.

Senin, 13 Desember 2021

 DAMPAK DARI PENERAPAN ENERGI HIJAU

Oleh : Arrazqadira Prananta (@T-30-Arraz)

Program Studi Ilmu Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana.

arrazqadiraprananta5@gmail.com



Abstrak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi ada dimana-mana, seperti gerakan kecil yang kita lakukan saja menggunakan energi bahkan menghasilkan energi. Saat ini, energi sudah dapat diproduksi, diterapkan bahkan disimpan. Semakin canggihnya teknologi dan bersamaan dengan memburuknya kondisi bumi, para ilmuwan dunia berusaha untuk menerapkan sesuatu di kehidupan yang pastinya lebih sehat dari sebelumnya. Munculah istilah teknologi hijau, industri hijau, bahkan energi pun sudah dikembangkan menjadi energi hijau. Energi hijau dipatenkan oleh berbagai negara di dunia sebagai upaya untuk membuat bumi lebih sehat dari sebelumnya.

Kata kunci: Energi, bumi, teknologi

Abstract

According to Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), energy is the ability to do work or power that can be used to carry out various process activities. Energy is everywhere, just like the small movements we make use energy and even produce energy. Currently, energy can be produced, applied and even stored. The more sophisticated technology and along with the deteriorating conditions of the earth, the world's scientists are trying to apply something in life that is certainly healthier than before. The term green technology, green industry, and even energy have been developed into green energy. Green energy is patented by various countries in the world in an effort to make the earth healthier than before.

Key words: Energy, earth, technology

Pendahuluan

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Menurut Campbell, Reece, & Mitchell (2002), energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang suatu kumpulan materi atau dengan kata lain, energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melaksanakan kerja.

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan (Petrescu, 2014).

Rumusan Masalah

1.     Apa yang dimaksud dengan energi hijau?

2.     Apa dampak dari penerapan energi hijau?

Tujuan

1.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan energi hijau.

2.     Untuk mengetahui apa dampak dari penerapan energi hijau.

Pembahasan

Saat ini, bumi menghadapi krisis energi yang ditandai oleh terbatasnya pasokan bahan bakar. Terbatasnya bahan bakar mengakibatkan naiknya harga BBM. Hal ini juga berdampak pada produsen listrik yang juga menggunakan bahan bakar fosil. Kondisi ini sangat berdampak pada perekonomian negara, terutama bagi masyarakat kecil yang semakin menjadi miskin dan tidak berdaya.

Keterbatasan energi ini juga diiringi konsumsi masyarakat yang terus meningkat. Jika hal ini terus berlanjut tanpa adanya upaya, tentunya bumi semakin krisis akan energi. Dunia mencari upaya untuk menanggulangi situasi ini, dan beranggapan bahwa energi tidak harus dari satu sumber (fosil), namun dapat digantikan dengan sumber energi lainnya. Munculah program renewable energy atau energi terbarukan. seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, energi samudra bahkan energi nuklir. Hal ini disebut dengan energi hijau yang dimaksudkan untuk menggantikan keberadaan energi fosil yang berdampak kurang sehat untuk sekitar.

Menurut Hidayat (2021), Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus berkembang. Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara.

Istilah energi hijau tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau sistem pemanas ruangan). Promosi energi hijau tidak hanya dengan menggunakan sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk membuat dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan mengurangi tingkat polusi (seperti teknologi batubara bersih).

Namun, program energi hijau menuai pro dan kontra dalam penerapannya di kehidupan. Sebagai sesuatu ciptaan manusia, tentunya hal tersebut memiliki dampak positif dan negative bagi sekitarnya. Begitu juga dengan energi hijau, energi hijau memiliki dampak positif dan negative. Seperti berikut dampak positif energi hijau yang dapat diambil untuk kehidupan:

1.     Tersedia Secara Melimpah

Sumber energi seperti angin, air, panas bumi dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis seperti batubara dan minyak bumi. Sumber ini tersebar di bumi dan kecil kemungkinannya akan habis.

2.     Dapat Diperbaharui

Sumber energi hijau ini dapat diperbaharui jauh lebih mudah disbanding sumber energi sebelumnya seperti fosil dan lain lainnya.

3.     Ramah Lingkungan

Menurut Ghosh, pemanfaatkan sumber energi alternatif tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan karena kebanyakan energi alternatif tidak menghasilkan limbah dan polusi. Kalaupun menghasilkan limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar fosil.

Sedangkan, Terdapat dampak negative dari penerapan energi hijau, seperti:

1.     Biaya Investasi dan Instalasi Awal Mahal

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan instalasi awal penggunaan sumber energi hijau tergolong mahal. Misalnya, pembuatan bendungan yang akan digunakan untuk PLTA dan biaya pembuatan / pembelian Panel Surya yang sangat mahal untuk pembuatan PLTS.

2.     Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang Efisien

Penggunaan sumber energi hijau kebanyakan bergantung pada kondisi alam dan terpengaruh oleh keadaan iklim/cuaca. Sehingga ketika musim kemarau misalnya, maka PLTA yang menggunakan energi air tidak dapat berfungsi secara maksimal karena debit air yang pastinya akan menurun. Sebaliknya, ketika musim hujan, PLTS yang memanfaatkan energi panas matahari tidak akan berfungsi secara maksimal karena sumber panas matahari sangat terbatas pada musim hujan.

Penggunaan sumber energi yang berasal dari alam dirasa belum efisien jika harus menggantikan sumber energi berbahan bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup mendukung dalam pembuatan fasilistas dan sarana pendukung lainnya.

3.     Tarif Utilitas yang Tinggi

Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga menyebarkan risiko utilitas di seluruh konsumen.

Kesimpulan

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Sumber energi di bumi harus digantikan karena terbatasnya bahan bakar fosil dan diikuti dengan meningkatnya kebutuhkan konsumen, karena itu diterapkanlah energi hijau sebagai pengganti sumber energi sebelumnya. Penerapan energi hijau memiliki dampak positif seperti tersedia secara melimpah, dapat diperbaharui, dan ramah lingkungan. Namun, memiliki dampak negative seperti modal yang besar, kurang efisien, dan tarif utilitas yang tinggi.

Daftar Pustaka

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2008. Biologi. Alih Bahasa lestari, R. et al.safitri, A., Simarmata,L., Hardani, H.W. (eds). Jakarta: Erlangga

(Diakses pada 11 Desember 2021)

Ghosh, S. K., Sinha, T. K., Mahanty, B., Jana, S., & Mandal, D. (2016). Porous polymer composite membrane based nanogenerator: a realization of self-powered wireless green energy source for smart electronics applications. Journal of Applied Physics, 120(17), 174501. Dalam https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/1.4966652

(Diakses pada 11 Desember 2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021. Energi Hijau. Jakarta : Universitas Mercu Buana.

(Diakses pada 11 Desember 2021)

Petrescu, F. I., & Petrescu, R. V. 2014. Nuclear green energy. IJAP, 10(1), 3-14. Dalam http://iraqiphysicsjournal.com/wp-content/uploads/2012/11/3-14.pdf

(Diakses pada 11 Desember 2021)

Siswiyanti & Jahi. 2006. Mengembangkan Kapasitas Masyarakat Pedesaan dalam Berswasembada Energi Melalui Pendidikan: Pengembangan Energi Hijau sebagai Energi Alternatif. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dalam https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2133/1163

(Diakses pada 11 Desember 2021)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.