Di zaman modern seperti
saat ini, ilmu pengetahuan semakin berkembang dengan pesat. Bumi yang semakin
tua, membuat kita berpikir keras untuk memikirkan bagaimana caranya
memanfaatkan material di bumi agar tidak habis oleh waktu, karena material
dibumi tidak bisa di daur ulang, contohnya minyak bumi. Minyak bumi sebagai
energi listrik di bumi lambat laun akan habis. Oleh karena itu telah ditemukan
material selain minyak bumi yang dapat menjadi energi listrik.
Penunuan limbah atau
insinerasi adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan
organik. Insinerasi material sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran,
partikulat, dan panas. Polutan yang terdapat pada gas tersebut, sebelum dilepas
ke atmosfer dibersihkan dahulu. Kemudian panas yang dihasilkan bisa
dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik meskipun hasil pembakaran
insinerasi berbahaya pada kesehatan. Walaupun berbahaya, ada dampak positif
dari insinerasi yaitu menggantikan pembangkit listrik dan distributor pemanas
di negara-negara beriklim sedang dan dingin.
Material yang dapat
dijadikan energi listrik yaitu, nanokristal garam batu (stronsium tellurida,
SrTe) ke dalam timbal tellurida (PbTe) pada sistem pembuangan kendaraan
(knalpot), mesin-mesin dan alat-alat industri yang menghasilkan kalor. Material
tersebut menunjukkan karakteristik termoelektrik yang cukup tinggi dan dapat
mengubah polusi panas menjadi energi listrik sebanyak 14% tanpa sistem turbin
maupun generator. Hasil studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature
Chemistry.
Dengan ditemukan
material diatas, memberi keuntungan tersendiri dari segi biaya, hanya
membutuhkan beberapa kabel listrik saja dan dapat langsung digunakan. Industri
kimia, otomotif, batu bata, kaca, maupun industri lainnya yang banyak membuang
panas dalam proses produksi, jika menggunakan metode ini, dapat menuai
keuntungan lebih.
Polusi panas, selain
dapat menjadi bahan bakar atau energi listrik tanpa melalui proses tertentu,
dapat juga dijadikan untuk penanaman pohon dan mengekstrak gula dari biomassa.
Selain polusi panas
diatas, yang bisa diubah menjadi energi listrik yaitu panas dari nuklir. Panas
nuklir memiliki bahan baku yang murah dan sangat efisien yang dapat
membangkitkan turbin pembangkit listrik,
namun dalam penggunaan panas nuklir harus berhati-hati karena limbahnya sangat
berbahaya karena tidak dapat terurai dan bisa menghasilkan radiasi. Selain itu,
rawan kebocoran radiasi pada reaktornya. Namun semua itu bisa teratasi dengan
penjagaan sistem keamanan reaktor yang sangat kuat.
Dari artikel diatas,
dapat disimpulkan, ternyata jika kita peka akan lingkungan kita hingga ke
hal-hal terkecil yang kita anggap sepele bahkan menganggap tidah berguna sekalipun
dapat bermanfaat buat lingkungan di sekitar kita.
Artikel ini bersumber dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.