Laman

Sabtu, 18 Februari 2017



Pengolahan Limbah dengan cara Sanitary Landfill

A.      Definisi Sanitary Landfill

Sistem sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah ke lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis. Ada proses penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel sampah dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap hari. Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal. Di Indonesia, metode sanitary landfilled dianjurkan untuk diterapkan di kota besar dan metropolitan.

Secara umum Sanitary Landfill terdiri atas elemen sebagai berikut :

1)      Lining System
Berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah. Biasanya Lining System terbuat dari compacted clay, geomembran, atau campuran tanah dengan bentonite.

2)      Leachate Collection System
Dibuat di atas Lining system dan berguna untuk mengumpulkan leachate dan memompa ke luar sebelum leachate menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke dalam tanah. Leachate yang dipompa keluar melalui sumur yang disebut Leachate Extraction System.

3)      Cover atau cap system
Berguna untuk mengurangi cairan akibat hujan yang masuk kedalam landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi leachate.

4)      Gas ventilation System
Berguna untuk mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam dengan demikian mengurangi risiko gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat menimbulkan peledakan.

5)      Monitoring system
Bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar.
Salah satu masalah terbesar dengan sanitary landfill adalah bahaya lingkungan. Sebagai bahan dalam lapisan sampah dipadatkan memecah, mereka menghasilkan gas, termasuk metana yang mudah terbakar. Namun gas metana yang dihasilkan melalui teknik sanitary landfill dapat dimanfaatkan untuk sumber listrik yang dapat dialirkan kerumah-rumah penduduk.
Tempat pembuangan sampah juga menghasilkan lindi, lindi adalah cairan yang dihasilkan sebagai akibat dari perkolasi air atau cairan lain melalui sampah, dan kompresi dari limbah. Lindi dianggap cairan terkontaminasi, karena banyak mengandung bahan terlarut dan tersuspensi. Lindi merupakan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan alam jika mereka berakhir di meja air. Namun air sampah atau air lindi mempunyai manfaat yaitu dapat diolah menjadi pupuk cair. Manajemen yang baik teknik yang dapat membatasi dampak negatif dari lindi pada tanah dan air permukaan termasuk kontrol produksi lindi dan debit dari TPA, dan koleksi air lindi dengan perlakuan final dan / atau pembuangan.

B.      Metode yang digunakan dalam Sanitary Landfill:

1.       Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu.

2.      Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.

3.       Metode ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah.

C.       Keuntungan dan Kerugian Sanitary Landfill

1)      Keuntungan:

a)      Biaya usaha dan investasi usaha rendah.
b)      Dapat memasuki operasi dalam waktu singkat.
c)      Jika dirancang dan dioperasikan dengan baik dan dapat memperkecil hama, acsthetic, penyakit, polusi udara, permasalahan polusi air.
d)     Gas metan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
e)      Dapat menerima berbagai macam sampah.
f)       Dapat digunakan untuk reklamasi meningkatkan submarginal daratan.

2)      Kerugian:

a)      Dapat merosot menjadi tempat sampah terbuka jika tidak dirancang dan diatur dengan baik.
b)      Memerlukan lokasi yang sangat luas.
c)      Sulit menentukan lokasi oleh karena penolakan penduduk dan harga tanah yang naik
d)     Menyebabkan polusi air, produksi metana dari dekomposisi limbah, dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau resiko ledakan material.
e)      Membawa limbah/sampah ke lokasi yang jauh memerlukan biaya mahal.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.