Abstrak :
Semakin
meningkatnya jumlah penduduk dunia akan
mengakibatkan semakin meningkatkan jumlah
emisi dan limbah. Oleh karena itu masyarakat
internasional menaruh perhatian terhadap
jumlah emisi dan limbah yang dapat
ditoleransi oleh sumber lingkungan hidup. Hubungan yang erat antara
penggunaan teknologi dan kerusakan
lingkungan telah menyadarkan masyarakat
untuk melakukan modifikasi dan inovasi dari
teknologi yang ada saat ini. Dalam
hubungannya dengan penggunaan energi,
terus dilakukan inovasi pada teknologi yang
memproduksi, mengkonversi, menyalurkan,
dan menggunakan energi sehingga diperoleh
teknologi yang lebih efisien dan ramah
lingkungan. Teknologi inovasi tersebut di
antaranya adalah : reaktor fusi nuklir,
gasifikasi batubara, superkonduktivitas, dan
lampu hemat energi. Teknologi ini sebagian
masih dalam tahap riset dan sebagian sudah
sampai pada tahap komersial.
Salah satu teknologi konversi energi
adalah pembangkit tenaga listrik .
Kata Kunci : teknologi bersih, ramah lingkungan, batu bara, teknologi hijau, pembangkit listrik
Isi :
Menurut Hidayat (2017) dalam Shidqi (2016) dan Soemarno (2011) bahwa Teknologi Hijau (Green Tech) dikenal juga sebagai teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech), merupakan integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.
Energi bersih adalah teknologi yang menghasilkan gas rumah kaca dalam level yang sangat rendah atau mendekati nol jika dibandingkan dengan teknologi lain. Energi bersih juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan lingkungan selama masa pakainya. (Hijauku, 2011)
Pembangkit Listrik Batu Bara Sumber : http://www.panoramio.com |
Menurut Sugiyono (2000) bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber
energi seperti : batubara, gas alam, minyak
bumi, energi air, dan geothermal. Batubara
merupakan sumber energi dengan cadangan
terbesar, yaitu 36,34 x 106
ton. Sedangkan
cadangan gas alam sebesar 137,79 TSCF
(Tera Standard Cubic Feet) dan minyak bumi
sebesar 9,09 x 109
SBM (Setara Barel
Minyak). Energi listrik
selama periode proyeksi diperkirakan tumbuh
rata-rata sebesar 4,9 % per tahun. Batubara
mempunyai pertumbuhan yang paling tinggi
yaitu sebesar 7,6 % per tahun.
Pada saat ini pangsa penggunaan
batubara hanya sekitar 28,7 % dan akan
meningkat pesat menjadi 74,1 % pada tahun 2025. Disamping batubara, gas alam dan
energi air cukup berperan dengan rata-rata
pertumbuhan sekitar 2,7 %. Pangsa gas alam
menurun dari 21,3 % pada saat ini menjadi
sekitar 11,7 % pada tahun 2025. Tenaga air
pangsanya juga mengalami sedikit penurunan
dari 15,3 % pada saat ini menjadi 13 % pada
akhir periode proyeksi. Bahan bakar minyak
diperkirakan tidak akan berperan untuk masa
depan.
Berdasarkan proyeksi produksi listrik
dapat dihitung emisi gas buang seperti
partikel, SO2, NOx, serta CO2. Emisi untuk
masing-masing gas meningkat sekitar antara
6-7 % per tahun. Penggunaan batubara yang
meningkat pesat merupakan penyebab utama
dari makin meningkatnya emisi gas buang.
Batubara sangat
potensial digunakan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik di masa depan. Menurut Sugiyono (2000) bahwa banyak kendala yang dihadapi untuk
memanfaatkan batubara secara besar-besaran.
Kendala tersebut antara lain :
- Batubara berbentuk padat sehingga sulit dalam penanganannya.
- Batubara banyak mengandung unsur lain, misalnya sulfur dan nitrogen yang bisa menimbulkan emisi polutan.
- Batubara mengandung banyak unsur karbon yang secara alamiah bila dibakar akan menghasilkan gas CO2.
Untuk mengatasi kendala tersebut, teknologi bersih merupakan alternatif yang dapat diterapkan. Teknologi ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam kategori. Yang pertama diterapkan pada tahapan setelah pembakaran dan yang kedua diterapkan sebelum pembakaran.
- Penerapan Teknologi Bersih Setelah Proses Pembakaran, Batubara yang dibakar di boiler akan menghasilkan tenaga listrik serta menghasilkan emisi seperti partikel, SO2, NOx, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu), dan separator CO2. Kecuali teknologi separator CO2 yang masih dalam tahap penelitian, teknologi lainnya merupakan teknologi konvensional yang saat ini sudah banyak diterapkan.
- Penerapan Teknologi Bersih Sebelum Proses Pembakaran, Pengurangan emisi pada tahapan setelah pembakaran batu bara banyak memerlukan energi listrik sehingga kurang efisien dalam penggunaan energi. Cara yang lebih efisien adalah bila pengurangan emisi dilakukan pada tahap sebelum pembakaran dan sering disebut teknologi batubara bersih. Teknologi batubara bersih yang dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah teknologi fluidized bed combustion (FBC), gasifikasi batubara, magneto hydrodynamic (MHD) dan kombinasi IGCC dengan fuel cell.
Berdasarkan uraian tersebut, batubara diperkirakan paling dominan digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik di Indonesia di masa datang. Penggunaan batubara dalam jumlah yang besar akan meningkatkan emisi seperti emisi partikel, SO2, NOx, dan CO2. Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah dengan menggunakan teknologi bersih. Di Indonesia teknologi denitrifikasi, desulfurisasi dan electrostatic precipitator yang sudah komersial dapat diterapkan untuk jangka pendek dan menengah. Sedangkan teknologi yang masih dalam pengembangan seperti teknologi fluidized bed combustion, gasifikasi batubara, dan MHD masih perlu dikaji penerapannya untuk jangka panjang.
Ini berarti negara dapat merasakan keuntungan dari listrik bertenaga batu bara yang terjangkau, dapat diandalkan dan mudah diakses untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sembari mengurangi emisi secara signifikan sesuai dengan komitmen iklim. (Jati, 2016)
Daftar Pustaka :
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media
Sugiyono, Agus. 2000. Prospek Penggunaan Teknologi Bersih Untuk Pembangkit Listrik Dengan Bahan Bakar Batu Bara Di Indonesia (Diunduh pada tanggal 15/02/2018)
Hijauku. 2011. Mencari Definisi Energi Bersih
Dalam http://www.hijauku.com/2011/08/22/mencari-definisi-energi-bersih/ (Diunduh pada tanggal 16/02/2018)
Jati, Yusuf Waluyo. 2016. Pemanfaatan Teknologi Bersih PLTU Batu Bara Didorong
Dalam http://industri.bisnis.com/read/20160906/44/581711/pemanfaatan-teknologi-bersih-pltu-batu-bara-didorong (Diunduh pada tanggal 16/02/2018)BPPT. 2009. Penerapan Teknologi Produksi Bersih Solusi Hemat Energi
https://www.bppt.go.id/teknologi-informasi-energi-dan-material/278-penerapan-teknologi-produksi-bersih-solusi-hemat-energi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.