Peranan
Elektron Dalam Pembentukan Ikatan Kimia
Disusun
Oleh:
Ghefira
Nanda Utami (@Z07-GHEFIRA)
Abstrak
Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia yaitu
adanya suatu golongan unsur yang sulit membentuk senyawa kimia. Unsur ini
termasuk golongan gas mulia. Pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis
dan Langmuir (Amerika) serta Kossel (Jerman) dalam pembentukan ikatan kimia ini
adanya golongan gas mulia yang sangat sulit membentuk ikatan kimia.
Pendahuluan
Pada tahun 1916, beberapa gagasan tentang pembentukan
ikatan kimia telah dikemukakan oleh dua orang
kimiawan Amerika, Lewis dan Langmuir,
dan seorang kimiawan Jerman, Kossel. Menurut mereka,
apabila gas mulia tidak bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada sesuatu keunikan dalam
konfigurasi elektronnya yang
mencegah persenyawaan dengan
unsur lain. Apabila dugaan ini
benar, atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa mungkin
mengalami perubahan di dalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan
atom-atom itu lebih menyerupai gas mulia.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu teori Lewis?
2. Bagaimana
pembentukan ikatan?
3. Apa
itu kelaporan ikatan dan senyawa?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui teori Lewis
2.
Untuk mengetahui pembentukan ikatan
3.
Untuk mengetahui kelaporan ikatan dan
senyawa
Pembahasan
A.
Teori Lewis
Teori
yang dikembangkan dari gagasan ini dikenal sebagai teori Lewis. Menurut teori
Lewis yaitu sebagai berikut.
1. Elektron-elekton,
terutama yang berada pada kulit terluar (elektron valensi), memainkan peranan
utama dalam pembentukan ikatan kimia.
2. Dalam
beberapa hal, pembentukan ikatan kimia terjadi karena adanya perpindahan satu
atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lain. Hal ini mendorong
terjadinya pembentuka ion positif dan negatif dan terbentuknya suatu jenis
ikatan yang disebut ikatan ion.
3. Dalam
hal lain, pembentukan ikatan kimia dapa terjadi dari pemakaian bersama pasangan
elektron diantara atom-atom. Molekul
yang dihasilkan ini mempunyai suatu jenis ikatan yang disebut ikatan kovalen.
4. Perpindahan
atau pemakaian Bersama elektron berlangsung sedemikian rupa sehingga tiap atom
yang terlibat mendapat suatu konfigurasi elektron yang mantap. Konfigurasi umumnya
merupakan konfigurasi gas mulia yaitu konfigurasi dengan 8 elektron pada kulit
terluarnya yang disebut suatu oktet.
a)
Lambang Lewis
Lambang lewis suatu unsur terdiri dari lambang kimia biasa yang dapat dikelilingi oleh sejumlah titik. Lambang kimia melambangkan butir atom yang terdiri dari elektron pada inti atom dan kulit bagian dalam. Titik-titik melambangkan elektron pada kulit terluar, atau elektron valensi, misalnya atom 17CI dengan konfigurasi elektron: 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p5
b)
Struktur Lewis
Struktur
lewis yaitu adanya kombinasi lambang lewis yang menggambarkan perpindahan atau
pemakaian bersama elektron di dalam suatu ikatan kimia. Misalnya:
1. Struktur
lewis pada pembentukan ikatan ion
2. Struktur
lewis pada pembentukan ikatan kovalen
Pada kedua contoh di atas, elektron dari suatu atom diberi tanda (x) dan dari atom lainnya dengan tanda (.). Namun karena tidak mungkin membedakan elektron-elektron dalam atom yang terikat, maka untuk struktur Lewis selanjutnya hanya akan digunakan tanda (.).
B.
Pembentukan Ikatan
a)
Pembentukan Ikatan Ion
Ikatan
ion terbentuk karena gaya tarik-menarik anatara ion yang berlawanan muatan
sebagai akibat dari serah terima elektron dari suatu atom ke atom lain. Ikatan
ion terbentuk antara unsur logam dengan unsur non logam.
Natrium klorida (NaCl) terbentuk dari gabungan ion Na+ dan ClNa ( 2, 8, 1 ) melepas 1 elektron membentuk ion Na+ ( 2, 8 ) Cl ( 2, 8, 7 ) menyerap 1 elektron membentuk ion Cl- (2, 8, 8 )
b)
Pembentukan Ikatan Kovalen
Terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama. Umumnya terbentuk antara sesama atom nonlogam yang sama-sama ingin menangkap elektron. Masing-masing atom yang berikatan menyumbang elektron dalam jumlah yang sama.
Ikatan kovalen yang terjadi bila pasangan elektron yang digunakan bersama hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan (disebut donor), sedangkan atom yang lain hanya menyediakan tempat.
Ikatan kovalen koordinat dapat terjadi bila suatu atom (atau molekul) memiliki pasangan elektron bebas yang tidak digunakan.
c)
Pembentukan Ikatan Hidrogen
Interaksi yang terjadi antara atom H dengan atom F, O, atau N pada molekul yang berlainan. Ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan gaya Van der Waals. Senyawa yang memiliki ikatan hydrogen memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih besar walaupun Mr (molekul relatif)-nya kecil.
d)
Pembentukan Ikatan Van der Waals
Terjadi antara senyawa yang berikatan kovalen. Gaya tarik dipoldipol lebih kuat dibandingkan dipol sesaat. Senyawa yang memiliki ikatan Van der Waals memiliki titik didih rendah.
C.
Kepolaran Ikatan dan Senyawa
a) Ikatan
polar/non polar
Ikatan pada molekul beratom dua yang
terdiri atas atom sejenis, misalnya molekul H2, Cl2, dan O2 merupakan ikatan
kovalen nonpolar. Hal ini disebabkan kedua atom yang berikatan sifat-sifatnya
sama, sehingga daya tariknya terhadap elektron juga sama. Akhirnya distribusi
muatan elektronik di sekitar inti atom yang berikatan akan simetris. Ikatan
antara dua atom yang berbeda, misalnya HCl atom Cl lebih elektronegatif
sehingga dapat menarik elektron disekitar inti atom lebih kuat kearahnya.
Akibatnya distribusi muatan listrik pada H dan Cl tidak simetris, bagian Cl
agak lebih negatif dan bagian H lebih positif.
Berdasarkan kedua hal di atas dapat dikatakan bahwa ikatan kovalen polar terjadi pada molekul yang tersusun dari atom-atom yang berbeda tingkat keelektronegatifnya.
b) Senyawa
Polar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Ciri – Ciri Senyawa Polar :
1) Dapat larut dalam air dan pelarut polar
lain.
2) Memiliki kutub + dan kutub – akibat
tidak meratanya distribusi
elektron.
Memiliki pasangan elektron bebas “apabila bentuk molekul diketahui” atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Contoh Senyawa Polar :
1) Alkhol, HCI, PC13, H2O, N2O5.
2) H2O, HCL, HF, HI dan HBr
c) Senyawa Nonpolar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
Ciri-Ciri Senyawa Non Polar :
1) Tidak larut dalam air dan pelarut polar
lain.
2) Tidak memiliki kutub + dan kutub –
akibat meratanya distribusi
elektron.
Tidak memiliki pasangan eletron bebas “bila bentuk molekul diketahui” atau keelektronegarifannnya sama.
Contoh Senyawa Non Polar :
1) C12, PC15, H2, N2.
2) O2, CO2,CH4 dan Cl2
Kesimpulan
Jadi yang saya dapat
simpulkan yaitu adanya teori lewis yang terdapat lambing lewis dan struktur
lewis, struktur lewis terdapat 2 jenis yaitu struktur lewis pada pembentukan ikatan
ion dan struktur lewis pada pembentukan ikatan kovalen. Kemudian adanya
pembentukan ikatan yang terdapat pembentukan ikatan ion, pembentukan ikatan kovalen,
pembentukan ikatan hidrogen, dan pembentukan ikatan van der waals. Kemudian
juga adanya kepolaran ikatan dan senyawa yang terdapat ikatan polar dan
nonpolar serta senyawa polar dan senyawa nonpolar.
Daftar Pustaka
Dr. Yusnidar Yusuf, M. Si.2018(diakses
pada 7 oktober 2023) http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/1238/1/BUKU%20AJAR%20KIMIA%20DASAR%20FIX.pdf
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/380/jbptunikompp-gdl-irailraswa-18982-5-pertemua-a.pdf
(diakses pada 7 oktober 2023)
Ella Anggraini, Universitas
Malikussaleh,(diakses pada 7 oktober 2023) https://www.studocu.com/id/document/universitas-malikussaleh/fisika/pembentukan-ikatan-kimia-makalah/47955699
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.