.

Selasa, 05 Desember 2023

KOROSI

NABILA ALYA MUKHBITA (@Z13-NABILA)

ABSTRAK

Elektrokimia mempelajari semua reaksi kimia yang disebabkan oleh energi listrik serta semua reaksi kimia yang menghasilkan listrik. Namun sel elektrokimia sering didefinisikan sebagai sel yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi kimia dalam sel tersebut, seperti sel galvani atau sel volta. Sedangkan sel yang menghasilkan reaksi kimia akibat energi listrik disebut dengan sel elektolisis. Dalam hand out ini hanya akan dibahas sel elektrokimia.

Sel elektrokimia dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua elektroda yang terpisah minimal oleh satu macam fasa elektrolit. Umumnya diantara kedua elektroda dalam sel elektrokimia tersebut terdapat perbedaan potensial yang terukur. Contoh sel elektrokimia misalnya sel Galvani, sel Daniel, baterei.

PENDAHULUAN

Korosi atau yang lebih dikenal dengan Pengkaratan merupakan salah satu contoh Reaksi Reduksi-Oksidasi yang dapat kita jumpai sehari-hari, korosi unsur-unsur yang berpotensial reduksi rendah (umumnya Besi, Fe). Akibat terjadinya korosi, benda-benda logam menjadi lebih rapuh dan mudah hancur.

 

RUMUSAN MASALAH

1.     Apa yang dimaksud dengan Korosi?

2.     Bagaimana perlindungan Korosi secara elektrokimia?

 

PEMBAHASAN

·       Reaksi Korosi

Korosi merupakan proses dimana logam (umumnya besi) teroksidasi oleh Air dan Gas Oksigen. Air dan Gas Oksigen akan bertindak sebagai katode dan logam bertindak sebagai anode. Reaksi korosi terjadi spontan, sehingga proses korosi bisa dikatakan mirip dengan Sel Volta.

 

Berikut ini adalah reaksi Korosi:



Selanjutnya ion Besi (II) akan kembali dioksidasi menjadi Besi (III):





  • Perlindungan Korosi Secara Mekanik

Kaleng biskuit merupakan besi yang dilindungi secara galvanisasi oleh timah

Perlindungan Mekanik adalah perlindungan yang dilakukan dengan cara menghindari permukaan logam agar tidak terkena udara bebas yang mengandung oksigen dan uap air secara langsung. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:

1.     Mengecat

2.     Melumuri dengan Oli atau Gemuk

3.     Membuat Paduan Logam (Alloy)
Logam besi dapat dipadu dengan kromium (Cr) membentuk paduan Stainless Steel, yaitu baja yang tahan karat karena telah dilindungi oleh lapisan film oksida kromium.

4.     Melapisi dengan Plastik
Karena plastik merupakan polimer dari etilen (plastik bening) atau stirena (styrofoam) yang merupakan senyawa organik yang terikat secara kovalen, sehingga sulit dioksidasi

5.     Melapisi Dengan Logam Lain (Galvanisasi)
Logam-logam dengan harga potensial reduksi sangat tinggi (di kanan deret elektrokimia, seperti Emas, Platina, Perak, Tembaga, Timah) merupakan logam-logam yang sangat sulit dioksidasi, logam tersebut dapat ditempatkan pada bagian terluar benda untuk melindungi bagian dalamnya dari kontak dengan udara langsung yang dapat menimbulkan korosi

 

·       Perlindungan Korosi Secara Elektrokimia

Perlindungan Elektrokimia atau sering disebut sebagai Perlindungan Katodik (Cathodic Protection) adalah proses perlindungan logam dengan mengorbankan logam lain yang potensial reduksinya lebih kecil (semakin ke kiri deret elektrokimia).

 

Sebagai contoh adalah perlindungan besi dengan magnesium. Besi dihubungkan dengan Magnesium menggunakan kabel, lalu Magnesium akan bertindak sebagai anoda sementara besi sebagai katoda. Magnesium semakin lama akan terkikis habis karena teroksidasi, namun besi akan tetap aman.








  • Faktor-faktor yang Mempercepat Korosi

Korosi dapat terjadi karena hal-hal yang alamiah secara lambat maupun cepat. Proses korosi itu dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya adalah: 

1.     Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya proses korosi. Jadi korosi yang terjadi karena air dan kelembapan udara terjadi ketika kadar uap air di sekitar logam tinggi. Semakin tinggi kadar uap akan semakin mudah pula logam mengalami korosi.

Hal itu sekaligus menjawab alasan mengapa ketika besi di dalam rumah yang diletakan di tempat yang lembap akan lebih cepat mengalami korosi. Oleh sebab itu, sebisa mungkin simpan besi di tempat yang cenderung kering agar tidak berkarat. 

Sebab, ketika suatu logam berada di daerah kering seperti gurun, proses korosi akan berjalan secara lambat karena kadar air yang rendah.   

2.     Elektrolit

Elektrolit yang dimaksudkan di sini bukanlah minuman yang bisa meningkatkan energ. Elektrolit yang dimaksudkan adalah media yang dapat menjadi media untuk memindahkan muatan. Elektrolit dapat menyebabkan oksigen di udara mengikat elektron lebih mudah. 

Contoh nyata yang bisa dilihat adalah ketika handphone anda jatuh ke dalam air laut atau air hujan, kemungkinan besar akan rusak dan ketika didiamkan akan berkarat pada bagian mesinnya. Hal itu terjadi karena air laut yang mengandung garam atau air hujan yang mengandung asam yang mampu menjadi media yang mempercepat proses korosi. 

Hal itu sekaligus menjawab alasan mengapa besi pada lingkungan pabrik dapat mengalami korosi karena kerap terpapar senyawa asam. 

3.     Permukaan logam yang tidak rata

Tidak hanya faktor-faktor eksternal seperti air atau elektrolit, tetapi bentuk permukaan pada logam juga berpengaruh pada proses terjadinya korosi. 

Semakin tidak rata suatu logam, akan semakin mudah pula mengalami korosi. Hal tersebut dapat terjadi karena kutub-kutub muatan pada permukaan logam dapat terbentuk. Padahal kutub muatan itu berperan sebagai anoda dan katoda. 

Oleh sebab itu, anda perlu selalu membersihkan barang-barang yang mengandung logam dengan memastikan agar tetap licin supaya mencegah terjadinya percepatan korosi. 

4.     Terbentuknya sel elektrokimia

Sel elektrokimia dapat terbentuk karena dua permukaan logam saling bersinggungan. Sel elektrokimia dapat terbentuk ketika permukaan logam yang bersinggungan mengandung potensial elektroda yang berbeda. 

Ketika sel elektrokimia terbentuk logam yang mengandung potensial elektron lebih rendah bakal melepaskan elektron yang menyebabkan oksidasi. Dan oksidasi itulah yang sebenarnya menyebabkan terjadinya korosi. 

DAFTAR PUSTAKA

Suroso dkk. “Ensiklopedi Sains dan Kehidupan”, Cv. Tarity Samudra Berlian, 2003 [2].

Johannes Leonard, Distribusi Tingkat Karat dan Laju Korosi Baja ST37 Dalam Lingkungan Air Laut dan Air Tanah, Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 1: Januari 2015

Trethewey, (1991), Korosi untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasawan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta1.

Trethewey. K.R, Chamberlain. J.”Korosi Untuk Mahasiswa dan Rekayasawan”. Diterjemahkan Alex Trikantjono Widodo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.