Oleh : Natalia Esteriani Kambey (K17-Natalia)
Abstrak :
Sektor
bangunan merupakan sektor yang sedang berkembang pesat saat ini. Sektor
bangunan memberikan banyak manfaat baik terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan
sebagainya. Namun sektor bangunan juga memberi dampak terhadap lingkungan,
yaitu pemanasan global. Sehingga muncullah ide bangunan hijau yaitu bangunan
ramah lingkungan dan hemat energi, yang bersahabat dengan prinsip-prinsip
kelestarian lingkungan.
Kata Kunci : Bangunan Hijau
Bangunan Hijau merupakan bangunan
yang direncanakan untuk mengurangi dampak terhadap buruk terhadap lingkungan.
Bangunan Hijau tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan namun juga memberi
banyak manfaat dari segi finansial, pasar, industri serta dampak positif bagi
pengguna gedung tersebut. (Kevin dkk, 2016).
Bangunan
hijau adalah bangunan dimana sejak tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek
dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga
mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan
penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Perkembangan
bangunan hijau didasari suatu penelitian yang menunjukkan bahwa bangunan mengkonsumsi
40% bahan bangunan di dunia, menggunakan 55% kayu untuk penggunaan di luar
bahan bakar, 12,2% dari total konsumsi air, 40% dari total penggunaan listrik,
menghasilkan 36% dari emisi gas karbon dioksida. (Hoffman dkk, 2008).
Selain karna adanya pemanasan
global, penciptaan atau inovasi energi
yang terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green
architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat
Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah
satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat
energi yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%,
dengan hanya menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya. (Sudarwani,
2012).
Bangunan hijau
dapat didefinisikan secara konseptual sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi
sumber daya bangunan dalam bentuk energi, air dan material sambil mengurangi
dampak bangunan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Bangunan hijau adalah
struktur yang mengatur pengurangan limbah, biaya rendah, konsumsi energi yang
lebih sedikit, efek pendinginan dan kompatibilitas lingkungan. Selain itu,
bangunan hijau mendorong penghematan konsumsi air, daur ulang, minimisasi
limbah, manfaat sosial dan ekonomi. EPA AS mendefinisikan "Bangunan hijau
adalah tindakan membuat struktur dan memanfaatkan bentuk yang secara alami
dapat diandalkan dan aset yang efektif semua melalui siklus hidup bangunan dari
penentuan tapak untuk merencanakan, pengembangan, aktivitas, dukungan, merombak
dan dekonstruksi". (Akshey dkk, 2018).
Saat ini bangunan hijau adalah
satu-satunya cara bagi industri konstruksi untuk bergerak menuju pencapaian
pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan isu-isu lingkungan, sosial, ekonomi
dan budaya. Kurangnya kesadaran, personel terlatih, pendidikan dan sistem
pengadaan yang tidak efektif adalah salah satu hambatan utama untuk pembangunan
berkelanjutan. Kebijakan dan kerangka peraturan tidak mendorong pembangunan
berkelanjutan di industri konstruksi sektor publik. Dan juga kurangnya jumlah
insentif yang memadai dari pemerintah bisa dirasakan. (Tathagat dkk, 2015).
Kesimpulan :
Bangunan hijau merupakan
solusi yang tepat untuk mengatasi pemanasan global yang disebabkan oleh sektor
bangunan. Hal ini disebabkan karena bangunan hijau menerapkan prinsip-prinsip
yang bersahabat dengan pelestarian lingkungan, yaitu ramah lingkungan dan hemat
energi. Namun, penerapan bangunan hijau tidaklah mudah, sehingga dibutuhkan
banyak usaha agar bangunan hijau dapat diterapkan secara keseluruhan. Selain
itu, diperlukan kesadaran dan dukungan dari pemerintah maupun masyarakat agar
pembangunan bangunan hijau dapat berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka :
- Kevin, G., I. Anggalimanto, H.P. Chandra dan S. Ratnawidjaja. 2016. Analisis Tantangan dan Manfaat Bangunan Hijau. Dalam http://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-sipil/article/view/4948 (Diakses tanggal 18 Desember 2018)
- Anggunmulia, R., D.S. Widyanto, H.P. Chandra dan S. Ratnawidjaja. 2015. Kriteria Bangunan Hijau dan Tantangannya pada Proyek Konstruksi di Surabaya. Dalam http://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-sipil/article/view/3884/3488 (Diakses tanggal 18 Desember 2018)
- Sudarwani, M. Maria. 2012. Penerapan Green Architecture dan Green Building sebagai Upaya Pencapaian Sustainable Architecture. Dalam https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/90/87 (Diakses tanggal 18 Desember 2018)
- B, Akshey., Swati B dan Disha B. 2018. Green Buildings - A Step towards Environmental Protection. Journal of Waste Recycling. Vol.3 No.1:7. Dalam http://www.imedpub.com/articles/green-buildings--a-step-towardsenvironmental-protection.pdf (Diakses tanggal 18 Desember 2018)
- Tathagat, D. dan R.D. Dod. 2015. Role of Green Buildings in Sustainable Construction- Need, Challenges and Scope in the Indian Scenario. Journal of Mechanical and Civil Engineering. Volume 12, Issue 2 Ver. II (Mar - Apr. 2015), PP 01-09. Dalam http://www.iosrjournals.org/iosr-jmce/papers/vol12-issue2/Version-2/A012220109.pdf(Diakses tanggal 18 Desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.