JIka sistem menerima atau melepaskan energy, maka energy
tersebut harus berupa kuantum (jamak,kuanta). Energy yang berhubungan dengan
radiasi, dinyatakan dengan E = h . v , dimana h adalah tetapan Planck yang
besarnya 6,626 . 10-34 J det.
1. Dasar – dasar Teori Kuantum
Sistem hanya dapat memperoleh atau
melepaskan energy dengan satu, dua, atau tiga kuanta dan seterusnya, tidak
berupa bilangan sembarang. Berdasarkan hal itu, peruahan energy sistem mekanik
dapat ditulis sebagai ∆E=n .h .v dengan n = 1,2,3,…. , dinamakan bilangan
kuantum.
a. Efek Fotolistrik
Menurut fisika klasik, jumlah
electron yang dilepaskan dan energy yang diperlukan untuk melepaskan electron
bergantung pada intensitas (terik sumber) cahaya. Menurut hasil pengamatan efek
fotolistrik pernyataan itu tidak benar. Berkas cahaya biru, walaupun teriknya
sangat lemah mampu melepaskan elekron dari permukaan logam, sementara berkas
cahaya merah tidak mampu melepaskan electron dari permukaan logam yang sama
walaupun teriknya dibuat lebih tinggi.
Hasi pengamatan lain menunjukan
bahwa energy hanya bergantung pada frekuensi, sebab jika frekuensi cahaya lebih
kecil dari harga frekuensi tertentu, disebut fungsi kerja logam (Φ) maka tidak ada
electron yang lepas, sedangkan jika cahaya memiliki frekuensi diatas fungsi
kerja logam, walaupun teriknya lemah, electron dapat dilepaskan dari permukaan
logam.
Einsten mengemukakan
bahwa radiasi elektromagnetik mempunyai sifat seperti partikel. Partikel ini
disebut foton yang memilki energy dengan nilai tertentu sesuai persamaaan
planck, E=n .h .v. hal ini
mengisyaratkan bahwa energy suatu gelombang Cahaya terpusat pada foton.
Makin banyak energy
sebuah foton, makin besar energy yang dialihkan kepada electron, sehingga makin
tinggi energy kinetic electron yang dipaskan dari permukaan logam. Besarnya
energy kinetic maksimum adalah 〖EK〗maks= 1/2 mv^2 = h (v-v0 )
b. Spektra Atom Hidrogen
Radiasi dari suatu atom
dapat digolongkan kedalam spectra continu, terdapat hampir semua panjang
gelombang mulai dari mendekati nol sampe mendekati tak terhinnga. Contoh
spectra kontinu adalah radiasi yang dihasilkan dari logam yang dipijarkan.
Jika panjang gelombang
atom hidrogen diubah kedalam bentuk frekuensi akan diperoleh sifat pelik, yaitu
pasangan jika frekuensi tertentu diitambahkan secara bersamaan akan
menghasilkan frekuensi lain yang muncul dalam spectrum hydrogen.
2. Model Atom Bohr
Menurut Rutherford, atom dibangun
oleh ini atom bermuatan positif dan dikelilingi oleh electron bermuatan negative,
ternyata model atom ini tidak dapat menerangkan energy yang dilepaskan dalam
bentuk radiasi, sebab pada setiap kali perputaran electron dengan percepatan
tetap, electron kehilangan energy yang pada akhirnya akan tertarik oleh inti. Perilaku
seperti ini menimbulkan gerakan berbentuk spiral yang berakhir dengan jatuhnya electron
ke inti. Pada kenyataannya, atom bersifat stabil.
Niels Bohr Berhasil
Menjelaskan Spektrum Atom Gas Hidrogen Dengan Postulat-Postulat Sebagai Berikut
:
· Elektron Dalam Atom Hanya Dapat Beredar
Pada Lintasan Dengan Tingkat Energi Tertentu.
·
Pada Lintasan Yang Diijinkan, Elektron
Tidak Memancarkan Atau Menyerap Energi
· Perpindahan Elektron Dari Satu Tingkat
Energi Ke Tingkat Energi Lainya Disertai Penyerapan Atau Pelepasan Sejumlah
Tertentu Energi.
Lintasan yang
dibolehkan untuk electron diberi nomor, n = 1, n = 2, n = 3, dst. Bilangan bulat
ini dinamakan bilangan kuantum. Huruf K, L, M, dst. Juga digunakan untuk
menyatakan lintasan atau orbit. Lambang huruf tersebut diturunkan dari lambing spektriskopi
atom (term symbol atom).
a.
Energi
dan Jari – Jari Atom Bohr
Besar
– besaran electron pada atom hidrgogen dapat dihitung dengan model ini,
diantaranya jari – jariorbit, kecepatan electron pada setiap orbit, dan energy setiap
orbit. Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar,
semakin ke bawah jari-jari atom pada suatu golongan mengalami pertambahan
besar. Sebab jumlah kulit yang dimiliki atom semakin bertambah sehingga kulit
terluar makin jauh dari inti atom. Kesamaan jumlah kulit atom pada suatu
periode bukan menunjukkan kepemilikan besar jari-jari yang sama. Semakin ke
kanan proton dan elektron akan semakin bertambah. Hal ini menyebabkan gaya
tarik menarik antara inti atom dan elektron bertambah dan semakin merapat.
b.
Peralihan
Antar Tingkat Energy
Menurut
model atom Bohr, energy akan diserap atau dipancarkan pada frekuensi tertentu
akibat perpindahan electron dari satu orbit ke orbit lain, pada keadaan stabiil
atom hydrogen memiliki energy terendah atau electron berada pada tingkat
dasarnya adalah pada n = 1. Keadaan dimana n >1 tidak stabil, keadaan ini
dinamakan tereksitasi. Electron yang berada pada keadaan tereksitasi akan
memancarakan energy ketika kembali ke tingkat dasar, menghasikan garis – garis spectra.
Garis
pada deret Lyman terjadi akibat perpindahan electron dari orbit n≥2 ke orbit n = 1 ; Pada deret Balmer terjadi
akibat perpindahan electron dari orbit n≥3 ke orbit n = 2 ; Pada deret Paschen, terjadi
akibat perpindahan electron dari orbit n≥4 ke orbit n = 3 ; Pada deret Brackett, terjadi
akibat perpindahan electron dari orbit n≥5 ke orbit n = 4 ; dan pada deret Pfund terjadi
akibat perpindahan electron dari orbit n≥6 ke orbit n = 5.
c.
Kelemahan
Model Atom Bohr
·
Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar
dari hidrogen.
·
Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu
spektrum atom yang lebih rumit apabila atom ditempatkan pada medan magnet.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Yayan . 2014 . Kimia Dasar
1 . Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.