Oleh : Widiastuti (@T22-Widiastuti)
ABSTRAK
Lingkungan yang sehat dan baik adalah hak setiap warga negara Indonesia. Oleh karena
itu, Negara, Pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab
untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup agar lingkungan hidup Indonesia menjadi
sumber dan penghidupan bagi masyarakat Indonesia dan makhluk hidup lainnya.
Ekosistem yang baik akan membuat lingkungan yang baik pula. Meskipun ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal setiap gangguan
dari luar untuk menjaga keseimbangannya, tetapi kemampuan tersebut ada
batasnya. Banyak industri yang memberikan dampak positif tetapi juga memberikan
dampak negatif yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.
Kata kunci: ekosistem, ekosistem lingkungan, industri
ABSTRACT
A healthy and good environment is the right of every
Indonesian citizen. Therefore, the State, Government and all stakeholders have
the responsibility to protect and manage the environment so that the Indonesian
environment becomes a source and livelihood for the Indonesian people and other
living creatures. A good ecosystem will create a good environment as well.
Although the ecosystem has the ability to ward off any external disturbances to
maintain its balance, this ability has limits. Many industries have a positive
impact but also have a negative impact that can damage the balance of the
ecosystem.
Keyword: ecosystem, environmental
ecosystem, industry
PENDAHULUAN
Di dalam
ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian
kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem
merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi
organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai
suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran
energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian. (Utomo, 2010)
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa saja kasus kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia?
3. Apa saja dampak industri terhadap lingkungan?
4. Bagaimana cara meminimalisasi pencemaran lingkungan?
TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekosistem
2. Mengetahui apa saja kasus kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
manusia
3. Mengetahui dampak industri terhadap lingkungan
4. Mengetahui cara memininalisasi pencemaran lingkungan
PEMBAHASAN
Menurut Nadya (2018), Ekosistem merupakan sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan suatu sistem
karena memiliki komponenkomponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi
dengan baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik.
Komponen-komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik (komponen makhluk
hidup), misalnya binatang, tumbuhan dan mikroba, sedangkan komponen abiotik
(komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi.
Berbagai konsep
ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa pakar ekologi. Pada
tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian pada
tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia pada
mulanya lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis.
Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari
Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih
banyak digunakan dan dapat diterima secara luas sampai sekarang (Utomo, 2010)
Hal utama
ekosistem adalah kesaling-tergantungan. Tidak ada satu komponenpun yang dapat
berdiri sendiri tanpa dipengaruhi dan mempengaruhi komponen lainnya. Jika satu
komponen berubah, maka perubahannya akan membuat komponen lain juga berubah;
jika berubahnya ke arah tidak baik maka komponen lain pun akan berubah ke arah
tak baik (Mangunjaya, 2017)
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya
kerusakan lingkungan (ekosistem). Seiring bertambahnya jumlah populasi manusia,
kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibatnya terjadi peningkatan permintaan
dalam penggunaan lahan di sektor pertanian dan pertambangan (Nadya, 2018)
Seluruh kegiatan
manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi tidak terlepas dari jasa ekosistem
bumi. Ekosistem berjasa menjalankan proses alami fisika, kimia dan biologi
untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan seluruh makhluk hidup. Proses
ekosistem ini dikendalikan oleh keanekaragaman hayati dalam suatu sistem yang
dijalankan oleh untuk seluruh makhluk hidup itu sendiri (Mangunjaya, 2017)
Meskipun
ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal setiap gangguan dari luar untuk
menjaga keseimbangannya, tetapi kemampuan tersebut ada batasnya. Manusia yang
sebetulnya merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali
merupakan pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu
sendiri. Hal ini terjadi ketika manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk
kesejahteraan mereka. (Utomo, 2010)
Pertambangan
merupakan salah satu kegiatan eksploitasi alam yang berdampak pada kerusakan
lingkungan karena menghasilkan limbah beracun yang cukup banyak. Banyak aktivitas
penambangan ini menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan bukit dan
pohon-pohon yang ada di sekitarnya, selain itu terjadi pencemaran sungai
sebagai akibat dari pembuangan limbah hasil pengolahan biji emas yang
mengandung merkuri, sianida, dan bahan berbahaya lainnya (Nadya, 2018)
Menurut Santosa (2013), pencemaran di laut juga
dapat berupa plastik yang tidak terurai. Jumlah limbah ini semakin lama semakin
besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara
jangka panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan.
Pencemaran laut yang lainnya terjadi pula dari buangan zat kimia limbah pabrik
yang dibuang ke sungai dan mengalir ke laut. Pembuangan tailing atau ampas sisa
kegiatan penambangan ke laut juga menyebabkan pencemaran, karena tailing yang
seharusnya mengendap di dasar laut dapat terbawa ke permukaan laut dengan
adanya pembalikan arus dari bawah laut.
Menurut Ridwan (2007),
Berikut ini dikemukakan berbagai kasus kerusakan kualitas lingkungan hidup manusia di dunia. Kerusakan yang semakin parah dan membahayakan ini, menuntut dunia bisnis dan perusahaan untuk
melakukan perbaikan dan memelihara kelestariannya di masa depan, seperti:
- Air Pollution
CO2 yang dikeluarkan oleh otomotif di metropolitan area telah melewati
batas ambang keselamatan. Polusi oleh pabrik - pabrik industri berat menyebabkan hujan asam yang merusak hutan. Peraturan menggunakan saringan udara, dan teknologi
pengurangan emisi sulphur dikeluarkan.
- Water Pollution
Banyak terjadi kasus industri membuang limbah industri ke sungai, danau atau laut.
Keracunan penghuni sungai dan laut semakin merajalela. Indirect impact
pada manusia sebagian besar pemerintah kota negara industri mengeluarkan undang-undang kualitas air sungai. Larangan penggunaaan phosphate. Masih banyak proses dumping sisa oli mobil, air limbah rumah tangga dan deterjen.
- Land Pollution
Dua isu utama yang dihadapi saat ini adalah:
1) bagaimana memulihkan kerusakan kualitas tanah yang tererosi oleh
polusi dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan
2) bagaimana mencegah kerusakan kualitas tanah, yaitu
mengeluarkan berbagai kebijakan pemerintah yang efektif dalam membatasi limbah
industri dan penanganan sampah kota. Masalah utama dalam penanganan kerusakan
akibat land pollution ini dihadapkan oleh kenyataan lapangan berikut ini:
a) Racun limbah industri umumnya berasal dari bahan
kimia berbahaya dan sisa-sisa dari radioaktif
b) Di Amerika Serikat
setiap pabrik setiap tahunnya menghasilkan sekitar 40-60ton limbah.
c) Produk limbah tersebut tidak dapat dimusnakan
d) Perlu tempat khusus sebagai tempat pembuangan
e) Proses daur ulang kaleng, kertas, plastik, kaca dsb
masih belum dilakukan secara masal
Jadi menurut Ridwan (2007) dampak industri secara umum dapat berdampak positif maupun negatif, dintaranya:
1) Dampak positif
pembangunan industri:
a. menambah penhasilan penduduk
b. menghasilkan aneka barang
c. memperluas lapangan pekerjaan
d. mengurangi ketergantungan dengan Negara lain
e. memperbesar kegunaan bahan mentah
f. bertamba hnya devisa Negara
2) Dampak negatif pembangunan industri:
a. terjadinya arus urbanisasi
b. terjadinya pencemaran lingkungan
c. adanya sifat konsumerisme
d. lahan pertanian semakin kurang
e. cara hidup masyarakat berubah
f. limbah industri menyebabkan polusi tanah
g. terjadinya peralihan mata pencaharian
Karena semakin
banyaknya pencemaran lingkungan yang terjadi dan dampaknya semakin parah,
maka kita perlu mencari cara untuk meminimalisir
pencemaran yang terjadi. Menurut
Afia (2021), berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meminimalisasi pencemaran lingkungan, yaitu :
1. Meminimalisasi kenaikan jumlah penduduk. Hal ini
dapat dilakukan dengan penerapan sistem KB (keluarga berencana). Hal ini
dikarenakan aktivitas manusia yang menjadi salah satu penyebab yang paling
dominan.
2. Sosialisasi peduli lingkungan kepada masyarakat
3. Tindakan tegas pemerintah dalam menjaga lingkungan
lebih ditegakkan. Seperti pemindahan tempat tinggal masyarakat di sekitar
bantaran sungai ke rumah susun (penataan lahan), memberikan sanksi kepada oknum
yang sengaja merusak lingkungan dan lain sebagainya.
4. Mengadakan reboisasi atau penanaman pohon kembali.
5. Mengurangi aktivitas dengan menggunakan transportasi
yang dapat meningkatkan polusi
KESIMPULAN
Ekosistem
merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hal utama
ekosistem adalah kesaling-tergantungan. Tidak ada satu komponenpun yang dapat
berdiri sendiri tanpa dipengaruhi dan mempengaruhi komponen lainnya. Manusia merupakan penyebab
utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Manusia yang sebetulnya
merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali merupakan
pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Atep Afia. 2021. Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai pencemaran Lingkungan. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta :
Universitas Mercu Buana.
Mangunjaya, Fachruddin M., Hayu S.P., Imran SL Tobing., Ahmad S.A., Chairul Saleh., Sunarto., Mifta Huda., Taufik Mei Mulyana. PELESTARIAN SATWA
LANGKA UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEM. Dalam https://d2d2tb15kqhejt.cloudfront.net/downloads/buku_pelestarian_satwa_untuk_keseimbangan_ekosistem.pdf (Diakses pada 30 Oktober 2021)
Nadya. 2018. Ekosistem. Dalam http://repositori.unsil.ac.id/128/5/10%20BAB%20I.pdf (Diakses pada 30 Oktober 2021)
Ridwan, Ita Rustiati. 2007. DAMPAK INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DAN
SOSIAL. Dalam https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1716/1166 (Diakses pada 30 Oktober 2021)
Utomo, Suyud Warno., Sutriyono, Reda Rizal . 2010. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan
Ekosistem. Jakarta:
Universitas Terbuka. Dalam http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf (Diakses pada 1 November 2021)
Santosa, Rizky W. 2013. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT OLEH PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL.
Dalam https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/download/3017/2562 (Diakses pada 1 November 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.