Pengertian Kimia Hijau adalah suatu
perencanaan untuk mengurangi atau menghilangkan sama sekali penggunaan
bahan-bahan kimia berbahaya mulai dari persiapan produksi, proses produksi
sampai ke produk yang dihasilkan agar dapat bermanfaat tanpa merusak
lingkungan.
Untuk dapat tercapainya konsep
kimia hijau ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Meminimalisasi limbah yang dihasilkan
2. Menggantikan perekasi kimia dengan katalis
3. Menggunakan bahan-bahan non toksis
4. Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable)
5. Mengurangi atau me-efisienkan bahan-bahan kimia yang digunakan
6. Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang.
2. Menggantikan perekasi kimia dengan katalis
3. Menggunakan bahan-bahan non toksis
4. Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable)
5. Mengurangi atau me-efisienkan bahan-bahan kimia yang digunakan
6. Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang.
Tidak semua yang di atas itu dapat dilakukan secara bersamaan, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat sehingga tujuan dari kimia hijau ini tercapai, yaitu:
mengurangi:
- Limbah
- material
- bahan-bahan toksis
- bahaya
- risiko
- energi
- biaya
Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep“The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan.
Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang
diusulkan oleh Anastas dan Warner:
- Mencegah timbulnya limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada
menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis,
karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
- Mendesain produk bahan kimia yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia
memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu
molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah
mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi
yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan
mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
- Mendesain proses sintesis yang aman
Metode sintesis yang digunakan
harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak
beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang
yang menggunakan bahan kimia tersebut.
- Menggunakan bahan baku yang dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat
diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan
didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari
produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal
dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan
tambang lainnya.
- Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan
selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu
mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk
mengkonversi menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan
reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
- Menghindari derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti
penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada
proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari
karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang
nantinya memperbanyak limbah.
- Memaksimalkan atom ekonomi
Metode sintesis yang digunakan
harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan
dengan bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang
hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi
efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari
reaksi tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk
yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan
dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi
tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk
menghitung nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%) = x100%
- Menggunakan pelarut yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti
pelarut, ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari
penggunaannya. Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin.
Penggunaan pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada
proses reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan
lain-lain. Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan
mencemari lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan beberapa tipe
pelarut yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids, flourous phase
chemistry, supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain itu ada
beberapa metode sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa menggunakan
pelarut ataupun reaksi dalam media air.
- Meningkatkan efisiensi energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu
proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi.
Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan
tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan
radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
- Mendesain bahan kimia yang mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus
mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis
biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
- Penggunaan metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan
secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi
analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam
prosesnya.
- Meminimalisasi potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam
reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang
dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat
dihindari.
Daftar Pustaka:
Anonim. 2016. Kimia Hijau (Green Chemistry). Dalam: https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/
(Diakses 24 Desember 2018)
Taher, Tarmizi. 2012. Pengertian dan Pentingnya Green
Chemistry. Dalam: http://chemist-try.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-pentingnya-green.html
(Diakses 24 Desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.