Pengertian
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di Lingkungan. Menurut Munir (2006), bioremediasi merupakan
pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses
biologi dalam mengendalikan pencemaran. Menurut Sunarko (2001), bioremediasi
mempunyai potensi untuk menjadi salah satu teknologi lingkungan yang bersih,
alami, dan paling murah untuk mengantisipasi masalah-masalah lingkungan. Menurut Ciroreksoko(1996), bioremediasi diartikan
sebagai proses pendegradasian bahan organik berbahaya secara biologis menjadi
senyawa lain seperti karbondioksida (CO2), metan, dan air. Sedangkan menurut
Craword (1996), bioremediasi merujuk pada penggunaan secara produktif proses
biodegradatif untuk menghilangkan atau mendetoksi polutan (biasanya kontaminan
tanah, air dan sedimen) yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan
masyarakat.
Teknik bioremediasi memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Bioremediasi merupakan proses alami.
b. Hasil proses bioremediasi bukan merupakan produk yang berbahaya.
c. Tanah terkontaminasi dapat kembali ditanami.
d. Relative ramah lingkungan
Namun demikian teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) Tidak seluruh polutan mampu didegradasikan oleh mikroba
b) Akumulasi senyawa toksik yang merupakan metabolit sekunder selama proses bioremidiasi tidak dapat dihindari.
c) Proses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik
d) Poses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik .
Teknik bioremediasi memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Bioremediasi merupakan proses alami.
b. Hasil proses bioremediasi bukan merupakan produk yang berbahaya.
c. Tanah terkontaminasi dapat kembali ditanami.
d. Relative ramah lingkungan
Namun demikian teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) Tidak seluruh polutan mampu didegradasikan oleh mikroba
b) Akumulasi senyawa toksik yang merupakan metabolit sekunder selama proses bioremidiasi tidak dapat dihindari.
c) Proses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik
d) Poses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik .
Organisme Yang
Berperan Dalam Bioremidiasi
1. Bakteri.
Kemungkinan bakteri untuk mengurangi bahan kimia yang berbeda, tergantung pada
berbagai kondisi. Temperatur kimia, daerah yang terkontaminasi, nutrien, dan
banyak faktor lain berpengaruh pada efektivitas dan tingkat biodegradasi.
Mikroba metabolisme yang efektif dan digunakan untuk bioremediasi adalah
bakteri indigen yang secara alami ditemukan pada tempat yang berpolusi. Strain
yang berbeda dari bakteri yang disebut Pseudomonas, yang sangat
melimpah di sebagian besar sumber diketahui dapat mengurangi ratusan bahan
kimia yang berbeda. Strain E. coli (yang umumnya berhabitat
dalam usus manusia dan mikroba yang penting untuk berbagai teknik rekombinan
DNA) juga sangat efektif dalam mengurangi berbagai polutan.
2. Jamur. Jamur
pengurang sampah seperti Phanerochaete chrysosporium dan Phanerochaete
sordida dapat mengurangi racun kimia seperti creosote,
pentachlorophenol, dan polutan lain yang tidak dapat di degradasi oleh bakteri.
Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada :
1. Bidang
Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah
limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan
yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979,
supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah
mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang
lebih jauh lagi.
2. Bidang
Industri, yakni bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang
membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang
khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation
Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3. Bidang
Ekonomi, karena bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah
lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah
memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan
solusi ekonomi yang lebih baik
Bioremediasi
berdasarkan lokasi terdapat 2 macam yaitu:
1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah
tercemar ( proses bioremediasi yang digunakan berada pada tempat
lokasi limbah tersebut). Proses
bioremadiasi in situ pada lapisan surface juga ditentukan oleh faktor
bio-kimiawi dan hidrogeologi
2. Ex situ : bioremediasi yang dilakukan
dengan mengambil limbah tersebut lalu ditreatment ditempat lain, setelah itu
baru dikembalikan ke tempat asal. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai
mikroba. Bioremediasi ini bisa lebih cepat dan mudah dikontrol
dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah
yang lebih beragam.
Ada
4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
c. Penerapan immobilized enzymes
d. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar
a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
c. Penerapan immobilized enzymes
d. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.