Penulis fiksi ilmiah terbesar dan terkenal Arthur C. Clarke mengutarakan persamaan antara teknologi maju dan sulap. Pada musim panas ini pada layar lebar, pesulap muda Harry Potter sekali lagi akan menunjukkan sulap mantel tak tembus pandangnya dan menghilang.
Sementara itu, para ilmuwan dengan Berkeley Lab dan Universitas California (UC) Berkeley akan memelajari suatu mantel tak tembus pandang milik mereka sendiri yang juga menyembunyikan benda dari pandangan.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Xiang Zhang, seorang kepala investigator pada Divisi Bahan Ilmu Pengetahuan di Berkeley Lab dan direktur Nano-scale Science and Engineering Center di UC Berkeley, telah menciptakan suatu “mantel karpet” dari silikon berstruktur nano yang menyembunyikan keberadaan benda –benda yang diletakkan dibawahnya dari pendeteksian optikal. Sementara karpet itu sendiri masih bisa dilihat, tonjolan dibawah objek tersebut menghilang dari pandangan. Kilauan sinar pada tonjolan tersebut menunjukkan suatu rekleksi yang identik pada sinar yang terefleksi dari permukaan yang datar, maksudnya objek itu sendiri secara esensial telah dibuat tidak terlihat pandangan.
“Kita telah sampai pada suatu solusi terhadap permasalahan tidak tembus pandang berdasarkan pada penggunaan bahan dielectric (non – penghantar),” kata Zhang. “Mantel optikal kami tidak hanya menganjurkan bahwa bahan yang tidak tembus pandang sebenarnya dapat dijangkau, ini juga merepresentasikan suatu langkah utama terhadap transformasi optik, membuka pintu untuk memanipulasi sinar dengan maksud bagi penciptaan mikroskop baru yang kuat dan komputer yang lebih cepat.”
Pekerjaan sebelumnya oleh Zhang dan kelompoknya dengan peralatan tidak tembus pandang meliputi metamaterial kompleks – campuran bahan metal dan dielectrics yang properti optikal luar biasanya muncul dari keunikan strukturnya dari pada komposisi mereka. Mereka mengkonstruksi satu bahan diluar jaring ikan yang rumit dari lapisan bolak – balik perak dan magnesium fluorida, serta yang lain diluar kawat nano perak yang muncul didalam aluminum oksida yang berpori. Dengan metamaterial metalik tersebut, Zhang dan kelompoknya mendemonstrasikan bahwa sinar dapat membengkok terbalik, suatu properti yang sifatnya tidak dibayangkan sebelumnya.
Sementara metamaterial metalik telah berhasil digunakan untuk memperoleh penyelubungan yang tidak tembus pandang pada frekwensi microwave, hingga sekarang penyelubungan pada frekwensi optikal, suatu kunci selangkah lebih maju dalam memperoleh ketidak tembusan pandang yang aktual, tidak sepenuhnya berhasil karena elemen metal menyerap lebih banyak sinar.
Zhang mengatakan, “Meski dengan kemajuan sekarang ini dalam membuat sesuatu dari bahan optikal, memberikan skala elemen metalik dibawah panjang gelombang dan menempatakan mereka di suatu tata cara spasial yang berubah – ubah tetap menjadi suatu tantangan pada frekwensi optikal.”
Mantel baru yang diciptakan Zhang dan timnya terbuat secara eksklusif dari bahan dielectric, yang seringkali transparan pada frekwensi optikal. Mantel tersebut diperagakan pada suatu papan silikon persegi panjang (dengan ketebalan 250 nanometer) yang berfungsi sebagai suatu panjang gelombang optikal dimana sinar dibatasi pada dimensi vertikal tetapi bebas untuk menyebar di dua dimensi lainnya. Suatu desain pola yang hati – hati sekali dari beberapa lubang tiap – tiap berdiameter 110 nanometer melubangi silicon tersebut, mentransformasikan papan kedalam suatu metamaterial yang menekan sinar hinggan membengkok seperti air yang mengalir mengitari suatu batu. Pada suatu percobaan yang dilaporkan di Nature Materials, mantel tersebut digunakan untuk menutupi suatu bidang yang berukuran 3.8 micron x 400 nanometer. Ini memperagakan ketidak tembusan pandang pada beberapa sudut yang berbeda pada sinar yang masuk.
Sekarang ini mantel tersebut diusahakan mempunyai panjang gelombang sinar antara 1,400 dan 1,800 nanometer, yang porsi sinar infrared dekat dari spectrum electromagnetic hanya sedikit lebih lama dari sinar yang dapat dilihat dengan mata manusia. Namu, karena semua komposisi dan desainnya dielectric, Zhang mengatakan bahwa mantel tersebut relative sangat mudah untuk dirancang dan seharusnya dapat diberi skala. Dia juga optimis bahwa dengan fabrikasi yang lebih teapt semua pendekatan dielectric untuk menyelubungi ini harus mmberikan hasil sebuah bahan yang menghasilkan bagi sinar yang dapat dilihat – dengan kata lain, benar – benar tidak tembus pandang.
“Pada percobaan ini, kita telah mendemonstrasikan suatu bukti konsep bagi optikal terselubung yang bekerja sempurna di dua dimensi” kata Zhang. “Tujuan kami selanjutnya adalah merealisasikan suatu mantel tiga dimensi, dengan memperluas transformasi optik kedalam aplikasi potensial.”
Antara Siluman Dan Teknologi Nano
Jika benda bening seperti kaca dapat meneruskan seluruh cahaya, dapatkah kita memanipulasi zat lain sedemikian rupa sehingga ia dapat membuat benda yang dibungkusnya juga tembus pandang? Bagaimana logika untuk merancang sebuah jubah Harry Potter yang dapat melindungi pemakainya agar tak terlihat? Inilah perjalanan panjang para ilmuwan untuk merancang zat “siluman” yang diberi nama “metamateri”
Salah satu gagasan untuk melahirkan metamateri adalah dengan cara meminjam teknik Photolithography dalam teknologi semikonduktor. Para insinyur telah lama menanam sirkuit yang berisi ratusan juta transistor dalam lapisan silikon mini seukuran ibu jari dengan teknik ini. Sirkuit tercanggih yang sanggup dibuat manusia hingga saat ini dapat merekayasan jarak hingga sedekat 30 nm, atau 150 buah atom panjangnya. Karena itu, nyata sekali kunci dariinvisibility adalah teknologi nano, sebuah teknologi terbaru yang memungkinkan kita untuk merekayasa susunan atom.
Siluman Dalam Laboratorium
Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya para ilmuwan Jerman dan AS, berhasil menciptakan sosok invisible khusus untuk cahaya merah yang memiliki panjang gelombang hingga 780m. Mereka menggunakan kaca yang dilapisi perak super tipis, magnesium fluoride, dan satu lagi lapisan perak sehingga membentuk “sandwich” magnesium fluoride yang hanya setebal 100nm. Kemudian, mereka melubanginya, sehingga 3 lapis sandwich itu membentuk semacam jaring net dengan lubang-lubang selebar 100nm, jauh lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya merah.
Naoki Kawakami dari University of Tokyo menemukan cara lain untuk menyulap seseorang tampil laksana roh halus, yaitu dengan bantuan teknologi hologram. Dengan menempatkan kamera di belakang seseorang, lalu merefleksikan gambarnya dibagian depannya dengan bantuan proyektor akan menimbulkan kesan seolah-olah ia seorang manusia”tembus pandang”. Prosesnya tergolong kamuflase optik. Namun dengan teknik ini ia telah menciptakan model “jubah siluman” , walaupun belum sempurna karena sifatnya masih dua dimensi. Versi 3D-nya masih dalam tahap perancangan karena butuh teknologi tinggi untuk memanipulasi sinar laser untuk menghasilkan hologram disekeliling benda.
Masa Depan “Siluman”
Melihat begitu gencarnya penelitian yang dilakukan, para ilmuwan begitu optimis dapat membuat sebuah jubah siluman hanya dalam hitungan tahun. Tahap pertama akan dibuat untuk benda dua dimensi, selanjutnya kemampuannya ditingkatkan untuk membiaskan cahaya pada benda 3 dimensi. Setelah itu akan dicari cara agar benda dapat disembunyikan bukan hanya terhadap cahaya frekuensi tertentu, tetapi beberapa warna sekaligus. Untuk itu, “jubah siluman’ ini dapat dibuat berlapis-lapis, dimana tiap lapisannya memanipulasi satu macam warna.
Aplikasi teknologi ini sangat menjanjikan. Menurut Dr.Soukolis, dari Univeristy of Iowa, penemuan ini dapat diterapkan untuk membuat lensa beresolusi super, yang bahkan sanggup “memotret” molekul DNA dan bagian dalam sel manusia!. Pengembangan selanjutnya, teknologi ini akan memasuki area photonic chrystals yaitu perancangan komputer berbasis cahaya. Kedepannya, komputer optik ini akan menggeser komputer silikon dimasa kini karena dapat menyimpan informasi jutaan kali lebih banyak, tanpa perlu mengkhawatirkan processor yang panas. Wah, kita lihat saja bagaimana kelak “siluman“ buatan fisika ini mengubah peradaban manusia?
Sumber :
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/mantel-tak-terlihat-berhasil-menyembunyikan-benda/
http://www.yohanessurya.com/news.php?pid=203&id=197
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.