ELEKTROKIMIA BIOLOGIS
Abstrak
Dikutip dari buku Belajar Kimia Secara Menarik SMA/MA Kelas
XII, Salirawati dkk. (2007:48), sel elektrokimia adalah perubahan kimia yang
menghasilkan arus listrik atau sebaliknya. Proses perubahannya disebut sebagai
reaksi elektrokimia.
Di dalam sel elektrokimia, reaksi redoks berlangsung di
bagian sel yang disebut dengan elektroda. Elektroda adalah material penghantar
atau konduktor listrik.
Elektroda yang menjadi tempat terjadinya oksidasi disebut
sebagai anoda. Sedangkan elektroda yang menjadi tempat terjadinya reduksi
disebut sebagai katoda.
kata kunci : elektrokimia, elektroda, redoks.
Pendahuluan
Elektrokimia di lingkungan ultrakecil telah muncul sebagai
teknik yang semakin penting untuk studi mendasar komunikasi saraf sel tunggal
dan pelepasan serta pengambilan kembali molekul pembawa pesan kimia serta
pencitraan seluler dan aplikasi elektroporasi skala kecil. Perkembangan
metode elektrokimia untuk mendeteksi neurotransmitter dimulai dengan karya
terobosan Adams ( 1 )
dan telah berkembang hingga ke titik di mana pelepasan neurotransmitter dari
vesikel tunggal dapat dideteksi, seperti yang pertama kali ditunjukkan dalam
karya mani oleh Wightman dkk. ( 2 , 3 ). Dalam percobaan
perintis ini, elektroda serat karbon berukuran diameter 5 μm ditempatkan
berdekatan dengan sel kromafin adrenal sapi yang diisolasi dalam cawan
kultur. Sel kemudian distimulasi untuk melepaskannya dengan cara kimia
atau mekanis.
Pemahaman kimia dan struktur pada tingkat sel tunggal
merupakan hal yang menarik dalam ilmu biologi dan kedokteran; memang,
buku-buku telah ditulis tentang topik yang luas ini ( 4 ). Dalam ilmu
saraf, pengetahuan tentang komposisi kimia dan dinamika sel saraf tunggal
menghasilkan model proses transmisi saraf seluler yang lebih
baik. Peristiwa dinamis utama dalam komunikasi saraf adalah eksositosis,
sebuah proses yang telah diselidiki secara luas selama beberapa dekade ( 5
, 6 ). Proses eksositosis dapat diringkas sebagai penyambungan
vesikel (kompartemen penyimpanan) ke membran sel dan kemudian melepaskan isinya
ke ruang ekstraseluler melalui fusi membran vesikel dan membran
seluler. Proses ini memungkinkan konversi sinyal listrik (potensial aksi)
menjadi sinyal kimia (pelepasan pembawa pesan dan pengenalan reseptor), yang
diperlukan untuk komunikasi eksositosis antar sel.
Pembahasan
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia fisik yang
mempelajari aspek kelistrikan dari reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang
dimiliki. Secara umum elektrokimia terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel
elektolisis. Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan, yaitu ketika
dua elektroda yang direndam di dalam cairan elektrolit dihubungkan
dengan untai listrik. Elektrokimia digunakan untuk pemurnian dan
pelapisan logam serta elektrosintesis.
Jenis
Metode elektrokimia didasarkan pada reaksi redoks yang
menggabungkan proses oksidasi dan reduksi. Reaksi ini dilakukan pada elektroda
yang sama maupun yang berbeda. Sistem elektrokimia terbentuk melalui reaksi
elektrokimia yang ditimbulkan oleh sel elektrokimia. Sel elektrokimia
terbagi menjadi dua jenis yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Sel galvani
menghasilkan listrik karena adanya reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis
menghasilkan listrik karena adanya reaksi yang tidak spontan.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis disebabkan oleh perbedaan potensial
yang dipicu dari luar sistem.
Redoks
Ilustrasi reaksi redoks
Redoks merupakan istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi.
- Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
- Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu
reaksi redoks. Sedangkan reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam
suatu reaksi redoks.
- Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
- Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
Korosi
korosi merupakan kerusakan logam yang terjadi akibat
reaksi elektrokimia ataupun reaksi kimia secara langsung. Peristiwa korosi yang
paling umum ditemukan adalah karat pada besi, noda pada perak,
serta platina hijau yang terbentuk pada tembaga dan kuningan.
Medium korosi dapat dalam keadaan kering maupun basah. Contoh korosi yang
berlangsung di dalam medium kering yaitu karat logam besi oleh gas oksigen atau
oleh gas belerang dioksida. Sedangkan contoh korosi yang berlangsung dalam
medium basah yaitu besi yang direndam dalam asam klorida. Kerusakan akibat
korosi memberikan kerugian dalam bidang industri maupun ekonomi.
Elektrosintesis
Elektrosintesis adalah salah satu teknik sintesis yang
diterapkan pada bahan anorganik. Prinsip dasar elektrosintesis adalah
elektrokimia. Peralatan yang digunakan dalam proses elektrosintesis yaitu dua
atau tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan arus listrik.
Pengaturan kecepatan rekasi dilakukan dengan mengatur beda potensial dan
tingkat kerapatan arus listrik pada batas-batas yang diinginkan. Sintesis yang
menggunakan metode elektrosintesis mudah untuk dikendalikan dan memiliki
tingkat polusi yang sangat rendah.
Tranduser gas
Transduser gas merupakan transduser yang berfungsi
untuk mengetahui keberadaan atau mengukur kuantitas suatu gas tertentu. Salah
satu prinsip kerja yang dapat diterapkan pada transduser gas ialah sensor gas
elektrokimia. Gas target akan memberikan reaksi kepada sensor gas
elektrokimia dan menghasilkan sinyal listrik. Besarnya nilai sinyal
listrik yang dikirim sebanding dengan konsentrasi gas. Sensor gas
elektrokimia terdiri dari dua buah elektroda yang masing-masing berfungsi
sebagai penginderaan dan pencacah kuantitas gas. Kedua elektroda ini dipisahkan
oleh lapisan elektrolit yang tipis. Sebelum gas bersentuhan dengan sensor,
gas melewati bukaan kapiler tipis dan mengalami difusi selama melalui
penghalang hidrofobik hingga mencapai permukaan elektroda. Penghalang
hidrofobik mencegah terjadinya kebocoran elektrolit cair dan menghasilkan
sinyal listrik yang cukup di elektroda penginderaan. Sensor gas
elektrokimia juga memiliki elektroda referensi yang bertugas mempertahankan
reaksi elektrokimia berkelanjutan yang terjadi pada permukaan elektroda.
Elektroda referensi ini membuat beda potensial yang stabil dan konstan pada
elektroda penginderaan. Gas target yang mengalami reaksi elektrokimia
menghasilkan aliran arus antara elektroda penginderaan dan pencacah.
Pelintasan muatan listrik di elektrida dilakukan oleh elektrolit.
Pembuatan parasetamol
parasetamol dapat dibuat dengan menggunakan reduksi
elektrokimia yang memanfaatkan bahan baku berupa nitrobenzena. Pembuatan
parasetamol dengan reduksi elektrokimia menghasilkan rendeman reaksi yang
efisien dan memiliki kapasitas obat yang cukup besar. Proses
elektrokimia dalam pembuatan parasetamol memerlukan energi yang sangat besar.
Potensiometri
Pada potensiometri, pengukuran didasarkan pada beda potensial sel elektrokimia saat sedang tidak dialiri oleh arus listrik. Elektrokimia dapat digunakan pada elektroda selektif ion dalam metode elektronalisis. Elektroda selektif ion adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan analisis nilai ion secara kuantitasi. Analisis dilakukan dengan bantuan sensor elektrokimia. Keaktifan rekasi ion akan memberikan perubahan beda potensial terjadi secara berulang-ulang. Elektroda selektif ion memanfaatkan sel elektrokimia sebagai sensor yang menggunakan membran selektif ion. Proses elektrokimia dalam potensiometri menggunakan elektroda selektif ion dengan asam sulfat yang memiliki membran Aliquat-336. Elektroda selektif ion terbuat dari suatu penghantar listrik berupa kawat platina yang dilapisi oleh membran.
Daftar Pustaka
1. Iyabu, Hendri (2014). Pengantar Elektrode Selektif Ion (PDF).
Gorontalo: UNG Press. ISBN 978-979-1340-70-0.
2. Ningsih, Sherly Kasuma Warda (2016). Sintesis Anorganik (PDF).
Padang: UNP Press. ISBN 978-602-1178-14-0.
3. Yusro, M., dan Diamah, A. (2019). Sensor dan Transduser: Teori dan Aplikasi (PDF).
Jakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.