Laman

Sabtu, 06 Oktober 2018

Pencemaran Lingkungan Karena Pestisida

Oleh : Adythia Batubara( J07-Adythia)

Apa Itu Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Peranannya
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.



Dampak Pestisida
1.     Dampak Positif
a.       Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian.
b.       Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya.
c.        Dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan.
Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Dampak Negatif

Bagi Kesehatan Manusia
Gejala-gejala keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau gabungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1)       Umum                   : kelelahan.
2)       Kulit                                       : iritasi, terbakar, berkeringat, alergi.
3)     Mata                                      : iritasi, mata merah, penglihatan kabur,  mata berair,   pupi melebar atau menyempit.
4)    Sistem pencernaan    : mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air  ludah, muntah, sakit atau kram perut, diare.

5)    Sistem pernapasan          : sulit bernapas, batuk-batuk, sakit dada.

Bagi Lingkungan
1.       Kasus Pencemaran Air
a.       Akibat kebocoran pabrik pestisida.
Di Amerika, di tepi sungai Mississipi (dekade 60-an). Akibat bocornya pabrik tersebut, ribuan ton pestisida (endrin) terbuang percuma ke sungai Mississipi dan ribuan ton ikan, yang diperkirakan 150 juta ekor ikan mati sia-sia. Nasib sengsara bagi masyarakat sekitarnya. Kebutuhan ikan masyarakat Mississipi sekarang tidak dapat lagi terpenuhi. Timbul bau busuk yang dihasilkan.
b.       Kasus yang sama juga terjadi di Indonesia, yaitu di Teluk Nibung, Sumatera utara, sungai Musi, dll
2.       Pencemaran Udara
Kasus di sebelah timur Illionis, Amerika Serikat. Pada tahun 1954 telah dilakukan penyemprotan suatu senyawa organochlorin dengan maksud memusnahkan Japanese beetle (kumbang Jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung ikut musnah di daerah penyemprotan. Nasib yang sama dialami pula oleh kucing, tupai, insecta predator, dll.
3.       Pencemaran Tanah
Di dalam segumpal tanah pertanian yang beratnya 0,5 g, terdapat kira-kira 1 trilyun bakteri, 200 juta jamur, 25 juta alga, 15 juta protozoa dan juga cacing, insekta dan makhluk kecil lainnya. Pemakaian zat kimia beracun yang tidak terkendali ini menyebabkan biota-biota yang terdapat didalam tanah mati sehingga tanah menjadi tidak subur lagi sampai akhirnya gersang.

Cara Menanggulangi
Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain :
1.       Mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbaril dan hampir 50% untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.
2.       Perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebih dulu. Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida pada sayuran.
Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat pula dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (biopestisida). Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia. Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan untuk memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan daun kemanggi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, kucai, dll

Daftar Pustaka


Hidayat,Atep,dan,Kholi,Muhammad.2018.Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri.

Motifa,Tarrugana,2013.Kimia Lingkungan
Dalam : http://ilhamnatural.blogspot.com/2013/05/makalah-pestisida.html
Sugeng,Mas.2013.Pusat Biologi
Dalam : http://www.pusatbiologi.com/2013/12/akibat-dan-dampak-penggunaan-pestisida.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.