Pengolahan Limbah dengan cara Sanitary
Landfill
A. Definisi Sanitary Landfill
Sistem
sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah ke lingkungan yang
disiapkan dan dioperasikan secara sistematis. Ada proses penyebaran dan
pemadatan sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari.
Penutupan sel sampah dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode
ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk
meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap
hari. Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan sarana
yang cukup mahal. Di Indonesia, metode sanitary landfilled dianjurkan untuk
diterapkan di kota besar dan metropolitan.
Secara umum
Sanitary Landfill terdiri atas elemen sebagai berikut :
1) Lining System
Berguna
untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam tanah yang akhirnya
bisa mencemari air tanah. Biasanya Lining System terbuat dari compacted clay,
geomembran, atau campuran tanah dengan bentonite.
2) Leachate Collection System
Dibuat di
atas Lining system dan berguna untuk mengumpulkan leachate dan memompa ke luar
sebelum leachate menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke
dalam tanah. Leachate yang dipompa keluar melalui sumur yang disebut Leachate
Extraction System.
3) Cover atau cap system
Berguna
untuk mengurangi cairan akibat hujan yang masuk kedalam landfill. Dengan
berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi leachate.
4) Gas ventilation System
Berguna untuk
mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam dengan demikian mengurangi risiko
gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat menimbulkan
peledakan.
5) Monitoring system
Bisa dibuat
di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi kebocoran
atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar.
Salah satu
masalah terbesar dengan sanitary landfill adalah bahaya lingkungan. Sebagai
bahan dalam lapisan sampah dipadatkan memecah, mereka menghasilkan gas,
termasuk metana yang mudah terbakar. Namun gas metana yang dihasilkan melalui
teknik sanitary landfill dapat dimanfaatkan untuk sumber listrik yang dapat
dialirkan kerumah-rumah penduduk.
Tempat
pembuangan sampah juga menghasilkan lindi, lindi adalah cairan yang dihasilkan
sebagai akibat dari perkolasi air atau cairan lain melalui sampah, dan kompresi
dari limbah. Lindi dianggap cairan terkontaminasi, karena banyak mengandung
bahan terlarut dan tersuspensi. Lindi merupakan bahan-bahan yang dapat merusak
lingkungan alam jika mereka berakhir di meja air. Namun air sampah atau air
lindi mempunyai manfaat yaitu dapat diolah menjadi pupuk cair. Manajemen yang
baik teknik yang dapat membatasi dampak negatif dari lindi pada tanah dan air
permukaan termasuk kontrol produksi lindi dan debit dari TPA, dan koleksi air
lindi dengan perlakuan final dan / atau pembuangan.
B. Metode yang digunakan dalam Sanitary
Landfill:
1. Metode galian parit (trench method)
Sampah
dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan
untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan
dan diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di
sebelah parit terdahulu.
2. Metode area
Sampah yang
dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng
bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat
tersebut.
3. Metode ramp
Metode ramp
merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa
penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15
cm di atas tumpukan sampah.
C. Keuntungan dan Kerugian Sanitary
Landfill
1) Keuntungan:
a) Biaya usaha dan investasi usaha rendah.
b) Dapat memasuki operasi dalam waktu singkat.
c) Jika dirancang dan dioperasikan dengan
baik dan dapat memperkecil hama, acsthetic, penyakit, polusi udara,
permasalahan polusi air.
d) Gas metan dapat digunakan sebagai bahan
bakar.
e) Dapat menerima berbagai macam sampah.
f) Dapat digunakan untuk reklamasi
meningkatkan submarginal daratan.
2) Kerugian:
a) Dapat merosot menjadi tempat sampah
terbuka jika tidak dirancang dan diatur dengan baik.
b) Memerlukan lokasi yang sangat luas.
c) Sulit menentukan lokasi oleh karena
penolakan penduduk dan harga tanah yang naik
d) Menyebabkan polusi air, produksi metana
dari dekomposisi limbah, dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau resiko ledakan
material.
e) Membawa limbah/sampah ke lokasi yang jauh
memerlukan biaya mahal.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.