Kepala
Stasiun BMKG L. Budi Nugroho
|
HUMPRO
BIAK, Kabut
asap yang berasal dari beberapa titik api di daerah Merauke, dan sebagian
kecil sekitar teluk Bintuni menyelimuti sebagian besar Provinsi Papua dan Papua
Barat.
"Penyebab dampak asap yang mulai merambah di Papua ini karena kabut asap arah angin yang umumnya dari tenggara sampai barat daya maka dampak asapnya sampai ke sebagian Papua Barat dan Papua bagian Utara" ungkap kepala stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Biak Numfor L. Budi Nugroho.
Lanjut kata Budi dampak asap ini juga karena Adanya El Nino dan siklon di pasifik Utara yang menyebabkan udara di sebagian besar Papua sangat kering, yang diharpkan juga 3 atau 4 hari kedepan baru akan turun hujan. Akibat kabut asap ini juga sangat berpengaruh pada kegiatan transportasi, khususnya transportasi udara. Sementara itu untuk pemadaman sumber titik api sudah dilakukan secara optimal dengan potensi yang ada. Dan liputan asap di beberapa daerah akan berkurang jika terjadi perubahan arah angin atau hujan.
"Penyebab dampak asap yang mulai merambah di Papua ini karena kabut asap arah angin yang umumnya dari tenggara sampai barat daya maka dampak asapnya sampai ke sebagian Papua Barat dan Papua bagian Utara" ungkap kepala stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Biak Numfor L. Budi Nugroho.
Lanjut kata Budi dampak asap ini juga karena Adanya El Nino dan siklon di pasifik Utara yang menyebabkan udara di sebagian besar Papua sangat kering, yang diharpkan juga 3 atau 4 hari kedepan baru akan turun hujan. Akibat kabut asap ini juga sangat berpengaruh pada kegiatan transportasi, khususnya transportasi udara. Sementara itu untuk pemadaman sumber titik api sudah dilakukan secara optimal dengan potensi yang ada. Dan liputan asap di beberapa daerah akan berkurang jika terjadi perubahan arah angin atau hujan.
Sementara
itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Biak Numfor,
Yunus Saflembolo melalui telepon selulernya mengatakan akan menindak tegas bagi
masyarakat yang akan membuka lahan dengan cara membakar. Ia pun berharap kepada
masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah, atau membuka lahan dengan
cara membakar. Masyarakat harus bisa mendukung dan melaporkan jika ada
pembakaran lahan karena masyarakat sebagai pihak yang berada paling dekat dan
terdampak langsung dari kebakaran dan kabut asap yang ada.
"Kondisi ini makin parah karena musim kemarau dan fenomena El Nino yang akan mempermudah dan memperluas penyebaran api di Papua khususnya di Kabupaten
KONDISI PENCEMARAN UDARA DI BIAK NUMFOR
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Biak Numfor yang saat ini sedang menguji tingkat pencemaran udara Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dilakukan di beberapa titik pencemaran udara diantaranya di tempat Industri, tempat pemukiman Masyarakat, dan sepanjang jalan lalu lintas.
Kepala BLH Kab Biak Numfor Zakarias Mailoa, ST. MM. saat dihubungi mengatakan kita sedang menguji kualitas Udara akibat kabut asap di Papua khususnya yang ada di Biak Numfor untuk melihat sampai di tingkat mana kualitas udara di Biak Numfor saat ini. Riki begitu sapaan akrab kepala BLH ini menambahkan untuk hasil dari uji coba pencemaran udara ada beberapa tahapan dan akan diketahui hasil minggu depan karena kita masih meneliti di laboratorium lingkungan hidup Biak. (dk/hp)
"Kondisi ini makin parah karena musim kemarau dan fenomena El Nino yang akan mempermudah dan memperluas penyebaran api di Papua khususnya di Kabupaten
KONDISI PENCEMARAN UDARA DI BIAK NUMFOR
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Biak Numfor yang saat ini sedang menguji tingkat pencemaran udara Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dilakukan di beberapa titik pencemaran udara diantaranya di tempat Industri, tempat pemukiman Masyarakat, dan sepanjang jalan lalu lintas.
Kepala BLH Kab Biak Numfor Zakarias Mailoa, ST. MM. saat dihubungi mengatakan kita sedang menguji kualitas Udara akibat kabut asap di Papua khususnya yang ada di Biak Numfor untuk melihat sampai di tingkat mana kualitas udara di Biak Numfor saat ini. Riki begitu sapaan akrab kepala BLH ini menambahkan untuk hasil dari uji coba pencemaran udara ada beberapa tahapan dan akan diketahui hasil minggu depan karena kita masih meneliti di laboratorium lingkungan hidup Biak. (dk/hp)
Beginilah seharusnya cara mencegah pencemaran udara:
1.
Mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan
lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
2.
Melakukan
penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan
penyerap polutan atau saringan.
3.
Mengalirkan
gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke
air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas.
4.
Membangun
cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi
thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman
atau kita;
5.
Mengurangi
sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi
angkutan pribadi;
6.
Memperbanyak
tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu
dan bahan partikel lain.
Daftar
pustaka
http://humasprobiak.blogspot.co.id/2015/10/kabut-asap-di-papua-berasal-dari.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.