Oleh : Samuel Aditya
Oka H. @F12-Samuel
Abstrak
:
Industri kelapa sawit merupakan
jenis industri yang menyumbang nilai ekspor terbesar di Indonesia, jumlahnya
mencapai $23.18 Milyar. Banyaknya nilai
ekspor ini tentu berpengaruh pada banyaknya limbah kimia yang dihasilkan dalam
pengolahan minyak kelapa sawit tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian
dan penelitian untuk mengetahui seberapa besar bahaya limbah industri kelapa
sawit terhadap lingkungan disekitar terutama pengaruhnya terhadap tanah.
Kata
Kunci : Limbah Cair Kimia, Kimia Tanah
Isi
:
Kimia
berkaitan dengan komposisi dan sifat materi serta berbagai perubahan yang
dialaminya. Adapun yang dimaksud dengan materi ialah apapun yang dapat
menempati ruang dan mempunyai massa. Dengan demikian pada dasarnya kimia
mengupas tuntas mengenai materi dan perubahannya. Dalam perspektif kimia materi
dapat berubah menjadi materi yang lebih sederhana atau lebih kompleks. Hal itu
karena materi meliputi zat murni atau koalisi dari beberapa zat murni
(campuran). (Atep Afia dan M. Kholil, 2017)
Industri
pengolahan kelapa sawit menjadi Crude
Palm Oil (CPO) merupakan salah satu industri kimia yang menyumbang nilai
ekspor terbesar di Indonesia, jumlahnya mecapai $23.18 Milyar. Banyaknya nilai
ekspor tersebut berpengaruh terhadap banyaknya limbah kimia cair yang
dihasilkan, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah yang baik agar tidak
membahayakan lingkungan disekitarnya.
Limbah
kimia cair yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil tidak dapat langsung
dibuang atau dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman karena limbah kimia cair
tersebut memiliki kadar pencemar yang sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan
treatment atau pengolahan khusus terlebih dahulu. Sedangkan teknis
pemanfaatannya adalah dengan menggunakan sistem land application.
Menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain (2014) tanah yang belum
diberikan limbah kimia cair memiliki sifat masam karena banyak terdapat
kandungan kation asam yaitu H dan Al. Kandungan C organik dalam tanah tergolong
rendah, semakin dalam tanah semakin menurun kandungan C organiknya. Kandungan N
total dalam tanah juga rendah, hal tersebut karena proses pencucian dalam tanah
dan akibat diserap oleh tanaman kelapa sawit. Kandungan P dalam tanah tergolong
sangat rendah disebabkan karena beberapa faktor seperti pH tanah, kandungan
bahan organik serta kelarutan kation Al dan Fe. Kandungan K tanah tergolong
sangat tinggi disebabkan karena adanya batuan dan mineral yang mengandung K
serta pemberian pupuk K. Setelah tanah diberikan limbah kimia cair, kadar pH
menurun sehingga tanah semakin masam. Kandungan C organik meningkat karena
terjadi proses pencucian tanah oleh air ke lapisan yang ada dibawahnya. Kandungan
N total menurun disebabkan karena adanya penyerapan N oleh kelapa sawit dan
akibat pencucian air drainase. Kandungan P dalam tanah meningkat karena
pemberian limbah kimia cair dapat mengurangi kelarutan Al. Kandungan K dalam
tanah juga meningkat, hal tersebut disebabkan karena pemberian limbah kimia
cair mengandung unsur K sehingga hasil dekomposisi bahan organik tersebut
meningkatkan kandungan K.
Dari proses
penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian limbah kimia cair hasil pengolahan kelapa sawit dengan metode land application dapat menurunkan pH
tanah, C organik dan N total tanah, sedangkan P tersedia dan K tersedia
meningkat.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona
Media. Jakarta.
Zulkarnain. 2014. PERUBAHAN
BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN
METODE LAND APPLICATION. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183716&val=6381&title=PERUBAHAN%20BEBERAPA%20SIFAT%20KIMIA%20TANAH%20AKIBAT%20%20PEMBERIAN%20LIMBAH%20CAIR%20INDUSTRI%20KELAPA%20SAWIT%20%20DENGAN%20METODE%20LAND%20APPLICATION. Diunduh tanggal 2 Februari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.