sehari-hari/.
[21 November 2016]
@A13-RIFKA
BalasHapusPOINT 3
alhamdulillah ya sesuatu~