OLEH: LU'LU ILMAKNUN
ABSTRAK
Green Chemistry atau kimia hijau muncul karena
adanya ketidak pedulian seseorang saat membuat suatu produk akan limbah yang
dihasilkan dari penggunaan bahan-bahan bersifat kimia yang dapat merusak
lingkungan. Artikel di bawah ini akan sedikit membahas tentang apa itu Green Chemistry atau Kimia Hijau.
KATA
KUNCI: Kimia Hijau, 12 prinsip
Green Chemistry juga
dikenal sebagai “sustainable chemistry”
kimia yang berkelanjutan dimana desain produk dan proses kimia yang dapat mengurangi
atau menghilangkan penggunaan zat-zat berbahaya. Konsep Green Chemistry itu sendiri
berasal dari Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kimia
Analitik. Istilah Kimia Hijau atau Green Chemistry sendiri diperkenalkan oleh Paul
Anastas pada tahun 1991. Kimia Hijau tidak untuk mengatasi masalah lingkungan,
tetapi adalah suatu pendekatan untuk mencegah terjadinya polusi dan yang
penting adalah untuk memperbaiki lingkungan.
Menurut Ryoji Noyori, peraih hadiah Nobel Kimia
pada tahun 2001, terdapat 3 kunci perkembangan Green Chemistry yaitu:
1)
Penggunaan Supercritical Carbon Dioxide sebagai
pelarut,
2)
Larutan Hidrogen Peroksida untuk proses
oksidasi yang bersih (clean oxidation),
dan
3)
Penggunaan Hidrogen dalam sintesis kiral (chiral synthesis).
Green Chemistry berbeda
dengan Environmental Chemistry (Kimia
Lingkungan). Perbedaannya adalah Green
Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan
zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat
(substansi) kimia. Sedangkan Environmental
Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah
tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Paul Anastas dari
United States Environmental Protection Agency dan John C. Warner mengembangkan
12 prinsip green chemistry yang berfungsi
sebagai panduan pengaplikasian green
chemistry dalam tindakan nyata.
1)
Mencegah limbah kimia
2)
Memaksimalkan Atom Ekonomi, Kalau ada atom yang
terbuang, sebaiknya hanya sedikit.
3)
Desain Sintesis Kimia yang Tidak Berbahaya
4)
Desain Produk Kimia yang Aman
5)
Gunakan Pelarut yang Aman, penurunan volume
pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik.
6)
Meningkatkan Efisiensi Energi, Proses synthesis
diusahakan tidak pada kondisi extreme (ambient
temperature & pressure).
7)
Gunakan Bahan Baku Terbarukan, Contoh
bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah dari proses
lainnya. Contoh bahan baku depleting termasuk bahan baku yang ditambang atau
dihasilkan dari bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam atau batubara).
8)
Hindari Penggunaan Kimia Derivatif
9)
Gunakan Katalis, Jika proses katalitis,
pilihlah katalisator yang effisien/efektive, mudah digunakan kembali
(reconditioning) dan sesuai dengan porsi stoichiometri-nya.
10)
Desain Produk yang Terdegradasi
11)
Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
12)
Minimalkan Potensi Kecelakaan
Adapun 5 masalah yang dapat
diperbaiki Green Chemistry, yaitu:
1)
Kekurangan energi
2)
Perubahan iklim global
3)
Sumber daya alam yang kian menipis
4)
Kekurangan pangan
5)
Lingkungan yang semakin terpolusi
Pada tahun 2005, Ryoji Noyori dari Jepang telah
mempelopori pengembangan sangat penting dalam Kimia Hijau yaitu penggunaan CO2
super kritis sebagai pelarut, larutan berair Hidrogen peroksida untuk oksidasi
bersih dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis asimetris. Contoh-contoh terapan
Kimia Hijau adalah oksidasi air superkritis, reaksi pada air dan reaksi pada media
kering. Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai
suatu teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan Kimia Hijau.
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa sangat penting untuk Indonesia menekankan sikap peduli lingkungan seperti
kimia hijau. Melihat sungai-sungai di Indonesia sudah banyak yang tercemar oleh
limbah industry dan kegiatan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/penelitian/08_green_chemistry.pdf
(diakses 23 November)
·
https://civitas.uns.ac.id/puputistika/2017/03/14/12-prinsip-prinsip-green-chemistry/
(diakses 23 November)
·
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000010127554/penerapan-konsep-green-chemistry-dalam-keseharian/
(diakses 24 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.