Pendahuluan
Pengetahuan termodinamika sederhana sangat
bermanfaat untuk memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil,
kemungkinan kespontanan reaksi, perhitungan kalor reaksi, penentuan mekanisme
reaksi dan pemahaman elektrokimia. Hukum kedua termodinamika terkait dengan
entropi dan energi bebas. Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan
diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan kimia, sruktur dan reaksi.
Pembahasan
Bunyi Hukum II Termodinamika
Untuk menjelaskan tidak
adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu
Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan : “kalor mengalir secara alami dari
benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan
dari benda dingin ke benda panas”.
Entropi
Entropi merupakan suatu ukuran derajat
ketidakteraturan suatu sistem termodinamika. Entropi juga merupakan definisi
dari energi yang tersedia dalam suatu sistem dengan bentuk tertentu. Dalam
persamaan, entropi dilambangkan dengan huruf “S” dan memiliki satuan joule per kelvin.
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
Entropi sangat berkaitan dengan hukum
termodinamika terutama untuk hukum kedua termodinamika. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem tertutup tidak dapat berkurang. Namun
dalam suatu sistem, entropi dari satu sistem dapat berkurang dengan
meningkatnya entropi dari sistem lain.
Entropi adalah bagian dari sistem
termodinamika yang dapat mengalami perubahan, namun total perubahannya yaitu
nol. Selain itu, sistem tersebut juga tidak mempengaruhi entropi di
lingkungannya karena perpindahan panas tidak terjadi dalam hal tersebut. Dengan
demikian, proses reversibel tidak dapat mengubah total entropi sistem maupun
entropi lingkungan.
Entropi sangat berbeda dengan energi dimana
pada dasarnya entropi tidak bersifat konservatif namun dapat meningkat dalam
prosesnya. Selain itu, proses yang terjadi juga reversibel (dapat balik).
Berikut ini adalah beberapa cara untuk
menghitung entropi.
Entropi dari Proses Reversibel
Untuk suatu proses yang dapat balik atau
disebut dengan reversibel, kita dapat mengasumsikan besaran entropi dari sistem
tersebut. Dengan probabilitas yang sama, entropi sama dengan konstanta
Boltzmann dikalikan dengan logaritma natural dari jumlah kemungkinan state yang
terbentuk.
S =
kB x ln W
Dimana konstanta Boltzman (kB) adalah
1.38065 × 10−23 J / K.
Entropi dari Proses Isotermal
Cara lain yang dapat dilakukan adalah
dengan menghitung perubahan entropi (S) menggunakan perubahan panas yang
terjadi (Q) dan juga adanya temperatur absolut (T).
ΔS =
ΔQ / T
Berdasarkan persamaan tersebut, masuk akal
jika entropi meningkat untuk perubahan temperatur dari panas ke dingin.
Entropi dan Energi Dalam
Dalam kimia fisik dan termodinamika, salah
satu persamaan yang paing berguna dan berkaitan dengan entropi adalah energi
dalam (U) yang menyertai suatu sistem termodinamika.
dU =
T dS – p dV
Dalam hal ini, perubahan energi dalam (dU)
sama dengan suhu absolut dikalikan dengan perubahan entropi yang dikurangi
dengan tekanan eksternal (p) dan juga perubahan volume (V).
Energi bebas GiBBs (G)
Untuk menyatakan reaksi yang berjalan
spontan, maka di gunakan fungsi termodinamika yang lain yaitu Energi Bebas
Gibbs atau dapat di sebut juga sebagai energi bebas. (olimpiade kimia SMA, hal
66)
Energi bebas suatu sistem adalah selisih
entalpi dengan temperatur yang di kalikan dengan entropi.
G = H – TS
Sehingga perubahan energi bebas pada suhu
konstan adalah :
ΔG = ΔH – TΔS
Dan pada keadaan standar, energi bebas
dapat di hitung dengan persamaan :
ΔG0 = ΔH0 – TΔS0
Energi bebas dalam keadaan standar telah di
ukur untuk setiap senyawa dan telah di tabulasikan secara global sehingga
perubahan energi gibbs (ΔG) suatu reaksi anorganik, dapat di hitung dengan
rumus :
ΔG0= Σ ΔGf0produk - Σ ΔGf0reaktan
Dari persamaan tersebut dapat di ketahui
hal-hal seperti berikut ;
ΔG < 0, reaksi berjalan
secara spontan
ΔG > 0, reaksi berjalan tidak
spontan
ΔG = 0 , reaksi dalam keadaan setimbang
Tabel hubungan ΔH, ΔS, ΔG dengan
kelangsungan reaksi anorganik :
ΔH : < 0
ΔS : > 0
ΔG : < 0
Kelangsungan reaksi : Reaksi akan
berlangsung secara spontan pada suhu tertentu dan akan selalu bernilai negatif
ΔH : > 0
ΔS : < 0
ΔG : > 0
Kelangsungan reaksi : Reaksi akan
berlangsung secara tidak spontan pada suhu tertentu dan akan selalu bernilai
positif
Hubungan energi bebas dengan konstanta kesetimbangan :
ΔG = ΔG0 + RT ln K
Di mana :
ΔG =
energi bebas pada kondisi tertentu
ΔG0 =
energi bebas pada kondisi standar
R =
Tetapan gas ideal = 8.314 J/mol-K
T =
Temperatur (K)
K =
Tetapan kesetimbangan
Saat kesetimbangan, ΔG = 0 maka
persamaan menjadi :
ΔG0= - RT ln K
Dengan hubungan :
· Jika ΔG0 negatif,
K > 1 maka reaksi akan berlangsung spontan
· Jika ΔG0 positif,
K < 1 maka reaksi akan berlangsung tidak spontan
DAFTAR
PUSTAKA
1. Brady,
James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5.
Jakarta : Binarupa Aksara
2. Saito,
Taro.1996. Kimia Anorganik 1. Tokyo : Penerbit Iwanami Shoten
3. Syukri.
1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
4. Prasetiawan,
Widi. 2009. Kimia Dasar I.Jakarta : Cerdas Pustaka
5. Riyanto,
Nurdin.2009. Super Genius Olimpiade Kimia SMA Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.