DAMPAK DARI PENERAPAN ENERGI HIJAU
Oleh : Arrazqadira Prananta (@T-30-Arraz)
Program Studi Ilmu Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana.
Abstrak
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau kekuatan
yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi ada
dimana-mana, seperti gerakan kecil yang kita lakukan saja menggunakan energi
bahkan menghasilkan energi. Saat ini, energi sudah dapat diproduksi, diterapkan
bahkan disimpan. Semakin canggihnya teknologi dan bersamaan dengan memburuknya
kondisi bumi, para ilmuwan dunia berusaha untuk menerapkan sesuatu di kehidupan
yang pastinya lebih sehat dari sebelumnya. Munculah istilah teknologi hijau,
industri hijau, bahkan energi pun sudah dikembangkan menjadi energi hijau.
Energi hijau dipatenkan oleh berbagai negara di dunia sebagai upaya untuk
membuat bumi lebih sehat dari sebelumnya.
Abstract
According to Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), energy is the ability to do work or power that can be
used to carry out various process activities. Energy is everywhere, just like
the small movements we make use energy and even produce energy. Currently,
energy can be produced, applied and even stored. The more sophisticated
technology and along with the deteriorating conditions of the earth, the
world's scientists are trying to apply something in life that is certainly
healthier than before. The term green technology, green industry, and even
energy have been developed into green energy. Green energy is patented by various
countries in the world in an effort to make the earth healthier than before.
Key words: Energy, earth, technology
Pendahuluan
Energi adalah kemampuan
untuk melakukan kerja. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak
dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke
bentuk yang lain. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule.
Menurut Campbell, Reece, & Mitchell (2002), energi adalah kemampuan untuk
mengatur ulang suatu kumpulan materi atau dengan kata lain, energi adalah
kapasitas atau kemampuan untuk melaksanakan kerja.
Energi hijau adalah
energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau
"hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan
gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan
(surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga
harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang
menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena
nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan
(Petrescu, 2014).
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan energi
hijau?
2. Apa dampak dari penerapan energi
hijau?
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan energi hijau.
2. Untuk mengetahui apa dampak dari
penerapan energi hijau.
Pembahasan
Saat ini, bumi menghadapi
krisis energi yang ditandai oleh terbatasnya pasokan bahan bakar. Terbatasnya
bahan bakar mengakibatkan naiknya harga BBM. Hal ini juga berdampak pada
produsen listrik yang juga menggunakan bahan bakar fosil. Kondisi ini sangat
berdampak pada perekonomian negara, terutama bagi masyarakat kecil yang semakin
menjadi miskin dan tidak berdaya.
Keterbatasan energi ini
juga diiringi konsumsi masyarakat yang terus meningkat. Jika hal ini terus
berlanjut tanpa adanya upaya, tentunya bumi semakin krisis akan energi. Dunia
mencari upaya untuk menanggulangi situasi ini, dan beranggapan bahwa energi
tidak harus dari satu sumber (fosil), namun dapat digantikan dengan sumber
energi lainnya. Munculah program renewable energy atau energi terbarukan. seperti
biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, energi samudra
bahkan energi nuklir. Hal ini disebut dengan energi hijau yang dimaksudkan
untuk menggantikan keberadaan energi fosil yang berdampak kurang sehat untuk
sekitar.
Menurut Hidayat (2021), Terminologi
energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan
tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi
lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan.
Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan
energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting
untuk terus berkembang. Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing
dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi
pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar
fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap
menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara.
Istilah energi hijau
tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk
mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut
bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap
panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau
sistem pemanas ruangan). Promosi energi hijau tidak hanya dengan menggunakan
sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk membuat
dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan
mengurangi tingkat polusi (seperti teknologi batubara bersih).
Namun, program energi
hijau menuai pro dan kontra dalam penerapannya di kehidupan. Sebagai sesuatu
ciptaan manusia, tentunya hal tersebut memiliki dampak positif dan negative
bagi sekitarnya. Begitu juga dengan energi hijau, energi hijau memiliki dampak positif
dan negative. Seperti berikut dampak positif energi hijau yang dapat diambil
untuk kehidupan:
1. Tersedia Secara Melimpah
Sumber energi seperti angin, air,
panas bumi dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis
seperti batubara dan minyak bumi. Sumber ini tersebar di bumi dan kecil
kemungkinannya akan habis.
2. Dapat Diperbaharui
Sumber energi hijau ini dapat
diperbaharui jauh lebih mudah disbanding sumber energi sebelumnya seperti fosil
dan lain lainnya.
3. Ramah Lingkungan
Menurut Ghosh, pemanfaatkan sumber
energi alternatif tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan karena kebanyakan
energi alternatif tidak menghasilkan limbah dan polusi. Kalaupun menghasilkan
limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar fosil.
Sedangkan, Terdapat dampak negative
dari penerapan energi hijau, seperti:
1. Biaya Investasi dan Instalasi Awal
Mahal
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan
instalasi awal penggunaan sumber energi hijau tergolong mahal. Misalnya,
pembuatan bendungan yang akan digunakan untuk PLTA dan biaya pembuatan /
pembelian Panel Surya yang sangat mahal untuk pembuatan PLTS.
2. Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang
Efisien
Penggunaan sumber energi hijau
kebanyakan bergantung pada kondisi alam dan terpengaruh oleh keadaan
iklim/cuaca. Sehingga ketika musim kemarau misalnya, maka PLTA yang menggunakan
energi air tidak dapat berfungsi secara maksimal karena debit air yang pastinya
akan menurun. Sebaliknya, ketika musim hujan, PLTS yang memanfaatkan energi
panas matahari tidak akan berfungsi secara maksimal karena sumber panas
matahari sangat terbatas pada musim hujan.
Penggunaan sumber energi yang berasal
dari alam dirasa belum efisien jika harus menggantikan sumber energi berbahan
bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup
mendukung dalam pembuatan fasilistas dan sarana pendukung lainnya.
3. Tarif Utilitas yang Tinggi
Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga menyebarkan risiko utilitas di seluruh konsumen.
Kesimpulan
Energi adalah kemampuan
untuk melakukan kerja. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak
dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke
bentuk yang lain. Sumber energi di bumi harus digantikan karena terbatasnya
bahan bakar fosil dan diikuti dengan meningkatnya kebutuhkan konsumen, karena
itu diterapkanlah energi hijau sebagai pengganti sumber energi sebelumnya.
Penerapan energi hijau memiliki dampak positif seperti tersedia secara
melimpah, dapat diperbaharui, dan ramah lingkungan. Namun, memiliki dampak
negative seperti modal yang besar, kurang efisien, dan tarif utilitas yang
tinggi.
Daftar Pustaka
Campbell,
N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2008. Biologi. Alih Bahasa lestari, R.
et al.safitri, A., Simarmata,L., Hardani, H.W. (eds). Jakarta: Erlangga
(Diakses pada 11 Desember
2021)
Ghosh,
S. K., Sinha, T. K., Mahanty, B., Jana, S., & Mandal, D. (2016). Porous
polymer composite membrane based nanogenerator: a realization of self-powered
wireless green energy source for smart electronics applications. Journal of
Applied Physics, 120(17), 174501. Dalam https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/1.4966652
(Diakses pada 11 Desember
2021)
Hidayat,
Atep Afia. 2021. Energi Hijau. Jakarta : Universitas Mercu Buana.
(Diakses pada 11 Desember
2021)
Petrescu,
F. I., & Petrescu, R. V. 2014. Nuclear green energy. IJAP, 10(1),
3-14. Dalam http://iraqiphysicsjournal.com/wp-content/uploads/2012/11/3-14.pdf
(Diakses pada 11 Desember
2021)
Siswiyanti
& Jahi. 2006. Mengembangkan Kapasitas Masyarakat Pedesaan dalam
Berswasembada Energi Melalui Pendidikan: Pengembangan Energi Hijau sebagai
Energi Alternatif. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dalam https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2133/1163
(Diakses pada 11 Desember
2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.