Oleh : Yosep Setiawan Indonesia
is a country crossed by the equator and located between two continents, Asia
and Australia and between the Pacific Ocean and the Indian Ocean . Indonesia is
the largest archipelago in the
world comprising of 13 466 islands . Indonesia has the potential wealth of natural energy . Biomass energy include wood , waste agricultural / plantation / forests , the organic components of industrial , household , and livestock manure . Biomass energy can be converted into energy in the form of liquid fuel , gas , heat , and electricity .
Ø Definisi Energi
Hijau
Definisi energi
hijau paling sederhana adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang
lebih ramah lingkungan (hijau) dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara,
minyak, dan gas alam). Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan
dengan istilah energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar
karena energi yang berkelanjutan juga mencakup teknologi untuk meningkatkan
efisiensi energi.
Ø Potensi Energi Hijau di Indonesia
Beberapa
pendapat mengemukakan bahwa energi hijau adalah energi bersih yang tidak
mencemari atau menambah polutan ke atmosfer. Energi ini bisa berasal dari air,
hydrothermal, hydropower, geothermal, angin, matahari, sampah, biomass,
biofuel, hingga gelombang. Salah satu yang termasuk energi hijau adalah
biofuel. Di masa datang, semua energi hijau harus menjadi kebijakan utama
pengembangan dan pemanfaatan energi. Dalam rangka mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Kebijakan
tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif
pengganti bahan bakar minyak. Konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Terkait dengan pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (BBN), mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah
mengeluarkan instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 mengenai penyediaan dan
pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Pemanfaatan
energi terbarukan di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori. Yang
pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti
biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah
dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin.
Dan yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru saja
sampai pada tahap penelitian, seperti energi pasang surut.
1. Potensi Energi Biomassa
Energi ini
berasal dari bahan organik dan sangat beragam jenisnya. Sumber energi biomassa
dapat berasal dari tanaman perkebunan atau pertanian, hutan peternakan atau bahkan
sampah. Energi ini mampu menghasilkan panas, membuat bahan bakar dan
membangkitkan listrik. Energi biomassa ini pun telah mulai digunakan di
sejumlah daerah, seperti Banjarmasin, beberapa wilayah di Sumatera serta NTB,
khususnya untuk keperluan pembangkit listrik. Energi listik itu sendiri
dihasilkan dari pembakaran limbah pada tungku pemanas.
2. Potensi Energi Bio Ethanol
Energi
Bioethanol digunakan sebagai substitusi sebagian atau keseluruhan bahan bakar
bensin. Bioethanol dapat dihasilkan dari tumbuhan yang mengandung hidrokarbon
tinggi. Kelebihan energi bioethanol ini adalah mampu meningkatkan angka oktan
pada bahan bakar sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja mesin modern.
Keuntungan yang lain adalah rendahnya emisi gas berbahaya hasil pembakaran dari
pada gas buang hasil pembakaran bensin. Bioetanal cukup potensial dikembangkan
di Indonesia mengingat potensi lahan yang cukup luas untuk pengembangan bahan
baku pembuatan etanol. Bioethanol merupakan etanol atau bahan alkohol hasil
proses fermentasi. Perkembangan bioetanol ini juga akan dapat menghemat devisa
dari pengurangan impor premium.
3. Potensi Energi Bio Diesel
Biodiesel adalah
bahan kimia yang dipakai sebagai chemical additive untuk minyak diesel atau
sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan karena berasal dari minyak
tumbuh-tumbuhan. Bio diesel dihasilkan dari minyak nabati, lemak hewani,
ganggang atau bahkan minyak goreng bekas sebagai bahan bakar kendaraan. Namun
bila diproduksi dalam skala besar akan meningkatkan beban lingkungan karena
budidaya monokultur atau perkebunan dengan satu jenis tanaman dapat mengurangi
produktivitas lahan serta mengganggu keseimbangan ekosistem. Kelemahan
penggunaan biodiesel atau ethanol murni sebagai bahan bakar kendaraan adalah
perlu modifikasi pada mesin karena ethanol dan biodiesel antara lain akan
bereaksi dengan karet dan plastik konvensional.
4. Potensi Energi Biogas
Gas ini berasal
dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,
kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik
digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi
alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil (Agung
Pambudi, 2008). Biogas adalah campuran gas-gas dari biomasa yang dihasilkan dan
menggunakan bakteri melalui proses fermentasi bahan organik dalam keadaan
anaerob (tanpa oksigen).
5. Potensi Energi dari Sampah
Sampah di
Indonesia diperkirakan hanya mempunyai nilai kalor 1.000-2000 kkal/kg dan jauh
dibawah LHV biomass yang 15-20 MJ/kg. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa
nilai kalor sampah di Indonesia mencapai adalah 3.000-4.000 kkal/kg. Menurut
prediksi harga listrik dari sampah dapat dijual ke PLN adalah Rp 400/kWh. Dengan
demikian sampah akan menjadi salah satu sumberdaya berharga untuk bisnis masa
depan. Selain teknologi, aspek ke-ekonomian, tentu peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah sangat-sangat dibutuhkan untuk menciptakan kota/desa yang
bersih. Di Indonesia PT PLN bersama Pemerintah Kabupaten Bandung membangun
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS), merupakan project pertama di
Indonesia, dimana sampah sebagai bahan baku pembangkit energi (Widiono, 2007).
6. Potensi Energi Angin
Potensi energi
angin di Indonesia secara umum kecil, karena kecepatan angin pada umumnya rendah
yaitu 3-5 m/detik. Akan tetapi, hal ini sudah memadai untuk pembangkit listrik
skala kecil. Untuk skala pedesaan, tenaga angin dapat menghasilkan 0,5 MW.
7. Potensi Energi Surya
Potensi energi
surya pada umumnya di Indonesia dengan radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m2.
8. Potensi Energi Air
Indonesia
mempunyai sungai dan air terjun sangat banyak yang berpotensi besar tenaga air.
Secara teoritis, tenaga air diperkirakan mencapai 75.000 MW. Potensi tenaga air
bervariasi dari 200 kW sampai dengan 10 MW, yang diupayakan dari tenaga air
yang memutar turbin/kincir pembangkit.
9. Potensi Energi Panas Bumi
Indonesia
merupakan daerah vulkanik, potensi panas bumi terdapat di sepanjang pulau
Sumatra, Jawa-Bali, NTT, NTB, menuju laut Banda, Halmahera dan Sulawesi.
Penelitian menunjukkan bahwa sepanjang jalur tersebut terdapat 70 daerah sumber
energi panas bumi yang mempunyai prospek untuk dikembangkan dengan potensial
total sebesar 19.658 MW. Namun pengembangan panas bumi ini masih terhambat
terutama karena jarak sumber panas yang jauh dari pusat pengguna dan sebagian
berada di kawasan hutan lindung (Menurut Undang-Undang No. 5/1990 tidak
dibenarkan untuk eksploitasi).
10. Potensi Energi Samudera
Energi samudera
adalah energi yang berasal dari gelombang samudra, energi pasang surut, dan
energi perbedaan suhu laut. Energi yang terkandung dalam gelombang, berkisar
antara 20 – 70 kW/m, yang diukur pada rata-rata garis depan gelombang. Dengan
kata lain, gelombang sepanjang 1 km dapat menghasilkan 20-70 MW. Potensi energi
pasang surut dan perbedaaan suhu laut masih memberikan harapan yang baik,
meskipun belum banyak diteliti untuk dimanfaatkan.
Ø Program pemerintah 2000 desa mandiri energi
Desa Mandiri
Energi adalah desa yang dapat menyediakan energi bagi desa itu sendiri,
sehingga bisa membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan menciptakan
kegiatan-kegiatan produktif. Desa Mandiri Energi juga merupakan desa yang
menjadi percontohan penggunaan energi terbarukan. Terdiri dari dua jenis sumber
energi yaitu: desa yang dikembangkan dari energi terbarukan non nabati, seperti
energi mikrohidro, tenaga surya dan atau biogas, dan desa yang menggunakan
energi nabati seperti biofuel. Menurut Mentri ESDM, target pemerintah
terbentuknya 2000 Desa Mandiri Energi sampai akhir masa Kabinet Indonesia
Bersatu (KIB) pada 2009 (Yusgiantoro, 2007). Hal ini didasari oleh pidato
Presiden pada saat rapat terbatas agar jumlah Desa Mandiri Energi ditingkatkan
dari 140 desa pd th 2007, menjadi 200 desa pada th 2008 hingga pada akhir masa
kabinet ditingkatkan menjadi 2.000 desa, dengan rincian masing-masing 1.000
desa untuk setiap jenisnya. Mentri ESDM juga menekankan bahwa Desa Mandiri
Energi bukan desa tertinggal, melainkan desa yang diharapkan bisa mandiri
secara energi, dan menjual kelebihan energinya ke pihak lain.
Ø Penutup
Penelitian dan
pengembangan perlu membuat terobosan untuk menjadikan sumber energi hijau dan
terbarukan segera dapat dimanfaatkan secara nyata. Terobosan tersebut harus
menyangkut aspek kebijakan riset, pengembangan dan penerapan teknologi
pemanfaatan energi terbarukan yang dapat diaplikasikan dengan mudah dan
menghasilkan energi yang murah. Bahan bakar nabati berbeda dengan bahan bakar
dari fosil, karena sifatnya yang mudah diperbaharui, tidak mencemari lingkungan,
kontinuitasnya terjamin, dan bisa menjadi mesin penggerak ekonomi masyarakat,
membuat Green Energy sangat relevan dan mendesak untuk segera direalisasikan
pengembangannya. Pengembangan teknologi tepat guna untuk menghasilkan energi
hijau dan energi terbarukan lainnya mutlak perlu diaplikasikan karena selain
memberi banyak harapan bagi petani, juga mengatasi persoalan limbah organik
dengan konsep zero waste serta pasokan energi untuk pengolahan pun lebih mudah
dengan biaya jauh lebih murah. Sehingga penggunaan BBM pun menjadi jauh
berkurang bahkan bisa ditiadakan dan akhirnya akan mengurangi emisi dan
pencemaran demi lingkungan yang lebih baik.
Ketika berbicara tentang pedesaan, hal pertama
yang terpikirkan adalah kehidupan masyarakat yang sangat sederhana, tergantung
pada alam dan miskin.
Hal yang perlu disadari adalah bahwa potensi
alam kita cukup besar bahkan jika dikelola dengan baik tidak akan habis dari
generasi ke generasi. Bangsa kita bukanlah bangsa pemalas dan tidak bisa
berhemat. Namun masyarakat Republik ini tidak mempunyai kesempatan untuk
memperbaiki kehidupannya.
Situasi krisis
energi kini makin mengemuka, ditandai oleh terbatasnya pasokan bahan bakar yang
mengakibatkan melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) (seperti solar,
bensin, minyak tanah dan lain-lain). Produsen listrikpun terkena dampak,
meskipun hanya 25 % pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil, namun secara
keseluruhan akan mempengaruhi biaya total.
Tentu saja kondisi ini sangat berdampak pada
roda ekonomi sebagaimana teori multiplier effect, terutama bagi
masyarakat kecil yang semakin menjadi miskin dan tidak berdaya. Mereka dapat
berswasembada, memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri bahkan sangat prospektif
untuk berusaha, yang secara tidak langsung akan meningkatkan ekonomi masyarakat
disamping tidak merusak lingkungan. Terdapat dua makna dalam berswasembada
energi yaitu memanfaatkan teknologi yang efisien dan menanamkan pola hemat
dalam pemanfaatan energy.
“Jika tidak memperhatikan masyarakat dalam memenuhi
energinya, jangan berpikir negeri ini akan berswasembada energi”
Ø Daftar Pustaka
Anonim.2015. Pengertian Energi Hijau
Siswiyanti
Yayuk. 2006. Pengembangan Energi Hijau
Tim Nasional
Pengembangan BBN. 2007. BBN, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai
Pengganti Minyak Bumi
Yusgiantoro, Purnomo. 2007.Pemerintah Targetkan 2.000 Desa Mandiri Energi.
Tanijogonegoro.
2013. Energi
Presiden
Republik Indonesia. 2006. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional
Pambudi. A. 2008. Pemanfaatan Biogas
Sebagai Energi Alternatif
Siswiyanti, Yayuk dan Jahi, Amri. 2006. Mengembangkan Kapasitas Masyarakat Pedesaan
Dalam Berswasembada Energi Melalui Pendidikan:
Pengembangan Energi
Hijau (Green Energy) sebagai Energi Alternatif,Jurnal penyuluhan
Vol.2,No 2 (2006): Jurnal Penyuluhan, http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43028/Yayuk%20Siswiyanti.pdf;jsessionid=5FC07934DF90A89BEB8F3D80FABEB2B8?sequence=1
Ayu (085)
BalasHapusSaran dan Kritik : Dengan adanya Desa mandiri hijau patut dicontoh bagi masyarakat maupun desa lain untuk berlomba lomba dalam penyediaan energi hijau sendiri. Hal tersebut dapat menjadi ajang sosialisasi terhadap masyarakat lain yang dapat berkaitan dengan energi hijau yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui lagi. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang luas sehingga dapat dikelola maupun dimanfaatkan sebagai energi hijau yang dapat menghasilkan gas, listrik, maupun energi lainnya.
Pertanyaan : Apa saja dampak positif maupun dampak negatif dalam penggunaan energi hijau ini ?
anto erdiyanto 075,
BalasHapusuntuk potensi energi dari sampah,di indonesia jumlah penduduknya kan banyak nih.dan persoalan sampah di indonesia sampai sekarang belom tertangani,menurut pak yosep potensi untuk penanganan sampah di indonesia ada ,bagaimana caranya ???? apakah sudah ada penanganan serius dari pemerintahannya ???
trmksih.......
VindiAf(070)
BalasHapusKomentar:
Menurut Saya mengenai energi hijau dari Air sungai di Indonesia ini sedikit banyaknya sungai tersebut sudah tercemar
Pertanyaan:
Menyambung komentar saya, bagaimana cara penanganannya?
Iqbal (008)
BalasHapusPengertian dari energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari bahan yang lebih ramah lingkungan. Banyak potensi yang ada di indonesia dari energi hijau itu sendiri.
Pertanyaan nya: di indonesia itu banyak potensi dari energi hijau tapi kita kurang memanfaatkan nya, nah bagaimana cara nya agar kita dapat memanfaatkan sumber energi hijau secara maksimal sehingga memperoleh hasil yang maksimal..?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRaafi (064)
BalasHapusenergi hijau memang lebih ramah lingkungan maka dari itu kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari supaya lingkungan ini tetap terjaga .
bahan apa saja yang bisa kita gunakan untuk energi hijau yang ramah lingkungan ?
Agus darmawan 029
BalasHapusSaya sangat setuju seharusnya indonesia dapat memanfaatkan sumber daya yang melimpah ini untuk di jadikan energi ramah lingkungan.
Pertanyaan saya bagaimana proses terjadinya energi pada sumber energi samudra.?
Sandi (048)
BalasHapusKomentar:
Langkah pemerintah sudah sangat bagus, dan semoga kedepannya bisa lebih diperluas lagi programnya ke pelosok2 daerah supaya lebih merata
Pertanyaan:
Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai masyarakat terhadap program pemerintah tersebut
Muhammad Andi Yusuf (yusuf-002)artikel yang sangat menaarik menurut saya untuk menambah pengetahuan
BalasHapuspertanyaannya potensi limbah sampah kenapa sampai sekarang diindonesia masih terus sulit untuk pernolahan samapah padahal kalau bisa digunakan untuk energi terbarukan kenapa samapai saat ini indonesia masih belum bisa memanfaatkanpotensi energi tersebut ?
yulius(074)
BalasHapusTerimakasih postingannya,, sangat membantu,,
semoga bisa diperluas dan diterapkan dengan baik