Gambar 1. Mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas, listrik, dan han bakar kendaraan |
Pendahuluan
Pengembangan
sumber energi dapat diperbaharui, termasuk biomassa, merupakan fundamental bagi
kesinambungan ketersediaan energi masa depan. Biomassa dapat memainkan peranan
penting sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui,
yang berfungsi sebagai penyedia sumber karbon untuk energi, yang dengan menggunakan teknologi modern dalam pengkonpersiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang rendah. Di samping itu, penggunaan energi biomassa pun dapat mendorong percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air. Secara general, keragaman sumber biomassa dan sifatnya yang dapat diperbaharui dapat berperan sebagai pengaman energi di masa mendatang sekaligus berperan dalam konservasi keanekaragaman hayati. Biomassa dapat digunakan untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar kendaraan. Namun demikian, energi biomassa dapat berasal dari berbagai sumber daya dan mungkin juga rute konversi yang beragam, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang kompleks dalam implikasinya. Sejumlah isu memerlukan klarifikasi dalam rangka memahami potensi biomass sebagai sumber energi yang berkesinambungan: mengenai sumber daya dan ketersediaannya, aspek logistik, biaya-biaya rantai bahan baker, dan dampaknya terhadap lingkungan..
yang berfungsi sebagai penyedia sumber karbon untuk energi, yang dengan menggunakan teknologi modern dalam pengkonpersiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang rendah. Di samping itu, penggunaan energi biomassa pun dapat mendorong percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air. Secara general, keragaman sumber biomassa dan sifatnya yang dapat diperbaharui dapat berperan sebagai pengaman energi di masa mendatang sekaligus berperan dalam konservasi keanekaragaman hayati. Biomassa dapat digunakan untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar kendaraan. Namun demikian, energi biomassa dapat berasal dari berbagai sumber daya dan mungkin juga rute konversi yang beragam, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang kompleks dalam implikasinya. Sejumlah isu memerlukan klarifikasi dalam rangka memahami potensi biomass sebagai sumber energi yang berkesinambungan: mengenai sumber daya dan ketersediaannya, aspek logistik, biaya-biaya rantai bahan baker, dan dampaknya terhadap lingkungan..
ABSTRAK
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan . Sebagai bahan
bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat lebih
mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi biomassa. Teknologi konversi
biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk
mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar. Beberapa
teknologi konversi biomassa yang bisa diterapkan antara lain :biobriket,
gasifikasi, , biokimia dan karbonisasi. Metode yang
paling baik untuk menghasilkan biomassa kayu adalah teknologi konversi
gasifikasi.
Kata kunci : biomassa, kayu, konversi energi,
Teknologi Konversi
Biomassa Menjadi Energi Semua material organik mempunyai potensi untuk
dikonversi menjadi energi. Biomassa dapat secara langsung dibakar atau
dikonversi menjadi bahan padatan, cair atau gas untuk menghasilkan panas dan
listrik (Gambar 1). Beberapa pilihan teknologi konversinya adalah sebagai
berikut:
a.
Konversi biomassa pada ketel uap
modern .
Biomassa dibakar pada ketel uap modern untuk menghasilkan panas,
listrik atau kombinasi panas dan tenaga. Sistem ini secara komersial telah
banyak digunakan di Amerika Serikat, Australia, Finlandia dan German, walaupun
secara tipikal hanya menghasilkan 20% energi jika dibandingkan dengan bahan
bakar fosil.
b. Proses anaerobik Merupakan proses biologi yang konversi biomass
baik padatan maupun cair menjadi gas tanpa oksigen. Gas yang dihasilkan
didominasi methane dan CO2. Hasil ikutan berupa kompos dan pupuk untuk
pertanian dan kehutanan. Teknologi ini telah dikembangkan secara komersial di
Europa dan Amerika utara.
c. Gasifikasi Biomassa Gasifikasi merupakan konversi dengan
menggunakan parsial oksidasi pada suhu karbonisasi sehingga menghasilkan bahan
bakar gas dengan level panas berkisar antara 0,1-0,5 dari gas alam, tergantung
proses gasifikasi yang digunakan. Konversi ini lebih menguntungkan secara
ekonomi dibandingkan dengan pembakaran langsung, bersih, dan efisien dalam
pengoperasian. Produk dari gasifikasi ini dapat juga di-reform untuk
menghasilkan methanol dan hydrogen. Teknologi ini sedang dalam awal komersial.
d. Pyrolysis Biomassa Pyrolysis merupakan pendegradasian panas pada
biomassa tanpa oksigen, untuk menghilangkan komponen volatile pada karbon.
Hasil dari proses ini selalu dalam bentuk gas, dan hasil penguapannya dapat
menghasilkan bahan bakar cair dan padatan sisa. Bahan bakar cair ini dapat menghasilkan
panas dan listrik apabila dibakar dalam ketel uap, mesin atau turbin. Produk
lain dari proses pyrolysis ini adalah berupa arang dan bahan kimia. Teknologi
konversi pyrolysis biomassa ini telah didemonstrasikan di Europa selama 3 tahun,
dari tahun 2002 – 2005.
kesimpulan
Energi berbasis biomassa
berpotensi besar dalam mendukung pasokan energi yang berkelanjutan di masa
mendatang. Meskipun demikian, pengembangannya harus dirancang sedemikian rupa
sehingga berefek positif terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat dan di
pihak lain juga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Semua teknologi
konversi biomassa menjadi energi bisa diterapkan di Indonesia, dengan
pengembangan disesuaikan dengan besaran supply biomassa, teknologi yang telah
dikuasai, ketersediaan anggaran dan jenis produk yang dibutuhkan pasar di
masing-masing daerah. Alternatif teknologi konversi dalam mengantisipasi
kelangkaan BBM misalnya, akan lebih tepat bila teknologi gasifikasi dan proses
anaerobik yang diterapkan; selain lebih efisien, produknya pun berupa bahan
bakar gas yang dapat digunakan sebagai sumber panas, listrik dan bahan bakar
kendaraan.
Saran
1. Bagi masyarakat Indonesia, kebijakan di bidang energi perlu
diarahkan pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (premium, minyak solar,
dan minyak tanah) mengingat jumlah cadangannya semakin menipis. Serta
pemanfaatan potensi energi terbarukan (angin, biomasa, air dan
tumbuhan-tumbuhan) yang memiliki potensi energi dan dapat dimanfaatkan di semua
wilayah di Indonesia.
2. Pengembangan potensi energi baru terbarukan harus segera
dilakukan mengingat daerah-daerah maju pasti memiliki komoditi energi
terbarukan yang mampu membuat membuat daerah itu mandiri.
Daftar Pustaka
[1] Dartanto, Teguh, 2004, Is The Economic Growth Enough for
Reducing The Poverty Incidence In Indonesia?, Presentasi Paper: ISA 2004.
[2] -----------------------, 2005a, Mengkritik Kebijakan Cash
Transfer. Media Indonesia:12/9/2005.
[3] -----------------------,
2005b, Kontroversi Kenaikan Harga BBM 2005. Wacana Alumni, LPEM FEUI. [4]
Ikhsan, Dartanto, Usman, dan Report. Herman, 2005, Kajian Dampak Kenaikan Harga
BBM 2005 Terhadap Kemiskinan, Working Paper:LPEM FEUI
[5 ]Kwik Kian Gie, 2005, Minyak: Teka-teki, manipulasi atau 'So
What Gitu L ho. Bisnis Indonesia, 12/09/2005..
[6] OPEC, 2004, Annual Statistic Bulletin.
[7] -------, 2005, Monthly Oil Market
[8] Syahrial, Syarif.``
Redam Ekspektasi Kenaikan Harga``. Kompas,01/10/2005.
@Q01 - WAWAN
BalasHapusApakah potensi energi biomasa ini?
Terimakasih