Berdasarkan laporan perusahaan konsultan Cleantech Group
yang bekerja sama dengan World Wildlife Foundation (WWF), diketahui bahwa 10
negara masuk dalam kelompok terkemuka dalam penerapan kreativitas dan inovasi
dalam penerapanTeknologi Hijau.
Berdasarkan catatan CG (2014), Smead (2014) dan LK (2010)negara-negara tersebut termasuk dalam kelompok negara industri, namun ditandai dengan kecenderungan yang tinggi untuk menerapkan gaya hidup, pola konsumsi dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Proses industrialisasi yang sudah berlangsung sekitar 200 tahun menimbulkan beragam dampak negatif terhadap lingkungan, memasuki abad ke-21 kesadaran akan pemulihan kondisi lingkungan meningkat hampir di semua negara, antara lain melalui penerapan Teknologi Hijau Untuk membuat peringkat negara yang paling banyak menerapkan Teknologi Hijau,Cleantech bekerjasama dengan WWF melakukan survey di 40 negara dengan menggunakan 15 indikator antara lain ada tidaknya solusi hijau dari perusahaan,kebijakan dan peraturan publik, insentif keuangan, investasi swasta untuk Teknologi Hijau, kepedulian akademisi, dan jumlah paten lingkungan yang terdaftar. Survei Global Cleantech Innovation Index menunjukkan pemeringkatan seperti berikut :
Berdasarkan catatan CG (2014), Smead (2014) dan LK (2010)negara-negara tersebut termasuk dalam kelompok negara industri, namun ditandai dengan kecenderungan yang tinggi untuk menerapkan gaya hidup, pola konsumsi dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Proses industrialisasi yang sudah berlangsung sekitar 200 tahun menimbulkan beragam dampak negatif terhadap lingkungan, memasuki abad ke-21 kesadaran akan pemulihan kondisi lingkungan meningkat hampir di semua negara, antara lain melalui penerapan Teknologi Hijau Untuk membuat peringkat negara yang paling banyak menerapkan Teknologi Hijau,Cleantech bekerjasama dengan WWF melakukan survey di 40 negara dengan menggunakan 15 indikator antara lain ada tidaknya solusi hijau dari perusahaan,kebijakan dan peraturan publik, insentif keuangan, investasi swasta untuk Teknologi Hijau, kepedulian akademisi, dan jumlah paten lingkungan yang terdaftar. Survei Global Cleantech Innovation Index menunjukkan pemeringkatan seperti berikut :
1. Israel, pilihannya dalam menerapkan Teknologi Hijau
berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya energi dan air yang dimilikinya. Di
tengah-tengah kepungan negara tetangga yang menjadi produsen minyak, Israel
menjadikan matahari sebagai solusi sumber energi. Saat ini, sekitar 90 persen
dari rumah di Israel menggunakan energi surya untuk memanaskan air. Israel
berhasi lmengembangkan teknologi untuk mendaur ulang air. Selain itu melalui
teknologi irigasi tetes berhasil mengubah gurun pasir menjadi lahan pertanian
yang subur. Teknologi hijau telah dijadikan norma kehidupan masyarakat dan
dimasukan dalam sistem pendidikan di negara tersebut.
2. Finlandia, dikenal senagai negara yang berfungsi sebagai laboratorium
untuk solusi lingkungan. Sektor energi terbarukan di negara ini tumbuh lebih
dari lima persen oer tahun, dan dari kegiatan ekspornya berhasil mendatangkan
devisa. Di Finlandia terdapat sekitar 2.000 perusahaan yang menerapkan
teknologi berkelanjutan, sehingga menjadi daya tarik untuk investor. Finlandia bekerjasama
dengan Brasil untuk mengembangkan teknologi lepas pantai yang ramah lingkungan,
termasuk pembuatan kapal dan pengeboran minyak Pengembangan Teknologi Hijau di
Finlandia berhasil mempekerjakan 50 ribu orang, dan akan meningkat dua kali
lipat pada tahun 2020.
3. Amerika Serikat (AS), dikenal sebagai negara yang paling
rajin dalam investasi untuk pengembangan Teknologi Hijau. Sebagai catatan tahun
2010 jumlahinvestasi mencapai 5,2 miliar US $ dan pada tahun 2011 meningkat
jasi 6,8 miliar US $. California tercatat sebagai negara bagian terbesar dalam
investasi Teknologi Hijau, yaitu mencapai 54 persen dari seluruh investasi
Teknologi Hijau di AS. Pengembangan teknologi hijau di AS berhasil menarik
investasi dalam dan luar negeri, namun kebijakan pemerintah federal mengenai
energi masa depan perlu diperjelas. Sementara BLS (2013) melaporkan, bahwa
sekitar lima puluhtujuh persen dari bisnis di Amerika Serikat menggunakan teknologi
hijau sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi energi. Di sisi lainnya
sekitar lima puluh persen industri menerapkan teknologi hijau sebagai upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan limbah dari proses produksi
4. Swedia, memiliki kinerja baik untuk semua indikator yang
disurvei. Salah satu keunggulan Swedia ialah menyediakan pendanaan yang besar untuk
penelitian dan pengembangan. Swedia memiliki pusat keunggulan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki kemitraan strategis
dengan industri terkemuka, sehingga lebih siap dalam menghadapi beragam
persoalan lingkungan. Swedia senantiasa mengembangkan solusi dan teknologi
hijau untuk berbagai sektor, mulai dari green building sampai daur ulang
limbah menjadi sumber energi, sehingga hampir 80 persen rumah di Swedia
memanfaatkannya untuk berbagai proses pemanasan. Swedia tercatat sebagai negara
yang memiliki standar teringgi di dunia dalam pengelolaan limbah. Perusahaan
baru di Swedia menjadi konsumen energi terbarukan. Namun di sisi lainnya masih
ada kesenjangan antara inovasi dan komersialisasi dalam
pengembangan energiterbarukan.
5. Denmark, negara kecil ini memiliki potensi untuk membuat
perubahan yang besar ke arah masa depan yang lebih berkelanjutan melalui novasi
hijau dan penerapan teknologi hijau. Keunggulan Denmark terutama dalam kemampuannya
dalam mendukung perusahaan baru untuk mengembangkan teknologi bersih, sehingga
mendapatkan keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan
energi angin di Denmark termasuk yang palingmaju di dunia, sehingga membuat
ambisi pemerintah untuk menurunkan emisi sampai 40 persen pada tahun 2010.
Energi angina akan memenuhi setengah dari kebutuhan energi Denmark. Hal lain
yang menonjol di Denmark ialah meluasnya penggunaan moda kendaraan bebas energi,
yaitu speda. Pemerintah Kota Kopenhagen menyediakan sepeda pinjaman untuk warga
dan pendatang. Ternyata upaya tersebut ditiru oleh pemerintah Kota Barcelona,
Berlin, Paris dan Rio de Janeiro. Pengembangan teknologi hijau Denmark meluas
ke negara lainnya, antara lain mengembangkan kemitraan dengan China.
6. Inggris, termasuk negara yang memiliki perhatian yang
besar terhadap pengembangan Teknologi Hijau. Inggris antara lain mengembangkan
proyek- proyek dekontaminasi tanah, daur ulang limbah, dan sistem listrik
modern untuktransportasi di sekitar Bandara London. Inggris merupakan negara
yang menempati peringkat keenam paling menarik untuk investasi energi
terbarukan.
7. Kanada, negara berhasil mengembangkan Teknologi Hijau
paling mutakhir. Kanada terus mengembangkan insentif dan investasi teknologi
bersih untuk mengurangi pelepasan karbon ke atmosfer. Kanada menduduki
peringkat kesembilan dalam kepemilikan kapasitas daya terpasang energi angin,
yaitu mencapai 5.200 MW atau sekitar 2,2 persen dari kapasitas daya terpasang energy
angin yang ada di dunia.
8. Swiss, meskipun memiliki dukungan keuangan yang saat ini
relatif lemah, namun memiliki input inovasi yang sangat tinggi. Industri
cleantech didorong oleh output yang tinggi melalui paten lingkungan dan
kebijakan pemerintah yang sangat-mendukung.
9. Jerman, merupakan negara terdepan dalam pengembangan
energi terbarukan. Jerman telah berjanji untuk mengakhiri penggunaan reaktor
nuklir pada tahun 2022 dan menggantikannya dengan sumber energi seperti angina
dan matahari. Jerman tercatat sebagai negara terbesar ketiga di dunia dalam
investasi untuk pengembangan energi angin, dengan kapasitas 29.000 MW atau 12,2
persen dari seluruh dunia. Konversi sumber energi fosil ke energi angin
berpengaruh langsung terhadap emisi gas yang membahayakan bagi Planet Bumi.
Dalam satu dekade terakhir pengembangan Teknologi Hijau di Jerman berdampak
pada tersedianya 300 ribu lowongan kerja baru. Jerman tetap memimpin dalam
pasar energi terbarukan, antara lain berhasil mengoperasikan sepertiga dari
kapasitas terpasang sel surya di dunia. Pemerintah Jerman memiliki ambisi yang
besar untuk terus mengembangkan teknologi hijau.
10. Irlandia, negara ini terus mengembangkan program
investasi hijau dengan peningkatan dana mencapai dua kali lipat dalam dua tahun
terakhir. Irlandia merupakan negara pertama yang menerima sistem kredit karbon
yang dihasilkan oleh proyek yang berhasil mengurangi emisi dari deforestasi .
Sebagai catatan negara-negara maju telah diwajibkan oleh Protocol Kyoto untuk
menurunkan emisi gas karbon, yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Negara maju dapat membeli poin atau kredit penurunan emisi karbon dari proyek
ramah lingkungan di negara berkembang melalui clean development mechanism
(CDM). Konsentrasi Irlandia dalam mengembangkan energy terbarukan ialah melalui
eksplorasi energi pasang surut dan gelombang di lautan. Berdasarkan laporan CG
(2014), peringkat ke 11 – 20 berturut-turut Belanda, Jepang, Korea Selatan,
Norwegia, Perancis, Austria, Belgia, Selandia Baru, China dan Singapura.
Sedangkan Indonesia berada pada peringkat 34 berada di bawah Saudi Arabia dan
di atas Rumania. Sebagai catatan, dalam laporan tahun 2012, Korea Selatan
menduduki peringkat ke delapan dalam penerapan Teknologi Hijau. Korea Selatan
merupakan negara eksportir Teknologi Hijau untuk perkotaan. Korea Selatan
berhasil dalam pengembangan proyek perencanaan kota yang berkelanjutan
"Songdo International Business District" , yang merupakan
pusat keunggulan dalam teknologi, pendidikan dan bisnis. Terletak sekitar 65
kilometer dari Seoul. Sejak tahun 2009, Korea Selatan memiliki stretegi
pertumbuhan hijau, yang dikenal sebagai rencana aksi“Green Growth” yang
mencangkup peningkatan investasi pemerintah, kerjasamainternasional dan komersialisasi
teknologi hijau.Sedangkan di Malaysia sejak tahun 2009 sudah terbentuk
Kementerian Tenaga, Teknologi Hijau dan Air (KeTTHA). Teknologi hijau dijadikan
sebagai pemacu pertumbuhan baru yang menawarkan peluang yang banyak, potensi
yang luas, dan peningkatan ekonomi, inovasi serta kekayaan negara. Dalam hal
ini pembangunan ekonomi dan pendidikan teknik memiliki hubungan yang erat, maka
teknologi hijau akan diintergrasikan ke dalam kurikulum pendidikan teknik dan
vokasional (PTV),sebagaimana dijelaskan oleh Saibani dkk (2013).
Daftar pustaka
@A37-ANDIKA
BalasHapusPOINT : 3
Isinya bagus ,mindmapnya bagus
Kenapa lingkungan negara luar lebih bersih dari lingkungan negara kita ?
@A02-RAHMAT
BalasHapusPOIN : 3
artikel dan mind map bagus
Bagaimana perkembangan penerapan teknologi hijau di Indonesia?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@A01-RIKA
BalasHapusPoint 3
Bagus kok.
Pertanyaannya
Negara manakah penyumbang terbanyak pencemaran lingkungan ?
@A27-RINALDI
BalasHapusPOIN 3
Mudah dipahami
Negara manakah yg sangat maju dalam mengembangkan teknologi hijau?
@A24 - TANIA
BalasHapusPOIN 3
Artikel sudah baik dan bermanfaat
mengapa negara indonesia tidak bisa sebersih negara lain?
@A16-SITI
BalasHapusPOIN 3
artikelnya bermanfaat
bagaimana menurut anda perkembangan teknologi hijau di indonesia? jelaskan
@A19-Hariadi
BalasHapusPoin 3
Artikel bagus
Teknologi hijau yang paling sederhana seperti apa?
@A05-RAMADHON
BalasHapusPOIN3
Artikelnya jelas namun forn tulisan mindmap terlalu kecil dan sulit dibaca
Apakah di indonesia sudah menerapkan teknologi hijau,jelaskan!
@A07-RONA
BalasHapusPoin 3
Mind map dan artikelnya lengkap
Bagaimana konsep yang diterapkan di indonesia untuk kimia hijau? Bagaimana pengaplikasiannya?
@A32-VARATRI
BalasHapuspoin 3
mindmap bagus artikelnya sangat bermanfaat
apakah diIndonesia belum menerapkan TEKNOLOGI HIJAU?
@A11-DINDA
BalasHapusPOIN 3
mindmap dan artikelnya sudah bagus
Di negara manakah yang penerapan tekhnologi hijaunya sudah berjalan dengan baik?
@A03-KHARISMA
BalasHapusPoin 3
artikelnya bagus
apakah di indonesia belum melakukan penerapan teknologi hijau?
@A38-farida
BalasHapusPoin 3
Artikelnya sangat menarik
Apakah indonesia lebih unggul atau tidak dari negara-negara yang sudah anda jelaskan dalam penerapan teknologi hijau?
@A28-ZAKI
BalasHapusPOIN 3
Arikel bagus mindmap niru :v
Apa pengaruh teknologi hijau bagi kehidupan berbangsa dan bernegara??
@17-DHICO
BalasHapusPoin 3
Artikelnya bagus
Daru 10 negara tersebut negara manakah yang paling terkemuka dalam penerapan kreativitas dan inovasi dalam penerapanTeknologi Hijau?
@A12-ZARICA
BalasHapusPoin 3
Artikelnya bagus
Apakah Indonesia bisa menggeser negara2 yg ada diatas dalam hal tek.Hijau?? Kl bisa bagaimana caranya??
@A29-Fauzi
BalasHapusPoint 3
Bagus
Cara menerapkan teknologi hijau?