Oleh : Jessica Chresstella
Proses Hujan Asam
ABSTRAK
Salah satu jenis masalah lingkungan bagi manusia adalah
Hujan Asam. Hujan Asam dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu
penyebab terjadinya hujan asam adalah karena aktivitas dan tindakan yang
dilakukan oleh manusia. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan fasilitas
bangunan, hasil panen, danau , margasatwa yang akan membahayakan manusia.
Kata Kunci : Hujan Asam
PENDAHULUAN
Menurut Darmawan, Arif (2012) Udara merupakan
faktor penting dalam kehidupan. Pencemaran udara berpengaruh terhadap
terjadinya hujan asam. Asam sulfat (H SO )
dan asam nitrat (HNO ) dalam hujan asam dapat terinhalasi ke dalam sistem
pernapasan.
Hujan asam disebabkan oleh polusi. Penyebab polusi (polutan) seperli Sulfur Dioksida dan
Nitrogen Oksida tinggal dalam atmosfer dan akhimya bereaksi dengan kelembaban dalam udara. Ketika polusi ini jatuh sebagai
embun di tanah, inilah yang
disebut dengan hujan asam. Sumber dari penyebab polusi ini
tidak hanya berasal dari pembakaran
sampah, tetapi juga
berasal dari pembakaran
bahan bakar motor dan
limbah pabrik kimia.
PEMBAHASAN
Hujan asam adalah salah satu indicator
untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di atmosfer, presipitasi basah dari polutan di udara yang larut dalam awan akan
jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju dan kabut. Dengan polutan S02, SO3, NO2,
dan HNO3, butir-butir air hujan akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
menjadikan pH air hujan kurang dari 5,60. Lebih dari 90% emisi sulfur dan nitrogen
berasal dari aktivitas manusia. Senyawa sulfat dan nitrat itu akan berpindah dari
atmosfer ke permukaan bumi melalui presipitasi dan deposisi langsung yang dikenal
dengan istilah deposisi basah dan deposisi
kering. Akibat adanya pencemaran udara yang tinggi, daerah-daerah yang padat industri
ataupun kendaraan bermotor terutama kota besar di Indonesia telah mengalami hujan
asam, seperti kota Bandung. Dari hasil penelitian derajad keasaman (pH) dan komposisi
kimia air hujan di cekungan Bandung menunjukkan telah terjadi peningkatan keasaman
air hujan di wilayah tepian cekungan Bandung, walaupun belum keseluruhan terindikasi mengalami
hujan asam (Dessy, 2003).
Deposisi basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun
sebagai hujan, salju, atau kabut yang mengandung
asam. Zat-zat pencemaran udara seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida
dipancarkan ke dalam udara dari ketel-ketel (boilers) di pabrik- pabrik, dan
pembangkit tenaga listrik, juga dari gas buang kendaraan bermotor. Zat-zat
pengotor ini diubah menjadi asam belerang dan asam nitrat melalui serangkaian
reaksi kimia yang kompleks dan kembali jatuh ke bumi. (Farida, 2003). Endapan
asam yang dihasilkan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap
ekosistem air dan tanah, bangunan- bangunan budaya serta gedung-gedung.
(Anonim-b,2002).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hujan Asam memiliki pengaruh yang berbahaya bagi lingkungan biotic
maupun abiotik, karena air hujan yang jatuh dari hujan asam ini dapat
meningkatkan keasaman tanah dan permukaan.
Usaha untuk
mengatasi masalah hujan
asam saat ini sedang gencar dilaksanakan,
karena adanya target program langit
biru yang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan atmosfer yang
bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, W.Eko.2007. PENGARUH
HUJAN ASAM PADA BIOTIK DAN ABIOTIK. Vol 8 No 3.
http://jurnal.lapan.go.id.
diakses 2 Januari 2020.
Darmawan, Arief dan SN Nurul Makyah.2012. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. Vol 27 No 12. https://jkb.ub.ac.id/jurnal.
diakses 2 Januari 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.