Oleh: Rofiqoh Awaliyah ( @K28-Rofiqoh )
Abstrak Selama ini energi fosil telah mampu
memenuhi kebutuhan energi sebagian manusia. Agar tidak terus-menerus
memakai energi fosil dibutuhkan renewable energy yang akan menggantikan
penggunaan energi fosil. Renewable energi adalah energi terbarukan yang didapat
sumber-sumber alamiah seperti
sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa.
Kata Kunci: Energi Surya
Indonesia memiliki banyak
potensi energi terbarukan, seperti tenaga air (termasuk minihidro), panas bumi,
biomasa, angin dan surya (matahari) yang bersih dan ramah lingkungan. Secara geografis, Indonesia yang
berada di ekuator menyebabkan Indonesia adalah salah satu daerah yang memiliki
nilai surplus sinar matahari karena mendapat sinar matahari sepanjang tahun.
Dikarenakan Indonesia merupakan daerah surplus radiasi matahari, maka energi
surya diyakini sangat potensial untuk dikembangkan.
Energi sangat diperlukan
dalam menjalankan aktivitas perekonomian Indonesia, baik untuk kebutuhan
konsumsi maupun untuk aktivitas produksi berbagai sektor perekonomian. Dari
aspek penyediaan, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya
energi baik energi yang bersifat unrenewable resources maupun yang bersifat
renewable resources. Namun demikian, eksplorasi sumberdaya energi lebih banyak
difokuskan pada energi fosil yang bersifat unrenewable resources sedangkan
energi yang bersifat renewable relatif belum banyak dimanfaatkan.
Permasalahan yang
dihadapi Indonesia adalah konsumsi energi yang meningkat dan cenderung boros,
sedangkan cadangan energi fosil yang semakin menipis dan pengembangan energi
alternatif yang lambat. Hutchinson (1950) mengatakan energi surya merupakan
salah satu energi alternatif yang potensial untuk dikembangkan karena merupakan
sumber utama (asal) dari hampir seluruh sumber energi di dunia yang melalui
berbagai proses penyampaiannya ke bumi dapat dimanfaatkan secara langsung atau
melalui proses konversi alami menjadi energi terbarukan lain. Energi surya
merupakan hasil proses pernbangkitan energi nuklir fusi dimana hidrogen diubah
menjadi helium dengan laju 1020 kWh/det.
Energi surya dapat
dimanfaatkan secara langsung tetapi dapat pula dikonversikan menjadi tenaga
listrik untuk penerangan dan pemompaan air atau menguraikan air menjadi
hidrogen dan oksigen yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar yang
akrab lingkungan.
Dengan berlimpahnya
sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi
lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terlistriki karena tidak
terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu
solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pembangkit listrik
alternatif.
Berdasarkan pengalaman
operasional lebih dari 15 tahun di beberapa kawasan di Indonesia, PLTS
merupakan suatu sistem yang mudah dalam pengoperasiannya, handal dan memerlukan
biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan PLTS mampu bersaing
dengan teknologi konvensional pada sebagain besar kondisi wilayah Indonesia
yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan
tergolong sebagai kawasan terpencil. Walaupun pemanfaatan PLTS belum optimal,
tetapi sudah cukup banyak dimanfaatkan pada perumahan atau sering disebut Solar
Home System (SHS), pompa air, televisi, komunikasi, dan lemari pendingin di
PUSKESMAS di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di wilayah terpencil yang
jauh dari jaringan listrik PLN. PLTS merupakan teknologi yang ramah lingkungan
karena tidak melepaskan polutan seperti halnya pembangkit listrik tenaga fosil.
Kesimpulan
Untuk mengatasi masalah
perekonomian Indonesia karena cadangan energi fosil yang semakin menipis renewable
energy adalah salah satu cara agar konsumsi energi yang meningkat dan cenderung
boros di negara Indonesia berkurang. PLTS adalah salah satu renewable energy
yang seharusnya dikembangkan secara optimal karena perkembangannya berpotensi
tinggi dan penggunaannya bermanfaat di Indonesia.
Daftar
Pustaka
Hidayat, Atep Afia., Muhammad Kholil. 2017. Kimia Industri
dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media.
Elinur ', D.S Priyarsono, Mangara Tambunan, Muhammad
Firdaus. 2012 PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN PENYEDIAAN ENERGI DALAM PEREKONOMIAN
INDONESIA. Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyediaan+energi+indonesia&btnG=#d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DxdULbA7wZvoJ , http://ejournal.unri.ac.id (Kamis, 20 september 2018)
Rahardjo, Irawan dan Ira Fitriana. 2005. ANALISIS
POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI INDONESIA https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyediaan+energi+indonesia&btnG=#d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DQT84lPT1Y1AJ , http://www.geocities.ws ,
Abdullah, Komarudin. 2011. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol 12, No 1 (1998): Buletin
Ketenikan Pertanian http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=344123
(Kamis, 20 september 2018)
Yandri,
Valdi Rizki. 2012. PROSPEK PENGEMBANGAN ENERGI SURYA
UNTUK KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA. Jurnal Ilmu Fisika
Vol 4, No 1 (2012): JURNAL ILMU FISIKA http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=359368
(Kamis, 20 september 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.