Laman

Sabtu, 03 Agustus 2019

Dampak Kimia Plastik dan Bahaya Bisphenol-A (BPA)



Oleh:
Agus Sanjaya Putra
41617120025

Sumber daya alam banyak menyediakan beragam jenis polimer, mulai dari protein, selulosa, katun dan wol. Semua bahan alami tersebut tergolong makromolekul. Kemudian para ahli kimia mempelajari bagamana cara membuat makromolekul tersebut dengan memanfaatkan laboratorium (Moore, 2007). Dari penelitian tersebut, terciptalah plastik yang kita kenal sekarang ini. Plastik terbuat dari BPA (bisphenol-A) yaitu bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat plastik yang keras, bening dan ringan yang disebut polycarbonate. 




Beberapa produsen plastik menyukai BPA karena multiguna, kuat, isolator listrik yang baik dan tidak mudah terbakar. Namun penelitian menunjukkan bahwa ikatan BPA yang tergolong tidak stabil dapat menyebabkan sejumlah kecil zat kimia ini terlepas ke dalam makanan atau susu formula yang menjadi isi suatu kemasan yang mengandung BPA (Nurul Widya, 2014).
Dan pada akhirnya lepasan BPA ini kemudian dapat tertelan oleh manusia. Pelepasan zat kimia ini akan terjadi semakin banyak saat botol bayi atau botol air terkena panas seperti saat direbus atau disterilisasi. Dan juga kemasan minuman yang terbuat dengan BPA melepaskan kimiawi kedalam cairan yang orang – orang minum pada jumlah yang cukup untuk meningkatkan tingkat BPA yang keluar dari air seni manusia (Nurul Widya, 2014).


Dari jurnal (Nurul Widya, 2014) cara menghindari produk mengandung BPA:
1.     Gunakan gelas, atau plastik bebas BPA untuk botol bayi.
2.   Jangan memasukkan kotak atau tempat plastik ke dalam microwave atau mengisinya dengan air panas. Pemanasan akan melepaskan lebih banyak BPA ke dalam makanan Anda.
3.    Buang tempat atau botol polycarbonate yang tergores. Permukaan yang telah usang dapat menimbun bakteri dan mengeluarkan lebih banyak BPA.
4.    Gunakan stainless steel, porslen atau tempat makanan yang terbuat dari gelas.

Selain itu ada cara mudah untuk mrngindentifikasi botol atau tempat minuman lainnya yang mengandung BPA atau tidak, yaitu :

1.    Dengan memerhatikan kode resin – nomor dalam segitiga tanda panah melingkar di bawah barang- barang plastik. Kode resin 7 berarti plastik kemungkinan mengandung BPA
2.   Atau, perhatikan "PC" di dekat simbol daur ulang, yang berarti polikabonat, yang dibuat dari BPA. Pilih saja produk wadah makanan dan minuman yang tertera tulisan “BPA Free”, atau yang terbuat dari polietielen, polipropilen (kode resin 1, 2 dan 5), poliamida (PA), polietersulfon (PES), bambu, gelas, atau stainless steel.



 Daftar Pustaka:
           2010. Bahaya Senyawa Plastik BPA Semakin Kuat. Detikhealth. 13 Januari. Diakses pada: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1277320/bahaya-senyawa-plastik-bpa-semakin-kuat  [Accessed 3 Agustus 2019].
Adid, A Hermansyah dkk. 2009. Menuju Lingkungan yang Bebas Cemaran Industri. Jakarta. Journal of Industrial research. [online] No. 1 Vol. 3. Diakses pada:  https://kemenperin.go.id/kajian [Accessed 3 Agustus 2019].
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Industri. Yogyakarta. Penerbit WR.
Vandro. 2017. Jenis dan Guna Macam-Macam Plastik Kemasan. Rumah Mesin. 25 Januari. Diakses pada: https://www.rumahmesin.com/plastik-kemasan/ [Accessed 3 Agustus 2019].
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.