Pencemaran Lingkungan
Manusia dengan segala kehebatannya telah semakin maju dan berkembang dalam kehidupan sehari- hari. seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin menemukan banyak sekali temuan- temua baru yang memudahkan kehidupan manusia kedepannya.Selain itu, karena faktor kemajuan zaman pula saat ini telah didirikan berbagai macam gedung yang difungsikan sebagai pusat- pusat industri, dan lain sebagainya.
Semua perkembangan yang menakjubkan ini tentu saja akan membawa dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, tahukah Anda bahwa dibalik kemajuan zaman dan modernisasi bidang industri ini ternyata membawa dampak buruk? Dampak buruk ini terutama dirasakan oleh lingkungan.
Tanpa disadari secara nyata oleh manusia, bahwasannya seiring dengan aktivitas yang meningkat ini maka manusia juga menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Bahan- bahan yang digunakan di dalam produk dn juga sisa- sisa limbah pabrik seringkali meracuni lingkungan. Terlebih apabila tidak diimbangi dengan cara penanganan yang benar. Banyak sekali dampak buruk modernisai atau kemajuan zaman terhadap lingkungan. Beberapa hal yang menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
- Pembuangan limbah pabrik langsung ke alam yang tidak diolah terlebih dahulu
- Asap pabrik yang dapat mencemari udara (baca: penyebab pencemaran udara)
- Penggunaan inseksisida yang berlebihan
- Pembuangan air detergen yang tidak ramah lingkungan secara langsung ke tanah (baca: jenis-jenis tanah)
- Penggunaan alat- alat listrik yang dapat memicu gas rumah kaca (baca: penyebab efek rumah kaca)
- Penggunaan bahan- bahan pembersih yang mengandung bahan- bahan kimia berbahaya
Pencemaran Lingkungan Digorontalo
Secara
geografis perairan Gorontalo dan sekitarnya termasuk
dalam katagori perairan semi tertutup. Kedalaman perairan di Teluk Tomini Gorontalo mencapai 4000 meter, dan memiliki ribuan fasies
terumbu karang yang menjadi kebanggaan tersendiri di sektor wisata bahari
terutama di pantai Olele. Tipe pantainya yang bertebing curam dengan elevasi lereng pantai kurang lebih 45 derajat. Hampir di sepanjang pantai, ditempati oleh aneka ragam
jenis terumbu karang. Padatnya terumbu karang di perairan ini menjadi hunian
dan berkembang biaknya aneka ragam biota laut. Sementara di wilayah bagian tenggara dan timurlaut Teluk Tomini adalah
perairan Laut Maluku yang merupakan tempat
migrasinya ikan pelagis (tuna). Ikan
pelagis seperti ikan tuna tidak akan mencari makan hingga ke dasar laut yang dalamnya
mencapai 4000 meter. Suatu kelebihan di perairan Teluk Gorontalo terdapat arus global bergerak secara
horisontal maupun vertikal (upwelling)
yang membawa
nutrient/plankton dari dasar laut sehingga sangat mengundang migrasi ikan ke wilayah tersebut. Arus ini yang memegang peran untuk mendistribusikan nutrien dari bawah
ke atas serta mengendalikan salinitas (kadar garam) air laut. Akan tetapi akibat pencemaran limbah logam berat (merkuri) di perairan Gorontalo, dikawatirkan telah terjadi gangguan ekosistem habitat biota laut yang menjadi bahan makanan bagi ikan pelagis. Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap populasi biota
laut yaitu pasokan sedimen lumpur pada saat musim hujan. Curah hujan yang tinggi di Gorontalo yang menyebabkan terjadinya penurunan salinitas di perairan
tersebut. Kondisi ini terlihat dari data BMKG Gorontalo yang grafik curah hujan bulanannya rata-rata dalam lima tahun sekitar 111 sampai 420 milimeter yaitu pada bulan Desember hingga bulan April. Sedangkan pada bulan lainnya berkisar antara 66 sampai dengan 103
milimeter. Curah hujan maksimum selama periode lima tahun umumnya lebih dari
201 milimeter, sedangkan curah hujan maksimum normal terjadi pada bulan
Januari. Curah hujan yang tinggi di
daerah hulu akan mengakibatkan banjir dan banyak memasok logam berat ke sungai
Bone hingga bermuara ke laut. Muara Sungai Bone dan beberapa muara sungai
besar yang bermuara di Teluk Tomini Gorontalo umumnya
bermuatan limbah logam berat dari aktivitas penambangan di daerah hulu. Limbah logam berat yang
yang teridentifikasi antara lain adalah
merkuri, sianida dan sulfida. Sianida adalah senyawa kimia yang terdiri dari 3
buah atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen. Senyawa ini terdapat dalam bentuk gas, liquid dan solid, yang dapat
melepaskan anion CN- yang sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan
bekerja dengan cepat. Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan KCN (kalium
sianida). Banyak sianida di lapisan tanah atau air berasal dari proses pabrik,
serta fasilitas pengolahan air limbah publik. Sumber terbesarnya yaitu aliran
buangan dari proses ekstraksi emas dari batuan di lokasi penambangan.
Sementara sulfida bila terlarut dalam air akan bersifat asam dan larutan ini
sangat berbahaya bagi manusia dan jika mengalir ke laut maka biasanya biota
laut tidak akan bertahan lama dan cenderung akan bermigrasi. Demikian juga
berkurangnya oksigen dalam air akan berakibat menurunnya laju metabolisme pada
biota air yang akhirnya dapat berdampak pada kepunahan jenis-jenis ikan di
sungai. Semakin berkurangnya kadar oksigen dalam air sungai menyebabkan
penurunan populasi ikan-ikan kecil di daerah muara (estuari) seperti nike, yang
merupakan sumber pakan utama bagi ikan pelagis dan juga tuna dan jenis biota
laut lainnya. Penurunan kadar oksigen dapat disebabkan beberapa hal diantaranya
pencemaran limbah dari penambang dan pabrik yang membuang limbahnya ke sungai,
limbah rumah tangga seperti deterjen ataupun tumbuhan gulma akibat dari
sedimentasi yang tinggi.
Disinyalir nilai parameter pH dan oksigen terlarut
(DO) di Sungai Bone, Bolango dan beberapa sungai di Marisa dan Pohuato sangat
rendah. Ini akan sangat berpengaruh pada penurunan biota air sungai maupun
biota laut di pesisir Teluk Tomini, sehingga populasi ikan karang yang menjadi
sumber makanan ikan pelagis cenderung berkurang akibat kualitas air yang
rendah. Rusaknya DAS di daerah Kabupaten Gorut, Pohuato, Marisa dan Sungai Bone
di bagian hulu akan menjadi pemicu menurunnya populasi biota laut di pesisir
perairan Gorontalo dan migrasinya ikan pelagis. Kondisi
ini berdampak pada penurunan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan di perairan
Gorontalo yang
konon belakangan ini pendapatan hasil
lautnya cenderung berkurang. Hal inilah yang menjadi masalah yang
tidak diketahui oleh para nelayan di
Gorontalo.
Dampak Lingkungan yang Tercemar
1. Terganggunya keseimbangan lingkungan
2. Punahnya berbagai spesies flora dan fauna
3. Berkurangnya kesuburan tanah
4. Menyebabkan terjadinya lubang ozon
5. Terjadi pemekatan hayati
6. Menyebabkan keracunan dan penyakit
Daftar
pustaka:
- http://www.ikasmansagorontalo.org/index.php/articles/36-limbah-merkuri-di-teluk-gorontalo-bencana-manusia-di-masa-datang
- http://ilmugeografi.com/fenomena-alam/dampak-pencemaran-lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.