Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan,
adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain
produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa
berbahaya.
Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 pollution preventon Act (undang-undang pencegahan pencemaran) telah disahkan di amerika serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum terjadi.
Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 pollution preventon Act (undang-undang pencegahan pencemaran) telah disahkan di amerika serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum terjadi.
Bioremidasi merupakan penggunaan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremidasi terjadi, enzim-enzim
yang di produksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan. Pristiwa ini disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi saat polutan beracun
terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Jenis-jenis bioremediasi
Jenis-jenis
bioremidasi adalah sebagai berikut.
·
Biostimulasi
Nutrient dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam
air ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan
aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
·
Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan ertentu
ditambahkan kedalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering
digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa
hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan, sangat sulit untuk mengontrol
kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan
optimal, para ilmuan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait
dalam bioremidasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan kelingkungan yang asing
kemungkinan sulit untuk berdaptasi.
·
Bioremidiasi intrinsic
Bioremidiasi intrinsic jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau
tanah yang tercemar.
Komputasi hijau adalah kajian dan praktik penggunaan
sumber daya computer secara efesien. Sasaran primer program-program tersebut
adalah pencakupan TBL (triple bottom line: manusia, plnet, laba),
suatu pengembangan spectrum nilai dan kreteria untuk pengukuran kesuksesan
organisasi. Sasarannya antara lain adalah mengurangi penggunaan bahan-bahan
berbahaya, memaksimalkan efesiensi energy selama umur produk, dan meningkatkan
daur ulang serta biodegradasi bagi produk gagal dan limbah pabrik.
System TI
modern bergantung pada campuran rumit manusia, jaringan, serta perangkat keras.
Karenanya, suatu prakarsa komputasi hijau harus bersifat sistematis dan
ditujukan bagi masalah yang semakin rumit. Unsur-unsur dari solusinya dapat
berupa kepuasan pengguna akhir, restrukturisasi manajemen, kepatuhan terhadap
regulasi, pembuangan limbah elektronik, telecommuting, virtualisasi sumber daya
server, penggunaan energy, solusi thin client, serta ROI (return on
investment).
Bisa
dikatakan kimia hijau adalah pengetahuan basi karena hasil kolaborasi dari
beragam disiplin ilmu kimi yang telah mapan sebelumnya. Tapi yang menjadikan
dia bersinar dilingkup disiplin kimia adalah konsepnya. Pradigma kimia hijau
ini telah mengundang dan menuntun para ilmuwan untuk mengembangkan inovasi
proses kimia yang menggeser, menambah/mengurangi atau memperbaharui proses
kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun
manusia tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi.
History
The term
green chemistry was first used in1991 by P.T. Anastas in a special program
launched by the US Environmental protection Agency (EPA) to implement
sustainable development in chemistry and chemical technology bt industry,
academia and government. In 1995 the annual US Presidential Green Chemistry Challenge
was announced. Similar awards were soon established in European countries. In 1996
the working Party on Green chemistry was created, acting within the framework of
International Union of Applied and pure chemistry. One year later, the green
chemistry institute (GCI) was formed with chapters in 20 countries of
facilitate contact between governmental agencies and industrial corporations
with universities and research institutes to design and implement new
technologies. The tirst conference highlighting green chemistry was gies. The first
conference highlighting green chemistry was held in Washington in1997. Since
that time other similar scientific conferences have soon held on a regular basis.
The first books and journals on the subject of green chemistry were introduced
in the 1990s, including the journal of clean proceses and proshcts
(springer-verlag) and green chemistry, sponsore by the royal society of
chemistry.
Green
Analtical Chemistry
Development of
analytics and environmental monitoring leads to better knowledge of the state
of the environment and the processes that take place in it, due to the
introduction into an analytical practice
ice new methodologies and new measuring techniques for identification and
determination of trace and micro-trace compositions have enabled the discovery
of the following important facts:
·
Acidifying
the particular elements of the environment,
·
The
existence of stratospheric ozone depletion phenomenon,
·
Designation
of long term trends in changes of trace components in atmospheric air,
·
Increase
of conceration level of so called persistent organic pollutan (POPs), I, e.
compoundsbelonging to dioxins (PCDD,PCDF), polychlorinated biphenyls (PCBs) and
others,
·
Examination
of pollutant bioaccumulation in this sues of organism steps of the trophic
chain.
This branch
of analytical chemists creats many challenges. The most important are follows:
·
Low
and very low concentration levels of analytes,
·
The
existence of time and space fluctuations of analytes in the investigated media,
·
A
broad rage of concentration of analtes belonging to the same group of
compounds,
·
The
possibility of the presence of interfering compounds, frequently with similar
chemical structure and properties.
The irony is
that the analytical methods used to assess the state of environmental pollution
may in fact be the source of emission of great amount of pollutans negatively
influencing the environment. This is connected with the necessity of using
considerable amounts of chemical compounds in successive steps of applied
analytical procedures.
Paul anastas
mengonsep beberapa hal mengenai green chemistry atau kimia hijau. Green chemistry
itu sendiri merupakan suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari
sebuah produk ataupun proses yang mengurangi penggunaan dan penghasilan zat-zat
berbahaya. Sengkan, environmental chemistry lebih menekan pada fenomena
lingkungan yang telah tercemar oleh subtansi-subtansi kimia tersebut, berikut
merupakan 12 konsep dari green chemistry.
1. Mencegah terbentuknya sampah sisa
proses kimia dengan cara merancang sintesa kimia yang mencegah terbentuknya
sampah atau polutan.
2. Merancang bahan kimia dan produk
turunanya yang aman yang menghasilkan produk lama yanh efektif tapi tanpa atau
rendah efek folusinya.
3. Merancang sintesa kimia yang jauh
berkurang efek bahayanya, berarti merancang proses dapat menggunakan dan
menghasilkan senyawa yang memiliki sedikit atau tanpa efek beracun terhadap
manusia dan lngkungan.
4. Memanfaatkan ataupun proses kimia
dari material terbaharuka, bahan baku dari produk agrikultur atau aquakultur bias
dikatakan sebagai bahan tak dapat diperbaharui.
5. Menggunakan katalis. Reaksi yang
memanfaatkan katalis. Memiliki keunggulan karena hanya menggunakan sedikit
material katalis untuk mempercepat dan menaikan produktifitas dan proses daur
reaksi.
6. Menghindari proses derevitasi
terhadap senyawa kimia. Artinya menghindari tahapan pembentukan senyawa antara
atau derivate ketika melakukan reaksi, karena agen derivate tersebut menambah hasil samping atau
hanya terbang percuma sebagai sampah.
7. Memaksimalkan ekonomi atom dengan
jalan merancang proses sehingga hasil akihir mengandung proporsi maksimum
terhadap asupan awal proses sehingga tidak menghasilkan atom.
8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi
yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut, agen
pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya. Pelarut digunakan seminimal mungkin
dan tidak menimbulkan masalah pencemaran atau kerusakan terhadap lingkungan dan
atmosfer. Air adalah contoh pelarut segala (universal salvent) yang ramah
lingkungan.
9. Meningkatkan efesiensi energy yaitu
melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi alamiah,
misalnya suhu ruang dan tekanan atmosfer.
10. Merancang bahan kimia dan produknya
yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau
tidak terakumulasi setelah digunakan.
11. Analisis pada waktu bersamaaan dengan
proses produksi untuk mencegah polusi. Dalam sebuah proses, dimasukan tahapan pengawasan
dan pengandalian bersamaan dengan dan sepanjang proses sintesis untuk
mengurangi pembentukan produk samping.
12. Memperkecil potensi kecelakaan yaitu
merancang bahan kimia dan wujud fisiknya yang dapat meminimalkan potensi
kecelakaan kimia misalnya ledakan,kebakaran, atau pelepasan racun kelingkungan.
Terdapat beberapa
hal penting yang di garis bawahi pada green chemistry ini, yaitu:
·
Pengurangan
jumlah limbah dari sumbernya
·
Penggunaan
katalis untuk mengefesienkan bahan kimia yang digunakan
·
Penggunaan
bahan kimia yang tidak beracun
·
Penggunaan
energy yang dapat diperbaharui
·
Pengembangan
efesiensi atom
·
Penggunaan
siste, “solvent free” atau pelarut yang dapat diperbaharui oleh lingkungan
5 masalah dunia yang dapat diperbaiki
green chemistry:
1. Kekurangan energy
Masalah kekurangan energy di dunia, dipengaruhi oleh factor-faktor yang
dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan sperti karbondioksida,
menipisnya lapisan ozon, dampak penembangan serta bahan beracun disekitar kita.
Untuk masalah kekurangan energy ini green chemistry dapat menjadi pendorong
dalam pembuatan energy alternative seperti photovoltaic. Rekayasa bahan bakar hydrogen,
bahan bakar nabati ata biologis dan yang lainnya. Selain itu gerakan green
chemistry lain ialah meningkatkan pemakaian katalis yang tepat dan mampu
mengefesienkan pemakaian enrgi, sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong
otomatis pemakaian energy dapat dihemat.
2. perubahan iklim global
perubahan iklim, enaikan suhu lautan, kimia stratosfir, dan pemasang
global adalah bidang kajian yang digarap oleh teknologi green chemistry
3. sumber daya alam yang menipis
eksploitasi yang berlebihan ata sumber daya alam tak terbaharui,
menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memperhatinkan. Oleh karena itu
pemakaian bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian green chemistry. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan melalui green chemistry ialah sintesis bahan bakar yang
dapat diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi
biomassa, teknologo nanosains, biosolar, efesiensi karbondioksida, zat kimia
dan pengolahan limbah.
4. Kekurangan pangan
Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi pun melemah. Sayangnya
metode pertanian sekarang tak mampu lagi mengatasi masalah pangan di masa
mendatang. Untuk itu perlu adanya metode baru dalam mengatasi masalah pangan
ini dan green chemistry secara sains dapat berperan dalam teknologi produksi
makanan masa depan.
5. Lingkungan kita yang semakin terpolusi
Penerapan green chemistry pada sendi-sendi penelitian dan proses produksi
yang dilakukan secara konsisten dan tepat,dapat mengrangi bahkan menghilangkan
senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir dan lingkungan sekitar.
Referensi:
WARDENCKI
W_NAMIESNIK J. Some remarks on gas chromatographic challenges in the context of
green analytical chemistry. Pol. J. Envir.Stud, 11, 185, 2002.
HJERESEN D.
L,SCHUTTD. L, BOESE J. M. Green chemistry and education. J Chem. Educ. 12,
1543, 2000
Kimia hijau memang sangat berguna jika terus dikembangkan karena yang kita tahu, bahan kimia saat ini umumnya sangat berbahaya jika digunakan dengan tidak semestinya dan sisa produksi serta penggunannya yang juga sama berbahayanya bagi lingkungan serta kehidupan manusa
BalasHapusPertanyaannya, apa kimia hijau ini telah diterapkan dan apa saja produk yang telah dihasilkan
020-Bintang
Pazrin (001)
BalasHapusKomentar:
Untuk daftar pustaka, tidak dicantumkan penulis sumbernya, tahun dibuat sumbernya. saran saya lebih baik mencantumkan nama sumber jangan langsung memberikan link nya saja. Dan untuk artikel diatasa tata letak ataupun jarak dari terlalu pendek sehingga pembaca sedikit kesulitan dalam memahami dan membaca artikel diatas.
Pertanyaan:
Apakah penerapan konsep Kimia Hijau sudah berjalan atau belum? selaraskah dewasa ini dengan peruntukannya?
Iqbal 008)
BalasHapusSaya sangat setuju dengan artikel anda Kimia hijau sangat berguna sekali dalam mengurangi ketergantungan berlebih pada penggunaan kimia, kimi sangat berbahya bagi lingkungan dankesehatan manusia.
Pertanyaan nya apakah pada saat ini masyarakat telah mengerti akan berbahaya nya bahan kimia..?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTeddy 049
BalasHapusartikel nya lumayan membantu yah untuk menambah pengetahuan tentang kimia lebih dalam ..
pertanyaan : bagaimana cara supaya masyarakan tau tentang baik buruk nya kimia ?
wida(077)
BalasHapuskimia merupakan ilmu yang dapat membantu kita untuk berinovasi dalam melakukan perbaikan-perbaikan di bumi ini.
disini disebutkan tenteng modus operandi, apakah yang dimaksud dengan modus operandi?
Mungkin bisa di teliti lagi soal penulisannya dan juga daftar pustaka,mungkin bisa di kasih spasi dari pembahasan bahasa inggris dan indonesianya
BalasHapusApakah masyarakat mengerti akan manfaat dari kimia hijau ini? Dan bagaimana sosialisasinya?
Raafi (064)
BalasHapusartikel ini memberitahu kita tentang perkembangan ilmu kima salah satunya kimia hijau ini , kimia hijau ini mengajarkan kita bagaimana kegiatan kegiatan kita agar lebih ramah lingkungan .
sudahkah banyak orang yang tau tentang kimia hijau ini ?
Riswandi (071)
BalasHapusSangat membantu artikeli ini khususnya buat saya dan pembaca.
Pertanyaan :
1. Seberapa pentinkah pemerintah tentang kimia berkelanjutan ini?
penjelasan untuk artikel mohon untuk ditambahka struktur dan cara kerja nya, solusi yang ditawarkan dan perkembanganya
BalasHapusyulius(074)
BalasHapusterimaksih atas postinganya sangat membatu.
akan lebih baik apabila ada jeda diantara paragraf, sehingga memudahkan pembaca.