Laman

Senin, 02 November 2020

KIMIA DALAM INDUSTRI SABUN DAN DETERGEN

 

 OLEH    : Ellyza Tri Septianingrum ( @S12-Ellyza )


ABSTRAK

Sabun dan detergen adalah 2 produk yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat. Dua benda ini sangat membantu masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan kebersihan, seperti untuk mandi, mencuci baju, mencuci piring, dan sebagainya. Industri sabun tidak lepas dari peran bahan kimia dan proses kimia dalam proses produksinya. Oleh karena manfaat sabun yang begitu banyak dan penting menyebabkan industri sabun berkembang pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang bersaing menciptakan produk sabun dan detergen. Banyak inovasi – inovasi yang dihadirkan oleh para penggerak industri demi untuk bisa bersaing dengan industri sesamanya. Inovasi yang biasanya dihadirkan dalam industri sabun diantaranya menciptakan sebuah produk sabun yang memiliki aroma khas, menciptakan produk detergen yang ramah lingkungan, menciptakan produk sabun mandi untuk jenis kulit tertentu, dan masih banyak inovasi lainnya. Dalam artikel ini penulis bertujuan untuk mengulas bagaimana pembuatan sabun dan detergen secara singkat, peran kimia dalam industri sabun dan detergen, perkembangan industri sabun dan detergen di Indonesia, serta dampak yang ditimbulkan bahan kimia dari sabun dan detergen terhadap alam. Metode yang digunakan dalam penyususnan artikel ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dari penulisan artikel ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi tambahan bagi pembacanya.

Kata Kunci      : Sabun & detergen, kimia, industri


PENDAHULUAN

            Industry sabun saat ini sudah banyak di Indonesia. Hal tersebut menjadikan para penggiat industri sabun berlomba – lomba untuk dapat menciptakan produk sabun yang memiliki keunggulan yang khas. seperti contoh, saat ini dapat kita temui banyak sekali sabun yang menawarkan aroma unik dalam produknya seperti aroma kopi, aroma cokelat, dan aroma bunga. Selain itu, kini banyak juga ditemui sabun mandi untuk jenis kulit tertentu seperi kulit kering dan ada juga sabun mandi yang menawarkan keunggulan berupa anti bakteri dan anti septik . Jika dalam produk detergen, inovasi yang dapat dilihat adalah detergen yang dapat bekerja secara efektif hanya dengan sedikit penggunaannya. Hal ini tentunya sangat baik jika digunakan dalam lingkungan masyarakat karena penggunaannya yang hanya sedikit dapat menjaga lingkungan sekitar dari bahaya pencemaran limbah detergen.

            Hadirnya produk sabun dan detergen tidak terlepas dari peran bahan kimia dalam pembuatannya dan proses kimia dalam produksinya. Mayoritas  sabun diproduksi dari  campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Kandungan utama sabun adalah Na-karboksilat (RCOONa). Secara umum, fungsi dari bahan kimia dalam sabun ialah sebagai salah satu bahan pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda minyak. Bahan kimia ini memiliki sifat sebagai bahan pembersih yang sangat kuat, dan biasanya bahan kimia ini dicampur ke dalam produk pembersih karena memiliki kemampuan untuk menghasilkan busa yang banyak. Pada sabun yang berupa anti septik, umumnya diberikan tambahan sulfur pada produknya hal ini dikarenakan sulfur memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu membasmi bakteri-bakteri penyebab masalah kulit seperti jerawat.

 

PERMASALAH

            Dari ulasan tersebut muncul beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam artikel ini. Diantaranya adalah :

1.      Bagaimana proses pembuatan sabun ?

2.      Peran kimia dalam industri sabun dan detergen

3.      Perkembangan industry sabun di Indonesia

4.      Dampak yang ditimbulkan bahan kimia dari sabun dan detergen terhadap alam

 

PEMBAHASAN

1. PROSES PEMBUATAN SABUN

Alat dan Bahan

·         Timbanan / neraca             - Larutan NaOH ( NaOH dan air suling )

·         Panci / reactor                   - Minyak jarak, minyak kelapa, atau minyak sawit/goreng

·         Gelas transparan                - Pengatur pH

·         Pengaduk / mixer              - Larutan Gula, pewarna makanan, pengharum/fragrance

·         Spatula                              - Alkohol

·         Cetakan                             - Indikator pH (Universal Indicator)

Proses

·          Tuangkan atau masukkan larutan NaOH ke dalam air yang sudah di suling.

·         Campurkan minyak kelapa, minyak kelapa sawit serta minyak jarak selanjutnya panaskan pada suhu di atas 50 drajat celcius.

·         Setelah larutan alkali turun hingga 50 drajat celcius selanjutnya campurkan minyak yang sudah didihkan tadi.

·         Panaskan sabun sampai proses akhir sponisasi. Setelah itu cek PH – nya. Jika sudah sesuai selanjutnya campurkan gliserin serta alcohol kedalam panci.

·         Diamkan campuran ini hingga 30 menit, sampai suhu pada sabun turun hingga 30 drajat celcius. Jangan lupa pada proses ini tutup wadah jangan sampai terbuka, hal ini bertujuan agar alcohol pada larutan ini tidak menguap.

·         Siapkan larutan gula, disarankan agar menyiapkan larutan gula sebanyak 2, karena nantinya pasti akan dibutuhkan untuk penyesuaian transparansi.

·         Setelah itu campurkan larutan gula kedalam sabun dan aduk hingga merata. Kemudian tes transparasi sabun dengan menggunakan gelas.

·         Apabila sabun masih terlihat buram atau kurang transparan maka tambahkan lagi larutan gulanya.

·         Setelah proses transparasi dirasa cukup, hal selanjutnya adalah tambahkan aroma pewangi serta pewarna makanan kedalam adonan sabun

·         Kemudian tuangkan adonan sabun ke dalam cetakan yang sudah disiapkan, jangan sampai ada gelembung yang muncul. Setelah itu masukkan cetakan kedalam lemari es hingga 2 jam.

·         Setelah 2 jam keluarkan cetakkan dari lemari es, selanjutnya diamkan sabun selama 1 minggu. Setelah itu baru bisa dipakai untuk mandi.

2. PERAN KIMIA DALAM INDUSTRI SABUN DAN DETERGEN

            Industri sabun dan detergen melibatkan bahan kimia dan proses kimiawi dalam produksinya. Bahan – bahan kimia dimanfaatkan sebagai penyusun sabun dan detergen sedangkan proses kimiawi merupakan proses yang melibatkan zat kimia pada saat pembuatan sabun dan detergen. Bahan-bahan kimia sabun yang digunakan dalam industri sabun diantaranya adalah  asam lemak, alkali NaOH dan KOH, air, zat aditif dan gliserin.

            Proses pembuatan sabun yang melibatkan proses kimia pada industri sabun diantaranya ialah saponifikasi lemak netral, pengeringan sabun, penetralan asam lemak, dan penyempurnaan sabun. Saponifikasi lemak netral ialah cara pembuatan sabun dimana sesuai dengan metodenya. Pengeringan sabun dengan vakum spray dyer dimana bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam sabun tersebut. Penetralan asam lemak dimana mereaksikan asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun
yang lebih cepat daripada trigliserida dengan alkali. Penyempurnaan sabun yaitu menambahkan zat aditif seperti pewarna, pewangi, dan lainnya

3. PERKEMBANGAN INDUSTRI SABUN DAN DETERGEN DI INDONESIA

            Sabun dan detergen merupakan produk rumah tangga yang tingkat penggunaannya tidak pernah turun. Hal ini dikarenakan masyarakat selalu membutuhkan sabun dan detergen dalam kehidupan sehari – hari mereka. Mulai untuk mandi, mencuci pakaian, memncuci piring, dan sebagainya. Atas dasar keperluan konsumen terhadapt sabun yang terus meningkat menyebabkan banyak perusahaan yang berlomba – lomba menciptakan produk sabun dan detergen. Semakin banyak perusahaan yang mengeluarkan produk sabun dan detergen di Indonesia menyebabkan para penggerak industry sabun dan detergen menciptakan inovasi – inovasi dalam produk mereka. Inovasi ini diberikan guna memiliki daya saing lebih terhadap produk sama dari produsen yang lainnya. Berikut adalah beberapa industry sabun dan detergen yang berkembang di Indonesia.

1.      PT P&G

P&G adalah perusahaan internasional didirikan pada tahun 1873.Pendirinya yaitu William Procter dan James Gamble. P&G di Indonesia diawali oleh PT Richardson Merrel Indonesia (MRI) pada tahun 1970 melalui brand Vicks yang kemudian diakusisi oleh P&G pada
tahun 1979.  Perusahaan ini diawali dengan produk kecil-kecilan seperti sabun dan lilin kemudian berkembang sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan produk dan layanan berkualitas.

2.      PT Unilever

Unilever merupakan perusahaan multinasional yang didirikan pada 2 September 1929 di Britania Raya. Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933. Unilver terbagi menjadi empat divisi yaitu Perawatan Rumah Tangga, Minuman dan Es Krim, Perawatan Tubuh, dan Makanan. PT Produk Unilever Indonesia di bidang industri sabun ialah Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rinso, Molto, Sunlight, dan lain-lain.

3.      PT KAO Indonesia

Kao Corporation hadir di Indonesia pada 18 Januari 1985. Pada tahun 1985, Kao Corporation bekerja sama dengan PT Dino Indonesia Industrial Ltd yang telah memproduksi bubuk deterjen Dino sejak tahun 1969. Gabungan dua perusahaan ini tetap bernama PT Dino Indonesia Industrial Ltd dengan perbandingan saham 50%/50%. Saat ini ada 6 produk Kao Corporation yang berada di Indonesia yaitu: Biore, Men's Biore, Laurier, Attack, Merries dan Magiclean.

4. DAMPAK YANG DITIMBULKAN BAHAN KIMIA DARI SABUN DAN DETERGEN TERHADAP ALAM

            Tidak dapat dipungkiri bahwa sabun dan deteren membawa sejumlah manfaat yang dapat membantu kehidupan manusia. Karena banyaknya manfaat yang dihadirkan oleh dua produk ini menjadikan masyarakat tidak dapat lepas penggunaan dari sabun dan detergen. Hal ini tentunya membawa dampak negative. Seperti yang diketahui bahwa sabun dan detergen mengandung zat kimia didalamnya. Hal ini dapat menjadi masalah ketikan sabun dan detergen menghasilkan limbah kemudian dialirkan ke lingkungan sekitar.

Limbah detergen yang dialirkan dari rumah – rumah warga menuju ke sungai melalui selokan dapat menyebabkan pencemaran air. Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah Detergen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah Detergen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri. Semua yang berada di sungai akan bermuara ke laut, demikian juga dengan limbah sabun dan detergen. Kandungan kimia dalam limbah sabun dan detergen yang terbawa hingga ke laut dapat terserap oleh biota laut dan mengakibatkan ekosistem laut terancam. Dapat dibayangkan jika limbah dari sabun dan detergen yang mengandung zat berbahaya terserap oleh ikan dan biota laut lainnya, maka biota laut tersebut menjadi beracun. Hal ini akan sangat berbahaya jika ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia.

Ditinjau dari bahaya limbah sabun dan detergen, maka ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk meminimalisir bahaya dari dampak penggunaan sabun dan detergen. Solusi yang pertama ialah mengurangi takaran jumlah penggunaan detergen dan jumlah air pencucian karena kondisi pakaian yang tidak terlalu kotor sebenarnya bisa menjadi bersih hanya dengan dibilas air. Kemudian upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah memilih produk sabun dan detergen yang ramah lingkungan. Biasanya ciri dari sabun dan detergen yang ramah lingkungan ialah sabun dan detergen berjenis organik. Dalam sabun dan detergen organic bukan berarti tidak mengandung bahan kimia, melainkan memiliki kandungan bahan kimia yang lebih sedikit dan tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan seperti kandungan pada sabun dan detergen biasa. Dan masih banyak upaya lain yang dapat dilakukan.  

 

KESIMPULAN

            Dari uraian diatas, sudah diketahui bahwa sabun dan detergen memiliki banyak manfaat yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Namun kandungan dalam sabun dan detergen mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan jika digunakan dalam jumlah banyak. Oleh karena itu diperlukan cara untuk memproses limbah dari industri sabun agar menjadi ramah lingkungan serta diperlukan kesadaran masyarakat untuk menggunakan sabun dan detergen secara bijak.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/annisarayahanny/materi-pembelajaran/kelas-x/bab-i-peran-kimia-dalam-kehidupan/peran-kimia-dalam-kehidupan  

https://adevnatural.com/pembuatan-sabun-bahan-cara-dan-proses-saponifikasi/

https://mfr.osf.io/export?format=pdf&url=https%3A//files.osf.io/v1/resources/etbhx/providers/osfstorage/5d012a86745b28001a359ad7%3Fformat%3Dpdf%26action%3Ddownload%26direct%26version%3D1

https://punyanyavika.wordpress.com/2011/12/25/dampak-penggunaan-detergen-sebagai-pembersih-pakaian-dalam-kehidupan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.