kali ini kita kebagian nulis artikel tentang “Sistem Kesetimbangan Heterogen” dan
“Kesetimbangan Dalam Sistem Larutan” nih teman-teman. Disimak yaaaJ
Suatu sistem
kesetimbangan dikatakan heterogen apabila dalam sistem tersebut mengandung
lebih dari satu fase. Seperti diketahui bahwa reaksi reversible dapat dicapai
tanpa mempermasalahkan wujud materi.
1.
Kesetimbangan Heterogen
Banyak
reaksi-reaksi kimia yang membentuk kesetimbangan berada pada fase yang tidak
homogen, di mana terdapat dua atau lebih fase hadir bersama-sama dalam satu
sistem kesetimbangan. Konsetrasi dalam kesetimbangan dinyatakan dalam satuan
mol zat per volume. Volume untuk zat padat atau zat cair murni dapat diartikan
sebagai volume zatnya, bukan volume wadah. Oleh karena itu, konsetrasi untuk
sistem padatanatau zat cair murni dapat dinyatakan dalam kerapatan atau massa
persatuan volume.
Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan
mencapai suatu titik ketika konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk tidak lagi
berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul telah berubah dari pereaksi
menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan netto
konsentrasinya.
Pokok-pokok penting yang perlu diingat pada konstanta kesetimbangan yaitu K
adalah suatu konstanta untuk setiap reaksi selama suhunya tidak berubah. K
menentukan zat mana yang konsentrasinya lebih besar pada saat keetimbangan
produknya atau pereaksinya. Karena k ditentukan oleh konsentrasi pereaksi atau
produknya. K tidak tergantung dari banyaknya tingkat reaksi antara pada
mekanisme reaksinya.
Contoh dari kesetimbangan heterogen yaitu :
a.
Pemanasan CaCO3 dalam wadah tertutup
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
b.
Pelarutan endapan perak kromat
Ag2CrO4(s) → 2Ag(aq) + CrO42-(aq)
2. Kesetimbangan
Dalam Sistem Kelarutan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama),
serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut
dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut
dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion,
atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut
zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian,
larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair,
maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Tetapan kesetimbangan dan energi bebas
Tetapan kesetimbangan (K)
merupakan konstanta (angka/nilai
tetap) perbandingan zat ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi
kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya berubah
dengan pengaruh suhu.
Karena fasa padat (s) dan cair
(l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini tidak dilibatkan dalam
rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi nilai=1).
Ada dua macam tetapan
kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.
Perbedaannya:
1. KC parsial gas-gas yang diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat( gas & larutan).
2. KP diukur berdasarkan tekanan terlibat (khusus fasa gas).
Perbedaannya:
1. KC parsial gas-gas yang diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat( gas & larutan).
2. KP diukur berdasarkan tekanan terlibat (khusus fasa gas).
ENERGI BEBAS
. Energi bebas adalah jumlah maksimum
energi yang dibebaskan pada suatu proses yang terjadi pada suhu tetap dan
tekanan bebas. Energi bebas di lambangkan dengan ∆G. Pada suhu dan tekanan
tetap reaksi kimia akan berlangsung spontan menuju ke arah dengan perubahan
energy bebas yang lebih rendah sampai akhirnya mencapai keadaan setimbang.
- Entalpi
entalpi adalah kemampuan sistem
untuk memberikan energi berbentuk kalor(energi panas) dari sistem ke
lingkungan. paa tekanan konstan perubahan entalpi suatu sistem menunjukan
banyaknya kalor yang diberikan. perubahan ini diukur dengan kalori meter
terbuka(tekanan udara sistem = tekanan udara luar).
Dulu entalpi disebut isi kalor(heat content) dengan lambang H. kalor reaksi suatu reaksi kimia yang berlangsung pada tekanan konstan tidak lain adalah perubahan entalpi ∆H itu. untuk benda yang berubah suhunya tanpa mengalami reaksi atau perubahan fase, perubahan entalpi per satuan suhu aadalah kapasitas panas benda itu pada tekanan tetap.
Dulu entalpi disebut isi kalor(heat content) dengan lambang H. kalor reaksi suatu reaksi kimia yang berlangsung pada tekanan konstan tidak lain adalah perubahan entalpi ∆H itu. untuk benda yang berubah suhunya tanpa mengalami reaksi atau perubahan fase, perubahan entalpi per satuan suhu aadalah kapasitas panas benda itu pada tekanan tetap.
Entalpi gas ideal, solid, dan
liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada temperatur dan tekanan
ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat menyederhanakan
perhitungan entalpi.
Contoh :
1 mol gas ideal pada suhu
tertentu mengisi volume 10 L. Dalam wadah tersebut, gas memiliki banyak keadaan
mikro yang tersedia daripada dalam volume 1 L, sehingga entropi posisional
lebih besar dalam volume yang lebih besar.
Jadi dapat dinyatakan bahwa :
Svolumebesar > Svolumekecil
Oleh karena tekanan berbanding
terbalik dengan volumenya, maka entropi dapat diungkapkan dalam kaitannya
dengan tekanan sistem sebagai berikut :
Stekananrendah >
Stekanantinggi
Dampak dari entropi dipengaruhi
oleh tekanan, maka energi bebas juga dipengaruhi oleh tekanan. Kebergantungan
energi bebas terhadap tekanan dirumuskan dalam bentuk persamaan berikut.
G = G° + RT In (p)
Keterangan :
G° = energi bebas suatu gas pada tekanan 1 atm
G = energi bebas gas
pada tekanan tertentu
R = tetapan gas
universal
T = Suhu mutlak
- Entropi
Entropi adalah
salah satu besaran
termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi
adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu
lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang
panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses
reversibel/bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan
bahwa energi tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi
yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka
secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama
kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan. Pada termodinamika klasik,
konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua termodinamika, yang menyatakan
bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu bertambah atau tetap
konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan suatu proses,
apakah proses tersebut cenderung akan "terentropikan" atau akan
berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan bahwa energi
panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi
ke daerah yang suhunya lebih rendah.
Kelarutan Elektrolit
Kelarutan didefinisikan sebagai: Kemampuan suatu
zat melarut ke dalam sejumlah pelarut pada 25°C. Kemampuan melarut sering
dinyatakan sebagai “jumlah normal zat” dalam larutan. Oleh sebab itu kelarutan
sering dimaksudkan sebagai jumlah normal zat terlarut di dalam sejumlah pelarut
pada suhu tertentu. Larutan yang mengandung jumlah normal zat terlarutnya pada
suhu tertentu disebut larutan jenuh. Larutan yang mengandung di bawah dan di
atas jumlah normal zat terlarutnya disebut larutan tak-jenuh, dan larutan
lewat-jenuh. Pelarutan merupakan suatu proses masuk dan menyebarnya partikel
zat terlarut ke dalam pelarut. Untuk elektrolit padat.
Kelarutan sebagai Sistem Kesetimbangan
Banyaknya zat padat yang dapat melarut ke dalam
sejumlah pelarut memiliki batas, yakni dengan terbentuknya larutan-jenuh dan
sisa yang tak melarut tetap berupa padatannya. Meskipun sukar diamati secara
langsung, namun sebenarnya antar partikel terlarut dan partikel padatan terjadi
kesetimbangan, yakni ada partikel padatan yang melarut yang diimbangi oleh
partikel terlarut yang membentuk padatan. Proses pelarutan
umumnya dianggap sebagai proses fisis, namun terhadap kristal-ion, proses
pelarutan sesungguhnya melibatkan pemecahan/pemutusan ikatan kimia antar ion
dalam kisi kristal dan pembentukan ikatan baru antara ion dan molekul pelarut.
Atas alasan ini, pelarutan kristal ion dianggap sebagai proses kimia.
DAFTAR PUSAKA :
Irawati, Ani. “Kesetimbangan Hetergogen”. April 07, 2011. http://ani-irawati.blogspot.co.id/2011/04/kesetimbangan-heterogen.html
Wijaya, Karna. “Contoh-Contoh Kesetmbangan Heterogen”. April 19, 2016. http://karnawikipedia.blogspot.co.id/2016/04/kesetimbangan-heterogen.html
Admin. “Gejala Kelarutan”. may 19, 2016. http://artikeltop.xyz/kelarutan-elektrolit-dan-kelarutan-sistem-kesetimbangan.html
“Pengertian Kesetimbangan dan Larutan”. September 21, 2016. https://wenywidiyanti.wordpress.com/materi/kesetimbangan-dan-larutan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.