Dari
Kutipan Modul Kimia dan Lingkungan Industri yang disusun (Hidayat, 2015) “Manusia Merupakan makhluk berfikir , Dan
Berfikir menggunakan organ tubuh manusia yang namanya Otak .
Menurut berbagai
berbagai macam pengkajian proses berfikir itu serangkaian proses biokimia .
perilaku manusia turut dipengaruhi oleh berbagai macam reaksi Biokimia terutama
terjadi didalam organ otaknya . sebelumnya kita harus mengetahui apa itu
BioKimia ? BioKimia berasal dari 2 kata yaitu Bios berasal dari bahasa Yunani “Hidup” dan
Kimia adalah ilmu alam yang secara khusus mempelajari tentang perubahan Materi
, jadi BioKimia dapat disimpulkan ilmu alam yang mempelajari perubahan materi
yang terjadi pada makhluk hidup .
Apa anda pernah
merasa jatuh cinta ? pernahkah anda memikirkannya mengapa rasa sayang dan cinta
timbul dalam hati anda ? dan mengapa rasa itu sangat menggebu-gebu ? bagaimana
rasa cinta muncul dan mengapa bias timbul ? Banyak yang mengatakan “Jatuh Cinta
berjuta rasanya” ada juga yang mengatakan “Love is Blind” .
Apa kalian tahu
kalau jatuh cinta dapat dijelaskan secara ilmiah dengan menggunakan ilmu kimia
, berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa
yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang itu jatuh cinta. senyawa ini
bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan
hidup. salah satu senyawanya adalah phenilethylamine. senyawa yang lain adalah
“hormon-hormon kebahagiaan” yang bertanggung jawab atas segala kejungkirbalikan
manusia ketika falling in love yaitu :
1. Pheromones : bikin naksir seseorang,
bikin ngelamunn.. dan membayangkan dia terus
2. Oxytocin : bikin kangennn, pengen
liat orangnya bentar ajah—liat doang beberapa detik
3. Vasopressin : bikin setia, “you know
you are the only one..”
4. Norepinephrine : bikin semangat,
hepi, ceria, bahagia, pengen senyum terus, jadi makin canti/tampan.
Kata feromon
(pheromone) berasal dari bahasa yunani yaitu phero artinya Membawa dan mone
yaitu sensasi, Definisi dari senyawa feromon adalah suatu zat kimia yang
berasal darii kelenjar endokrin dan dimiliki oleh semua makhluk untuk mengenali
jenisnya, lawan jenisnya , individu lain luar dirinya, dan kelompok lain . Zat
ini sangat membantu didalam proses reproduksi makhluk hidup. Pada manusia zat
feromon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang ebrada diketiak , wajah , kulit
dan kemaluan, senyawa pheromone ini akan aktif ketika yang bersangkutan telah
memasuki usia yang cukup , Zat feromon bersifat kasat mata , tidak berbentuk
tidk dapat dirasakan Panca Indera
manusia dan menguap. Banyak Ahli yang mengatakan bahwa senyawa pheromone
memiliki andil dalam menimbulkan raa ketertarikan kepada lawan jenis , Rasa
Sayang , Cinta Rindu bahkan seks , itu semua ditimbulkan oleh senyawa pheromone.
Pada
dasarnya proses pemberian respon dari hipotalamus untuk melakukan perubahan
psikologis emosi saat berdekatan dengan orang yang dikasihi tidaklah
sesederhana yang dibayangkan. Disini setelah senyawa feromon bertindak sebagai
inisiator, maka selanjutnya hipotalamus akan merangsang pembentukan senyawa
kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine, norepinephrine,
senyawa endorfin, dan senyawa oksitosin.
Senyawa-senyawa inipun akan bertindak sesuai
fungsinya masing-masing. Senyawa PEA, dopamine, dan norepinephrine memberikan
respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai.
Senyawa endorfin (endogenous morhine) akan menimbulkan perasaan aman, damai,
dan tentram. Sedangkan senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu
rukun dan mesra diantara keduanya.
Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan
senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan
efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga
ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.
Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu
akan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa
tersebut tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa
itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akibatnya, rasa tertarik
pada seseorang pun mulai meluntur, terutama ketika tubuh tidak lagi memenuhi
kebutuhan PEA. Pada saat rasa ketertarikan itu kian meluntur, maka otak akan
tetap berusaha untuk memproduksi senyawa oksitosin selama kedua pasangan
berusaha untuk saling menyayangi dan setia.
Referensi:
Ø Modul
Kimia dan Lingkungan Industri (Hidayat,2015)
Ø http://ilmysjourney.tumblr.com/post/32320306961/reaksi-kimia-orang-jatuh-cinta
Ø http://drhasto.blogspot.co.id/2012/01/jatuh-cinta-itu-permainan-hormon.html
Ø http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-biokimia-menurut-para-ahli.html
Ø https://web.facebook.com/notes/puisi-artikel-sbgai-ungkapan-isi-hati-islami/yuk-bahas-cinta-secara-ilmiah/10150396287762083/?_rdr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.