Laman

Minggu, 11 Oktober 2020

kandungan yang terdapat pada sabun

 

KANDUNGA YANG TERDAPAT PADA SABUN


 

disusun oleh:Zahra Anisa

Kode Peserta : @S02-Zahra

ABSTRAK

Sabun merupakan garam alkali yang terbuat melalui reaksi saponifikasi. Reaksi saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak direaksikan dengan basa alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun mandi merupakan sabun natrium yang umumnya ditambahkan zat pewangi dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan tubuh kesehatan. Sabun mandi terdiri atas berbagai bentuk seperti bentuk padat(batang), cair, dan gel. Tujuan dari percobaan ini ialah untuk menguji pengaruh suhu pada pembuatan sabun padat transparan agar didapatkan suhu yang ideal untuk pembuatan sabun padat transparan. Prosedur yang di gunakan dalam pembuatan sabun padat ialah preparasi bahan, pembuatan sabun padat transparan, dan menguji mutu sabun batang. Dalam pembuatan sabun transparan terdapat beberapa faktor faktor yang mempengaruhi hasil dari sabun transparan seperti faktor pengadukan, variasi bahan dan suhu pemanasan. Hasil yang didapat pada percobaan ini menghasilkan sabun murni sebanyak 62 gram dengan suhu diatas 60 derajat celcius sedangkan pada suhu 40 derajat celcius bisa mendapat hasil lebih dari 100 gram namun sabun tersebut masih tercampur dengan produk sampingan yaitu gliserol.

Kata kunci  :sabun, saponifikasi, suhu, kesetimbangan.

 

PENDAHULUAN

Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah sebagai pembersih mulai dari pembersih badan, pembersih baju maupun pembersih peralatan rumah tangga. Dilingkungan sekitar banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak, krim ataupun berupa padatan.

Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Induk lemak disebut fatty acid yang terdiri dari rantai hidrokarbon, Panjang ( C11 hingga C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Saponifikasi merupakan metode pembuatan sabun dengan cara menghidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH) atau KOH).

Mengikat pentingnya mempelajari pembuatan sabun dalam hal teori dan praktiknya dikarenakan manfaat dari sabun yang bermacam dan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam keperluan industry maka dilakukan percobaan pembuatan sabun dengan meminjau suhu sebagai faktor yang mempengaruhi percobaan dalam pembuatan sabun padat transparan ini untuk mempelajari pengaruh dan proses pembuatan sabun lebih jelas

PEMBAHASAN

Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau hewani. Sabun mandi merupakan sabun natrium yang umumnya ditambahkan zat pewangi dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan kesehatan. Sabun mandi terdiri atas berbagai bentuk seperti bentuk padat(batang), cair, dan gel. Sabun mandi batang terdiri dari cold-made, opaque, sabun transparan, dan sabun kertas. Sabun mandi cold-made mempunyai kemampuan berbusa denga baik didalam air yang mengandung garam (air sadah). Sabun opaque adalah jenis sabun mandi biasa. Berbentuk batang dan tidak transparan. Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin mempunyai penampakan yang lebih menarik karena transparansinya.

Molekul sabun terdiri dari rantai karbon, hydrogen, dan oksigen yang disusun dalam bagian kepala dan ekor. Bagian kepala yang disebut sebagai gugus hidrofilik (rantai karboksil) untuk mengikat air. Bagian ekor sebagai gugus hidrofobik (rantai hidrokarbon) untuk mengikat kotoran.

Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliselor dalam kondisi basa. Kondisi basa diperoleh dari NaOH dan KOH. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. Sehingga sabun dikatakan sebagai salah satu garam basa dari berbagai lemak. Bahan pembuatan sabun pada umumnya terdiri dari atas dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Sabun umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida (NaOH) sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa yang menghasilkan sabun yang lebih keras daripada jenis minyak lainnya.

Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak, lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tariknya. Bahan pendukung yang umum digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya natrium klorida, natrium posfat, parfum, zat antiseptic dan perwarna.

Kotoran yang menempel pada kulit umumnya berupa lemak. Debu akan menempel pada kulit kerena lemak tersebut. Kotoran tersebut dapat menghambat fungsi kulit. Air saja tidak dapat membersihkan kotoran yang menempel pada kulit, diperlukan adanya suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran yang menempel tersebut. Sabun adalah senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki keistimewaan tertentu, yaitu jika senyawa itu larut dalam air, akan bersifat surfaktan (surface active agent) yaitu menurunkan tegangan permukaan air dan sebagai pembersih.

Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut dikulit dan panampakan lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya. Tampilan sabun transparan yang menarik mewah dan berkelas menyebabkan sabun transparan dijual dengan harga yang relative lebih mahal

Kandungan sabun:

a)      Minyak pendukung

Berbagai jenis minyak yang sering digunakan untuk membuat sabun diantaranya minyak zaitun, kelapa, castor, dan minyak kelapa sawit.

b)      Sodium Hidroksida (NaOH)

Merupakan salah satu Janis alkali(basa) kuat yang bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organic yang halus. Berbentuk butiran pada berwarna putih dan memiliki sifat higroskropis. Natrium hidroksida sering disebut kaustik soda atau soda api. Diperoleh melalui proses hidrolisa dari natrium klorida (NaCI). NaOH dapat berbentuk batang, gumpalan,dan bentuk yang dengan cepat menyerap permukaan kulit.

c)      Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis, serta bersifat humektan. Diperoleh dari sampingan proses pembuatan sabun atau asam lemak tumbuhan dan hewan. Pada pembuatan sabun transparan gliserin bersama dengan sukrosa dan alcohol berfungsi dalam pembentukan stuktur transparan

d)      Etanol merupakan senyawa organic dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak

e)      Pewangi atau pengaroma adalah suatu zat tambahan yang ditujukan untuk memberikan aroma wangi pada suatu sediaan agar konsumen lebih tertarik

 

HASIL

Sabun padat transparan dengan meninjau suhu sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi menggunakan metode saponifikasi dimana metode saponifikasi atau metode penyabunan ini merupakan metode yang paling sering digunakan pada pembuatan sabun padat maupun sabun cair

Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan larutan alkali. Dengan kata lain saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan air serta garam karbonil (sejenis sabun) sabun merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk mencuci baik pakaian maupun alat alat lain. Alkali yang biasanya diguanakan adalah KOH

 

KESIMPULAN

Dalam pembuatan sabun transparan adalah untuk memisahkan gliserol dari hasil sabun padat transparan karena reaksi saponifikasi merupakan reaksi eksotermis dimana kenaikan suhu akan memperkecil nilai konstantanya.

 

DAFTAR PUSAKA:

Sudarmadji, S., haryono, B., dan suhardji, 1996, Analisa untuk bahan makanan dan pertanian, edisi ke III, 14-29, liberty

Alimin,muh yunus dan Irfan idris. 2007. Dasar kimia analitik.

Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia organic edisi ketiga. Jakarta

Poedjiadi.2007.dasar dasar biokimia.jakarta

3 komentar:

  1. artikel yang bermanfaat
    sulit dipahami pada bagian abstrak karena panjang

    BalasHapus
  2. Artikel sangat bermanfaat karena banyak informasi - informasi baru yang bisa didapatkan.Penulisan sudah rapi.Semangat!

    BalasHapus
  3. artikel ini sangat bermafaat bagi ilmu pengetahuan kita mengenai sabun yaitu barang yang sering kita gunkan dalam sehari hari dengan adanya artikel ini kita dapet mengetahui apa apa saja mengenai sabun.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.