Industri Minyak Bumi
Oleh : Mufid Abdush Shidiq
@X37-Mufid
a. Abstrak
Industri
minyak bumi, Minyak bumi merupakan campuran kompleks senyawa organik yang
terdiri atas senyawa hidrokarbon dan nonhidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa
mikroorganisme, tumbuhan, dan binatang yang tertimbun selama berjuta-juta
tahun. Industri minyak bumi merupakan industri yang
kompleks dan padat modal serta membutuhkan teknologi tinggi dan peralatan
modern. Industri minyak bumi meliputi kegiatan eksplorasi,
eksploitasi dan produksi, Industri pengolahan, transportasi
dan distribusi, penyimpanan serta pemasaran produk minyak.
Kata
Kunci :Minyak bumi,Eksplorasi,Eksploitasi
dan, Produksi
Petroleum industry, Petroleum is a complex mixture of
organic compounds consisting of hydrocarbon and non-hydrocarbon compounds
derived from the remains of microorganisms, plants and animals that have been
buried for millions of years. The petroleum industry is a complex and
capital-intensive industry and requires high technology and modern equipment.
The petroleum industry includes exploration, exploitation and production,
processing, transportation and distribution, storage and marketing of oil
products.
Keywords: Petroleum, Exploration, Exploitation and,
Production
c. Pendahuluan
Industri
perminyakan mencakup pemrosesan
global minyak bumi, mulai dari eksplorasi, ekstraksi, pengilangan,
transportasi (biasanya melalui tanker minyak dan transportasi jalur pipa),
serta pemasaran produk minyak
bumi. Volume produk terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak bumi
juga menjadi bahan mentah banyak produk kimia seperti
obat, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya dibedakan
menjadi 3 komponen utama: hulu, menengah, dan hilir. Operasi
menengah biasanya dimasukkan dalam kategori hilir.Minyak bumi sangat vital bagi
banyak industri dan penting bagi kelangsungan peradaban industri,
maka menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi menyumbang besar
persentase konsumsi energi dunia, bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan
Eropa) sampai tinggi (53% di Timur Tengah.Persentase
konsumsi di kawasan lainnya adalah Amerika Selatan dan Amerika Tengah 44%, Afrika 41%, Amerika Utara 40%.
Dunia mengkonsumsi 30 miliar barel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dengan
negara-negara maju menjadi konsumen terbesar. Amerika Serikat sendiri
mengkonsumsi 25% minyak produksi dunia tahun 2007.[1] Produksi, distribusi, pengilangan, dan penjualan
minyak bumi adalah industri terbesar dunia jika dilihat dari total
pendapatannya.
d. Rumusan Masalah
· Bagaimana
perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia?
· Faktor apa saja
proses Industri minyak bumi
· Tantangan
Industri minyak bumi di era 4.0
e. Tujuan
· Dapat mengetahui
perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia
· Mengetahui factor
proses apa saja yang terjadi di Industri minyak bumi
· Mengetahui
yang menjadi tantangan Industri minyak bumi di era 4.0
f. Pembahasan
A. Perkembangan Industri
minyak bumi di Indonesia
Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama
perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan
energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang
giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi
rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi,
melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera
menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar
negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas
bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan
cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi. Potensi sumber daya minyak dan
gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan terutama di
daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumursumur tua dan kawasan Indonesia Timur
yang relatif belum dieksplorasi secara intensif. Sumber-sumber minyak dan gas
bumi dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis
dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sangat jelas
bahwa mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa
signifikan. Akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan
teknologi yang mahal, modal yang besar, faktor waktu yang memadai dan
memerlukan efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumberdaya manusia
terbaik. Peraturan Pemerintah yang mengatur usaha minyak dan gas bumi di Hulu
dan Hilir belum dapat menjamin investasi di sektor minyak dan gas bumi akan
masuk, karena masih banyak masalah lain yang menjadi hambatan bagi
terealisasinya investasi. Masalah tersebut antara lain peraturan perpajakan dan
lingkungan hidup serta otonomi daerah yang menyulitkan bagi perusahaan minyak
asing beroperasi karena berhadapan dengan raja-raja kecil di daerah. Sementara
itu, konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri sudah melebihi kapasitas
produksi. Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak
dapat seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan
minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor
minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri
yang diharapkan semakin membaik ditahun-tahun mendatang.
B. Faktor dalam proses
Industri minyak bumi
Ketersedian minyak bumi saat ini diperkirakan hanya mencukupi
beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi. Seberapa lamakah
minyak bumi yang selama ini dikonsumsi terbentuk di perut bumi?.Para ahli
geologi umumnya sepakat bahwa proses terbentuknya lapisan minyak bumi dalam
hitungan jutaan tahun. Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui
berumur 600 juta tahun dan yang termuda berumur 1 juta tahun. Rata-rata batuan
yang mengandung minyak bumi berumur antara 10 juta hingga 270 juta tahun. Tiga
faktor utama dalam pembentukan Minyak dan gas bumi yaitu, bebatuan asal (source
rock), perpindahan hidrocarbon dari bebatuan asal menuju bebatuan reservoir
dan ketiga adanya jebakan (entrapment) geologis.Komponen pendukung
terbentuknya minyak bumi berasal dari organisme tumbuhan dan hewan berukuran
sangat kecil yang hidup dilautan purba yang mati dan terkubur, kemudian
tertimbun pasir dan lumpur didasar laut selama jutaan tahun membentuk lapisan
yang kaya zat organik yang akhirnya akan membentuk batuan endapan (sedimentary
rock), proses ini akan terus berulang dimana satu lapisan akan menutupi
lapisan sebelumnya selama jutaan tahun. Kemudian lapisan lautan tersebut ada
yang menyusut dan berpindah tempat akibat pergeseran bumi.Deposit yang
membentuk endapan tersebut umumnya tidak mengandung cukup oksigen untuk
mendekomposisi material organik secara komplit. Bakteri mengurai zat ini,
molekul demi molekul menjadi menjadi material yang kaya dengan kandungan
hidrogen dan karbon. Dengan tekanan temperatur yang tinggi lapisan bebatuan
diatasnya akan mendestilasi sisa bahan organik sedikit demi sedikit dan mengubahnya
menjadi minyak dan gas bumi. Berdasarkan umur dan letak kedalamannya, minyak
bumi digolongkan menjadi 4 jenis, pertama young-shallow, old-shallow,
young-deep dan old-deep. Dari empat jenis minyak tersebut, Minyak
jenis old-deep merupakan yang paling banyak dicari (sweet)
karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) lebih banyak dibandingkan dengan
jenis lainnya.Memperhatikan proses terbentuknya minyak dan gas bumi yang rumit
dan memakan waktu yang sangat lama, maka sudah seharusnya didalam mengkonsumisi
energi dapat lebih bijak, efisien dan tepat guna, sehingga penggunaan energi
fosil dapat ditekan.
C. Tantangan Industri
Minyak bumi di era 4.0
Berbicara mengenai masa depan minyak dan gas bumi
bukanlah masalah yang sederhana. Beberapa faktor telah mengakibatkan timbulnya
ketidakpastian dalam industri migas. Kepala BP Migas, R. Priyono dalam
sambutannya pada acara peluncuran buku " Memahami Masa Depan Minyak dan
Gas Bumi" menguraikan faktor-faktor yang menibulkan ketidakpastian dalam
industri migas. Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpastian tersebut antara
lain harga minyak dunia, kestabilan politik negara produsen, kegagalan industri
migas selama ini dalam merealisasikan target produksi seperti yang diharapkan
pasar sehingga mengakibatkan proyeksi investasi untuk peningkatan produksi
menjadi tidak pasti.Semakin kuatnya Isu-isu lingkungan juga merupakan faktor
ketidakpastian, kecemasan masyarakat dunia terhadap perubahan iklim hidup sudah
menjelma menjadi gerakan sosial politik yang mempengaruhi aktifitas berbagai
macam industri termasuk industri migas. Menurut Kepala BP Migas, "situasi
dilematis tersebut publik dihadapkan pada dua pilihan yang dikotomis dimana
hasilnya sama-sama buruk yakni dibatasinya pertumbuhan ekonomi untuk
kesejahteraan atau rusaknya lingkungan hidup". Ditengah situasi
ketidakpastian tersebut lanjut R. Priyon justru permintaan pemenuhan kebutuhan
energi dunia justru mengalami peningkatan khususnya di negara-negara yang
perekonomianya sedang tumbuh seperti China dan India dimana kedua negara
tersebut mengkonsumsi 86% permintaan energi dunia.Organisasi Negara Pengekspor
Minyak (OPEC) memprediksikan bahwa permintaan minyak dunia hingga 2030 akan
meningkat rata-rata 1.4% per tahun, dimana minyak bumi menyumbang 36,5% dari
bauran energi dunia atau 120 juta barel per hari, yang terjadi pada produksi
migas justru sebaliknya karena peak oil production di beberapa
negara sudah berlalu. Selanjutnya Kepala BP Migas berkesimpulan bahwa industri
migas adalah industri yang dibangun diatas kemampuan teknologi dan dukungan
sumber daya manusia yang kompeten, kemampuan teknologi ini harus dibayar dengan
mahal dan untuk menjamin pasokan minyak dan gas bumi di masa mendatang akan
sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi yang tepat. (SF)
D. Kesimpulan
Di Indonesia, energi migas masih menjadi
andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun
pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang
sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi
rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi,
melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera
menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar
negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas
bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan
cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi.
Daftar Pustaka
Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_perminyakan
Kementrian
sumber daya :https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/minyak-dan-gas-bumi-terbentuk-jutaan-tahun
Kementrian
sumber daya : https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/faktor-faktor-yang-menimbulkan-ketidakpastian-industri-migas
https://lmfeui.com/data/Analisis%20Industri%20Minyak.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.