Laman

Senin, 30 September 2019

Termodinamika 2




Pendahuluan
Pengetahuan termodinamika sederhana sangat bermanfaat untuk memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil, kemungkinan kespontanan reaksi, perhitungan kalor reaksi, penentuan mekanisme reaksi dan pemahaman elektrokimia. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi dan energi bebas. Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan kimia, sruktur dan reaksi. 

Pembahasan
Bunyi Hukum II Termodinamika
Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan : “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”.
Entropi
Entropi merupakan suatu ukuran derajat ketidakteraturan suatu sistem termodinamika. Entropi juga merupakan definisi dari energi yang tersedia dalam suatu sistem dengan bentuk tertentu. Dalam persamaan, entropi dilambangkan dengan huruf “S” dan memiliki satuan joule per kelvin.
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
Entropi sangat berkaitan dengan hukum termodinamika terutama untuk hukum kedua termodinamika. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem tertutup tidak dapat berkurang. Namun dalam suatu sistem, entropi dari satu sistem dapat berkurang dengan meningkatnya entropi dari sistem lain.
Entropi adalah bagian dari sistem termodinamika yang dapat mengalami perubahan, namun total perubahannya yaitu nol. Selain itu, sistem tersebut juga tidak mempengaruhi entropi di lingkungannya karena perpindahan panas tidak terjadi dalam hal tersebut. Dengan demikian, proses reversibel tidak dapat mengubah total entropi sistem maupun entropi lingkungan.
Entropi sangat berbeda dengan energi dimana pada dasarnya entropi tidak bersifat konservatif namun dapat meningkat dalam prosesnya. Selain itu, proses yang terjadi juga reversibel (dapat balik).

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghitung entropi.

Entropi dari Proses Reversibel
Untuk suatu proses yang dapat balik atau disebut dengan reversibel, kita dapat mengasumsikan besaran entropi dari sistem tersebut. Dengan probabilitas yang sama, entropi sama dengan konstanta Boltzmann dikalikan dengan logaritma natural dari jumlah kemungkinan state yang terbentuk.
S = kB x ln W
Dimana konstanta Boltzman (kB) adalah 1.38065 × 10−23 J / K.

Entropi dari Proses Isotermal
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung perubahan entropi (S) menggunakan perubahan panas yang terjadi (Q) dan juga adanya temperatur absolut (T).
ΔS = ΔQ / T
Berdasarkan persamaan tersebut, masuk akal jika entropi meningkat untuk perubahan temperatur dari panas ke dingin.

Entropi dan Energi Dalam
Dalam kimia fisik dan termodinamika, salah satu persamaan yang paing berguna dan berkaitan dengan entropi adalah energi dalam (U) yang menyertai suatu sistem termodinamika.
dU = T dS – p dV
Dalam hal ini, perubahan energi dalam (dU) sama dengan suhu absolut dikalikan dengan perubahan entropi yang dikurangi dengan tekanan eksternal (p) dan juga perubahan volume (V).

Energi bebas GiBBs (G)
Untuk menyatakan reaksi yang berjalan spontan, maka di gunakan fungsi termodinamika yang lain yaitu Energi Bebas Gibbs atau dapat di sebut juga sebagai energi bebas. (olimpiade kimia SMA, hal 66)

Energi bebas suatu sistem adalah selisih entalpi dengan temperatur yang di kalikan dengan entropi.
G = H – TS
Sehingga perubahan energi bebas pada suhu konstan adalah :
ΔG = ΔH – TΔS
Dan pada keadaan standar, energi bebas dapat di hitung dengan persamaan :
ΔG0 = ΔH0 – TΔS0
Energi bebas dalam keadaan standar telah di ukur untuk setiap senyawa dan telah di tabulasikan secara global sehingga perubahan energi gibbs (ΔG) suatu reaksi anorganik, dapat di hitung dengan rumus :
ΔG0= Σ ΔGf0produk - Σ ΔGf0reaktan
Dari persamaan tersebut dapat di ketahui hal-hal seperti berikut ;
ΔG  < 0, reaksi berjalan secara spontan
ΔG  > 0, reaksi berjalan tidak spontan
ΔG = 0 , reaksi dalam keadaan setimbang
Tabel hubungan ΔH, ΔS, ΔG dengan kelangsungan reaksi anorganik :
ΔH : < 0
ΔS : > 0
ΔG : < 0
Kelangsungan reaksi : Reaksi akan berlangsung secara spontan pada suhu tertentu dan akan selalu bernilai negatif
ΔH : > 0
ΔS : < 0
ΔG : > 0
Kelangsungan reaksi : Reaksi akan berlangsung secara tidak spontan pada suhu tertentu dan akan selalu bernilai positif

Hubungan energi bebas dengan konstanta kesetimbangan :
ΔG = ΔG0 + RT ln K
Di mana :
ΔG      = energi bebas pada kondisi tertentu
ΔG0       = energi bebas pada kondisi standar
R         = Tetapan gas ideal = 8.314 J/mol-K
T          = Temperatur (K)
K         = Tetapan kesetimbangan
Saat kesetimbangan, ΔG = 0 maka persamaan menjadi :
ΔG0= - RT ln K
Dengan hubungan :
·         Jika ΔG0 negatif, K > 1 maka reaksi akan berlangsung spontan
·         Jika ΔG0 positif, K < 1 maka reaksi akan berlangsung tidak spontan

DAFTAR PUSTAKA
1.         Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta : Binarupa Aksara
2.         Saito, Taro.1996. Kimia Anorganik 1. Tokyo : Penerbit Iwanami Shoten
3.         Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
4.         Prasetiawan, Widi. 2009. Kimia Dasar I.Jakarta : Cerdas Pustaka
5.         Riyanto, Nurdin.2009. Super Genius Olimpiade Kimia SMA Nasional



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.