Pengertian dasar indusri petrokimia- Pembahasan kita kali
ini ialah suatu industri yang berkaitan erat dengan industri migas, industri
apakah itu? yah, tentunya industri petrokimia. Saat ini telah terdapat berbagai
macam perusahaan yang bergerak di industri petrokimia yang menghasilkan
berbagai macam produk yang tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita
sehari-hari, contohnya saja plastik, pakaian dan pupuk. Oke, kita langsung saja
ke topik pembahasan.
Apa itu petrokimia..???
Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada
pengolahan bahan kimia dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses
pengolahan minyak bumi dan gas bumi, dari pengertian tersebut jelas kita telah
mengerti mengapa kedua industri tersebut memiliki hubungan yaang erat. Pola
perkembangan industri petrokimia bergantung pada produk-produk hasil pengolahan
minyak dan gas bumi yang tersedia. Pada dasarnya, industri petrokimia terbagi
dalam tiga bagian besar, yaitu:
Produk petrokimia hulu.
Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar
(premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun
langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh
produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena,
benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya.
Produk antara.
Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan
petrokimia hulu dan selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi)
maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari
produk anatara ialah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida
dan sebagainya.
Produk petrokimia hilir.
Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi
produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis
produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat
kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai
jenis produk lain.
Industri Petrokimia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
berbasis Aromatik (Pohon Industri Petrokimia-Berbasis-Aromatik); Olefin (Pohon Industri Petrokimia Berbasis
Olefin); dan C1 (Pohon Industri Petrokimia Berbasis C1).
Aromatik
Senyawa ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk
selang-seling. Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat
nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet
sintetis).
Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk
farmasi.
Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar
pada pembuatan serat.
Olefin
Senyawa ini merupakan bahan baku utama dalam industri
petrokimia sehingga diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling
banyak digunakan ialah:
Etilena, jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis
produk seperi polietilena (plastik), PVC (untuk membuat pipa paralon), etilena
glikol (untuk bahan anti beku pada radiator mobil).
Propilena, jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk
petrokimia seperti butadina
(menghasilkan karet sintetis), gliserol (dapat digunakan pada pembuatan bahan
pelembab dan peledak), polipropilena (digunakan untuk pembuatan tali dan karung
plastik) dan isopropyl ( dapat digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti
aseton).
Industri Petrokimia Berbasis C1
Industri Petrokimia berbasis C1 (bersumber dari Natural Gas,
Condensate, Naphta) yang menghasilkan Synthetic Gas dan Methanol. Dari bahan
Synthetic Gas antara lain dihasilkan bahan obat/farmasi (Methyil Chloride);
kertas/buku tulis (Hydrogen Peroxyde); tekstil (Synthetic Fiber/Caprolactam);
pupuk (Urea/Amonia); peralatan makan/minum (Melamine Resin/Melamin), dan
sebagainya. Dengan demikian bahan dasar pembuatan pupuk urea sama dengan
piring/gelas Melamin.
Jenis Bahan Baku Petrokimia
1.Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang kompleks berupa
cairan berwarna coklat kehitaman dengan komposisi terbesar senyawa hidrokarbon
dan senyawa lain dalam jumlah relatif kecil seperti sulfur, logam-logam nikel,
vanadium, arsenit, serta impuritis lainnya.
Baik senyawa hidrokarbon maupun bukan senyawa hidrokarbon
keduanya akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan
dalam kilang minyak.
2.Gas Alam
Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh (CnH2n+2)
yang ditemukan dibawah permukaan bumi. Gas alam dapat ditemukan bersama-sama
dengan minyak bumi (non associated gas).
3.Senyawa-Senyawa Pengotor
Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan ada dalam minyak dan gas bumi adalah senyawa-senyawa sulfur atau
belerang yang terkandung di dalam minyak mentah maupun di dalam produk akhir
dan fraksi-fraksinya. Tipe senyawa-senyawa sulfur yang sering dijumpai dalam
minyak bumi adalah hydrogen sulfida (H2S), mercaptans yang terdiri dari metil
dan benzil mercaptans, metil sulfida, normal butil sulfida, metil disulfida,
sulfida-sulfida siklis, alkil sulfat, asam sulfonat, sulfoksida, sulfon dan
tiofena.
Manfaat Produk – Produk Petrokimia
Salah satu produk petrokimia misalnya aspal. Kita semua
pasti mengenal dan merasakan manfaatnya. Apa jadinya jika jalan tidak dilapis
aspal? dimusim hujan becek, dimusim kemarau berdebu. Kegunaan lain aspal
digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai bahan isolasi,
pelapis anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan campuran pada pembuatan
briket batubara.
2. Lilin
Hampir disetiap rumah tangga mengenal adanya lilin, yang
digunakan sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini oleh
pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully Refined White
Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut juga dapat
digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap
lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan
(moulding) dan tali rafia adalah produk yang sangat memasyarakat. Produk
tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam PP. Pertamina kini memasarkan
dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan Yarn Grade -F401.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri polywood
(formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan dimetil-tereptalate,
methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan bakar kendaraan bermotor
sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar pesawat, bahan bakar jenis
methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose, dyes, resin, insektisida,
dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein sintesis
dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Hati-hati dengan produk satu ini bukanlah sebagai minuman,
atau merupakan saudara kandung coca-cola yang di America serikat populer
disebut Cokes. Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka
petrlium cokes terdiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk
samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke
bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke, yang berfungsi sebagai reduktor
dalam proses peleburan timah, bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar karbon
pada industri logam. Satunya lagi adalah Calcined coke berguna sebagai
elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium Karbida
(CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan
penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada
industri baja (sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
· Low Aromatic White
Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer cat dan vernis, pelarut untuk
warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan pembersih (dry cleaning
solvent), bahan baku pestisida.
· Special Boiling
Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan pelarut karet, pelarut pada
industri (cat dan tinner, tinta cetak, industri farmasi seperti perekat pada salonpas),
industri kosmetika.
· Special Gas Oil,
digunakan pada industri farmasi, khususnya pembuatan pil kina, sbagai solvent
dalam proses ekstraksi kulit kina.
· Minasil-M,
digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industri tinta cetak, industri
karet dan adhesive, dan industri farmasi.
· Pertasol CA dan
CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lacquers, venis,
pelarut dan pengencer pada tinta cetak, komponen dalam proses pembuatan karet
pada pabrik ban dan vulkanisir, adhesive seperti lem/gum, industri farmasi
(kosmetika) dan industri cleaning dan degreasing. Sedangkan Pertasol CB banyak
digunakan sebagai pengencer pada cat, lascuers, vernis, pelarut dan pengencer
tinta cetak, dry cleaning solvent printing pada tekstil.
7. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex – B yang
berguna sebagai; pertama, sebagai processing oil pada industri telapak ban
kendaraan bermotor, bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak.
Kedua, platicizer secunderpada industri selang PYC, kulit imitasi, sol lentur
cetak PVC, dan sebagai palarut pada industri tinta cetak. Paraffinic Oil 60 dan
95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol karet,
karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta cetak.
8. Penggunaan Dalam
Industri Pupuk Dan Pestisida
Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian besar digunakan
sebagai pupuk pertanian, Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif
pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti
senyawa carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol,
dsb.
Daftar Refrensi:
Modul 05
Hidayat,
A. 2008. Pengertian Industri Kimia. UII. Yogyakarta. http://arhidayat.staff.uii.ac.id/2008/08/02/pengertian-industri-kimia/
emenperin.
2012. Pohon Industri. Kementerian Perindustrian RI. http://www.kemenperin.go.id/pohon-industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.