.

Selasa, 18 Desember 2018

BANGUNAN HIJAU, SOLUSI MENGATASI PEMANASAN GLOBAL

Oleh : Natalia Esteriani Kambey (K17-Natalia)

Abstrak :

Sektor bangunan merupakan sektor yang sedang berkembang pesat saat ini. Sektor bangunan memberikan banyak manfaat baik terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan sebagainya. Namun sektor bangunan juga memberi dampak terhadap lingkungan, yaitu pemanasan global. Sehingga muncullah ide bangunan hijau yaitu bangunan ramah lingkungan dan hemat energi, yang bersahabat dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan.

Kata Kunci : Bangunan Hijau


Bangunan Hijau merupakan bangunan yang direncanakan untuk mengurangi dampak terhadap buruk terhadap lingkungan. Bangunan Hijau tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan namun juga memberi banyak manfaat dari segi finansial, pasar, industri serta dampak positif bagi pengguna gedung tersebut. (Kevin dkk, 2016).

Bangunan hijau adalah bangunan dimana sejak tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Perkembangan bangunan hijau didasari suatu penelitian yang menunjukkan bahwa bangunan mengkonsumsi 40% bahan bangunan di dunia, menggunakan 55% kayu untuk penggunaan di luar bahan bakar, 12,2% dari total konsumsi air, 40% dari total penggunaan listrik, menghasilkan 36% dari emisi gas karbon dioksida. (Hoffman dkk, 2008).

Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan  atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building  terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat energi yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya. (Sudarwani, 2012).

Bangunan hijau dapat didefinisikan secara konseptual sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi sumber daya bangunan dalam bentuk energi, air dan material sambil mengurangi dampak bangunan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Bangunan hijau adalah struktur yang mengatur pengurangan limbah, biaya rendah, konsumsi energi yang lebih sedikit, efek pendinginan dan kompatibilitas lingkungan. Selain itu, bangunan hijau mendorong penghematan konsumsi air, daur ulang, minimisasi limbah, manfaat sosial dan ekonomi. EPA AS mendefinisikan "Bangunan hijau adalah tindakan membuat struktur dan memanfaatkan bentuk yang secara alami dapat diandalkan dan aset yang efektif semua melalui siklus hidup bangunan dari penentuan tapak untuk merencanakan, pengembangan, aktivitas, dukungan, merombak dan dekonstruksi". (Akshey dkk, 2018).
Saat ini bangunan hijau adalah satu-satunya cara bagi industri konstruksi untuk bergerak menuju pencapaian pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan isu-isu lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya. Kurangnya kesadaran, personel terlatih, pendidikan dan sistem pengadaan yang tidak efektif adalah salah satu hambatan utama untuk pembangunan berkelanjutan. Kebijakan dan kerangka peraturan tidak mendorong pembangunan berkelanjutan di industri konstruksi sektor publik. Dan juga kurangnya jumlah insentif yang memadai dari pemerintah bisa dirasakan. (Tathagat dkk, 2015).

Kesimpulan :
   Bangunan hijau merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi pemanasan global yang disebabkan oleh sektor bangunan. Hal ini disebabkan karena bangunan hijau menerapkan prinsip-prinsip yang bersahabat dengan pelestarian lingkungan, yaitu ramah lingkungan dan hemat energi. Namun, penerapan bangunan hijau tidaklah mudah, sehingga dibutuhkan banyak usaha agar bangunan hijau dapat diterapkan secara keseluruhan. Selain itu, diperlukan kesadaran dan dukungan dari pemerintah maupun masyarakat agar pembangunan bangunan hijau dapat berjalan dengan baik.



Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.