Assalamualaikum.
Artikel saya kali ini
tentang Industri Garment.
Industri garment adalah
industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Yang
dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam pakaian
dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan
bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain
berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts,
polo shirt, sport swear), pakaian dalam (underwear) dan
lain-lain. Industri tersebut merupakan penyumbang devisa terbesar
bagi negara setelah minyak dan gas bumi (Migas). Di pasar
internasionals endiri, produk garment Indonesia telah memiliki posisi
yang cukup bagus, dengan pangsa antara 3 % sampai 4% dari total
nilai ekpsor dunia.
Hambatan Untuk Masuk Dunia Garmen
Karakteristik industri
Industri ini merupakan industri padat
karya,dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadiatau
setengah jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkankurang efisien
dan tinggi biaya. Industri ini sangat rentan dengan masalahketenaga kerjaan.
Industri dapat di masuki oleh siapa saja, namun keahlianseorang pengusaha
garment sangat menentukan kemajuan usaha.
Aspek Produksi
Akibat industi yang bersifat padat karya,
kebutuhanmodal sebagian besar teralokasi ke tenaga kerja. Pemogokan buruh dapatmenjadi
masalah pelik. Kualitas pekerjaan akan berpengaruh pada hasilakhir dan tingkat
efisiensi dibuat.
Distribusi dan Pemasaran
hanya sebagian kecil hasil produksi beredardi
pasar modern, sebagian besar lagi beredar di berbagai jenis market.Segment yang
dipilih oleh produsen memaksa produsen hanya memenuhi permintaan salah
satu buyer atau end user.
Bahan Baku
bahan baku relatif mudah tersedia, walaupun harga
yangdiberlakukan sedikit berbeda. Hal ini lebih sering mucul, yang
diakibatkanfluktuasi rupiah. Bahan baku banyak tersedia pada produk lokal,
Pasardalam negeri tetap berpatokan pada harga yang disesuaikan.
Resiko Usaha Garmen dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Sisi Teknologi
Perkembangan pasar global telah menghadapkan produsen
garment kepada permasalahan utama yakni adanya kompetisi global yang
menyebabkan harga produk terus turun, keinginan kastemer yang terus meningkat,
margin yang semakin tipis dan kebutuhan untuk selalu melakukan investasi,
tekanan dari masyarakat ataupun pemerintah dan perasaan tidak aman karena
kondisi yang selalu berubah-ubah.
Internet telah membawa perubahan yang paling
fundamental setelah revolusi industri. Perubahan yang akan membawa paradigma
baru dalam industri garment dengan membuka peluang yang sangat luas dalam
segala aspek bisnis garment. Internet memungkinkan orang memandang bisnis
garment dengan cara yang berbeda sehingga menawarkan peluang bisnis baru yang
tak terbatas bagi pelaku pasar. Di sisi lain, para pelaku pasar yang belum atau
terlambat memanfaatkan internet (atau teknologi dalam arti luas) akan sangat
tertinggal dan kalah bersaing dengan pelaku lainnya.
Ketersediaan Lahan/Lokasi
Faktor lahan/lokasi tidak terlalu bepengaruh dalam
industri garment.
Jaminan Ketersediaan Bahan Baku Utama
Bahan baku impor akan menyebabkan waktu
penyelesaian order lebih lama. Selain itu, resiko seperti keterlambatan pasokan
atau ketiadaan pasokan akan lebih besar. Kesemuanya akan menimbulkan masalah
dalam memenuhi jadwal produksi dan pengiriman barang ke pembeli.
Produk Substitusi
Garment tidak memiliki produk substitusi.
Aspek Lainnya
Aspek yang perlu dipertimbangkan adalah buruh
mengingat industri garment adalah industri yang bersifat
pada karya. Saat ini, serikat pekerja memiliki kekuatan penekan yang
cukup sehingga bisa berdiri sejajar dengan pengusaha maupun
pemerintah. Kesuksesan suatu perusahaan garment tergantung pada perusahaan
tersebut mampu mengelola pekerjanya. Pasar serta peluang pasar terbesar untuk
garment nasional saat ini adalah ekspor. Oleh karena itu segala hal yang
dapat menggangu kelangsungan ekspor merupakan faktor yang patut diperhatikan.Saat
ini garment masih merupakan barang yang dikenakan kuota oleh beberapa negara
importir seperti Amerika Serikat, Kanada, Turki dan Uni Eropa.
Penetapan kuota oleh negara-negara importir menimbulkan resiko bagi
industri garment.
Setelah tahun 2005 kuota atas ekspor garment dunia
akan dihapuskan, meskipun demikian tarif masih akan tetap berlaku. Selain
itu, akan muncul hambatan-hambatan baru begitu ATC hilang, misalnya
Eco—label, metoda produksi dan produk yang ramah lingkungan. Hal yang mirip
seperti label sosial (social clause), code of conduct dan child labour,
rules of origin dan anti dumping.Ekspor garment biasanya dilakukan atass
peseanan dari pembeli (buyer) asing. Pengehentian kontrak, pengurangan kontrak
serta pembatalan kontrak oleh buyer merupakan resiko industri yang patut dipertimbangkan.
Hal yang serupa adalah pemberian lisensi dari pemberi lisensi yang memiliki
resiko sama.
Beberapa Tugas di Garmen
a.
Merchandise :
Menghitung
seluruh biaya saat perencanaan produksi dengan tujuan agar biaya produksi
rendah sehingga perusahaan untung.
b. Marketing :
Pemasaran hasil produksi
c. Bentuk organisasi Tergantung:
Setiap unit mesin mampu memproduksi rata – rata 15 potong kemeja/shift kerja.à• Jumlah mesin
• Kapasitas produksi
• jenis produksi
Setiap unit mesin mampu memproduksi rata – rata 15 potong kemeja/shift kerja.à• Jumlah mesin
• Kapasitas produksi
• jenis produksi
d. Bagian perancangan/Designer :
• Menggambar
• Melihat trend mode
• Mewujudkan rancangan menjadi pakaian
• Menggambar
• Melihat trend mode
• Mewujudkan rancangan menjadi pakaian
e. Advertising
Untuk memperkenalkan dan
mempengaruhi calon pembeli terhadap hasil produksi dengan cara fashion show dan
promosi dalam bentuk lain.
1.
Pattern Making process adalah membuat rencana /
rancangan bentuk pakaian
2.
Making sample adalah proses pembuatan pola sesuai
dengan style/desain dan ukuran/work sheet dalam pembuatan top sample minimal 4
pieces per size, dan hasil sample tersebut di cek oleh merchandiser dan buyer.
Sample yang telah disetujui/approved langsung diproduksi secara masal, tetapi
kalau tidak disetujui harus membuat sample lagi sampai di setujui/approved.
3. Cutting adalah proses pemotongan kain, yang meliputi:
a. Marker : Proses meng copy pola sesuai dengan kebutuhannya
b. Spreading : proses penggelaran kain lembar demi lembar menjadi
tumpukan kain, sesuai dengan kebutuhan.
c. Bundling : proses pemberian tanda pada komponen–komponen pola marker yang siap akan di potong
Contoh bundling :
1) Style = Seragam
2) Size/ukuran = L
3) Tahap = I
4) Bendel = 2
5) No seri = 345 – 479
6) Jumlah = 135
7) Komponen = Kantong
8) Warna = blue (Biru)
d. Numbering : proses pemberian nomor pada bagian komponen–komponen pola sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain lembar demi lembar menjadi tumpukan banyak, misal 125 lembar setiap tumpukan. Berarti pola kemeja body depan kiri sebanyak 125 lembar, maka harus di beri nomor dari lembar 1 s.d. 125. Ini dilakukan pada setiap komponen.
a. Marker : Proses meng copy pola sesuai dengan kebutuhannya
b. Spreading : proses penggelaran kain lembar demi lembar menjadi
tumpukan kain, sesuai dengan kebutuhan.
c. Bundling : proses pemberian tanda pada komponen–komponen pola marker yang siap akan di potong
Contoh bundling :
1) Style = Seragam
2) Size/ukuran = L
3) Tahap = I
4) Bendel = 2
5) No seri = 345 – 479
6) Jumlah = 135
7) Komponen = Kantong
8) Warna = blue (Biru)
d. Numbering : proses pemberian nomor pada bagian komponen–komponen pola sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain lembar demi lembar menjadi tumpukan banyak, misal 125 lembar setiap tumpukan. Berarti pola kemeja body depan kiri sebanyak 125 lembar, maka harus di beri nomor dari lembar 1 s.d. 125. Ini dilakukan pada setiap komponen.
Contoh komponen hasil potong kemeja lengan pendek
terdiri dari :
1) Body depan kanan dan kiri
2) Body belakang
3) Lengan kiri dan kanan
4) Kantong
5) Daun kerah dan kaki kerah
1) Body depan kanan dan kiri
2) Body belakang
3) Lengan kiri dan kanan
4) Kantong
5) Daun kerah dan kaki kerah
4. Sewing adalah proses menjahit atau
mengabungkan komponen pakaian yang telah dipotong menjadi pakaian jadi yang
meliputi:
a. Cek komponen : proses mengecek komponen pola yang
diterima dari cutting, berapa jumlah komponen sebuah pakaian
b. Cek Bendel : proses mengecek komponen pakaian, komponen demi komponen.
c. Layout mesin : menata dan mengurutkan mesin sesuai dengan urutan proses penjahitan pakaian.
d. Trimming : proses pemotongan benang dari sisa–sisa jahitan
e. QC sewing : proses pengecekan/pengendalian mutu pakaian yang sedang proses dan sudah selesai diproses dan siap di transfer ke proses finishing
b. Cek Bendel : proses mengecek komponen pakaian, komponen demi komponen.
c. Layout mesin : menata dan mengurutkan mesin sesuai dengan urutan proses penjahitan pakaian.
d. Trimming : proses pemotongan benang dari sisa–sisa jahitan
e. QC sewing : proses pengecekan/pengendalian mutu pakaian yang sedang proses dan sudah selesai diproses dan siap di transfer ke proses finishing
5.Finishing
adalah proses penyempurnaan pakaian jadi, meliputi:
a. Ironing : proses untuk merapikan pakaian dengan
penyeterikaan, dan selanjutnya di hand tack.
b. QC finishing : proses pengecekan pakaian sebelum ditransfer ke packing
c. Packing : proses mengemas pakaian dalam plastik atau dengan hanger, juga pemberian aksesoris, pita, bunga, solasi dll, kemudian dikelompokan sesuai dengan ukurannya dan siap untuk dipasarkan.
b. QC finishing : proses pengecekan pakaian sebelum ditransfer ke packing
c. Packing : proses mengemas pakaian dalam plastik atau dengan hanger, juga pemberian aksesoris, pita, bunga, solasi dll, kemudian dikelompokan sesuai dengan ukurannya dan siap untuk dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA:
Anisah. Khania. “Industri Garment” november 17. 2012. https://khaniaanisah.wordpress.com/2012/11/17/garment/
“Alur
Proses Garment” Maret 12. 2016.https://ontbpwjt.wordpress.com/2016/03/12/alur-proses-garmen/
Desember 10. 2015. http://kakdev97blogger.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.