Laman

Kamis, 01 Desember 2016

Lindungi Lingkungan Aceh

Kerusakan Lingkungan di Aceh

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh menilai pencemaran yang semakin marak terjadi mengancam lingkungan hidup di provinsi itu.
"Pencemaran ini terjadi karena penambangan emas liar maupun mengubah fungsi hutan dan pencemaran ini sudah menjadi ancaman serius bagi lingkungan hidup di daerah ini," kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh M Nur di Banda Aceh,
Walhi sudah mengingatkan Pemerintah Aceh sejak 2009. Peringatan tersebut terkait tidak mengubah fungsi hutan, baik hutan lindung, maupun hutan lainnya untuk pertambangan maupun konvensi penggunaan lainnya.
"Namun, peringatan ini sepertinya tidak mendapat respons, sehingga apa yang menjadi kekhawatiran Walhi Aceh beberapa tahun lalui dapat dibuktikan hari ini. Pencemaran dan kekeringan sudah terjadi sekarang ini di Aceh,"
Sejumlah kasus pencemaran sungai, perairan laut, maupun kekeringan, kata dia, kini sudah melanda Aceh. Kasus-kasus menjadi warisan bagi generasi Aceh berikutnya.
Selain itu, 15 dari 23 kabupaten/kota di Aceh dapat dipastikan menjadi sumber utama bencana ekologis. Hal ini terjadi karena fungsi hutan diubah untuk peruntukan lain.
"Walhi Aceh sudah berulang kali mengingatkan Pemerintah Aceh adanya bencana ekologis akan dampak mengubah fungsi hutan serta penggunaan zat kimia berbahaya di pertambangan. Dan hari ini sudah terbukti,"
Aceh merupakan daerah kaya sumber daya mineral dan pertambangan. Namun, karena pengelolaan yang salah, kekayaan tersebut menjadi bumerang bagi rakyat Aceh.
Pemerintah Aceh, kata dia, hanya peduli dengan meraup pendapatan sebanyak mungkin dari sumber daya mineral, tetapi mengabaikan hak masyarakat mendapatkan hidup yang sehat dan bersih.
"Satu hal yang patut dipertanyakan, apakah perusahaan tambang di Aceh memiliki amdal dalam melaksanakan aktivitas penambangannya" Kalau ada, tentu pencemaran tidak terjadi,"
Oleh karena itu, kata dia, Walhi Aceh mendesak Gubernur Aceh berani dan tegas merespons banyaknya kasus pencemaran akibat pertambangan dan perubahan fungsi hutan.
"Respons ini untuk menyelamatkan lingkungan hidup Aceh. Kerugian akibat bencana ekologis lebih besar ketimbang pemasukan yang didapat. Karena itu, segeralah bertindak demi generasi Aceh selanjutnya,"

·         Kerusakan Karena Mercuri

Bom waktu dampak penggunaan merkuri dari kegiatan pertambangan emas ilegal siap meledak jika Pemerintah Aceh tidak segera mengatur tata kelola pertambangan rakyat. Saat ini, ada 30 ribu orang yang bekerja di 46 hotspot pertambangan emas skala kecil di 11 kabupaten di Aceh yang memproduksi 10 ton emas per tahun. Sebagian besar menggunakan merkuri dan sianida dalam kegiatannya.
Kegiatan tambang emas ilegal yang marak di Aceh sejak 2007 telah menimbulkan dampak serius. Dari sisi lingkungan, kegiatan pertambangan yang dilakukan di hutan lindung telah menyebabkan kerusakan hutan di Aceh. Yang paling menakutkan adalah ada indikasi gangguan kesehatan masyarakat akibat racun merkuri dan sianida meski harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
Belum lama ini ribuan ikan ditemukan mati di Sungai Geumpang, Tangse, dan Teunom yang diduga awalnya karena sungai tercemar merkuri dan sianida dari kegiatan pengolahan emas di sana. Namun,  informasi dari peneliti dari Universitas Syiah Kuala mengatakan ikan tersebut mati akibat sulfur dari gunung berapi yang ada di sekitar Tangse dan Geumpang.
Kegiatan tambang emas ilegal yang marak di Aceh sejak 2007 telah menimbulkan dampak serius. Dari sisi lingkungan, kegiatan pertambangan yang dilakukan di hutan lindung telah menyebabkan kerusakan hutan di Aceh. Yang paling menakutkan adalah ada indikasi gangguan kesehatan masyarakat akibat racun merkuri dan sianida meski harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
Belum lama ini ribuan ikan ditemukan mati di Sungai Geumpang, Tangse, dan Teunom yang diduga awalnya karena sungai tercemar merkuri dan sianida dari kegiatan pengolahan emas di sana. Namun,  informasi dari peneliti dari Universitas Syiah Kuala mengatakan ikan tersebut mati akibat sulfur dari gunung berapi yang ada di sekitar Tangse dan Geumpang.
efek merkuri berbahaya secara jangka panjang bagi kesehatan manusia dan lingkungan. “Proses restorasi lingkungan di Minamata tahun 1950-an butuh dana Rp48 triliun. Bisa dibayangka berapa yang harus kita keluarkan  untuk mengatasi masalah pencamaran merkuri ini di puluhan lokasi penambangan di Aceh?”Yuyun Ismawati peneliti dampak pencemaran merkuri pada kegiatan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Indonesia menyebutkan sudah banyak kasus seperti di Minamata yang terjadi di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, karena keracunan merkuri, banyak ibu hamil yang melahirkan anak cacat seperti idiot, autis dan bibir sumbing. Gejala lainnya adalah tremor dan bisa terserang stroke. Kasus ini tidak banyak terekspos dan dokter masih belum bisa mendiagnosa.
“Merkuri itu disebut one way ticket. Sekali masuk ke dalam tubuh manusia tidak dapat keluar lagi kecuali pakai obat-obatan yang cukup keras. Ia masuk ke otak, ginjal dan hati,” jelas peraih Goldman Environmental Prize 2009 ini berkat pengabdiannya pada isu sampah dan sanitasi di Indonesia.
Merkuri yang masuk melalui makanan bisa diperiksa keberadaannya di tubuh manusia lewat kuku dan rambut, sementara kalau merkuri yang terhirup melalui udara bisa diperiksa melalui urin. “Yang diperiksa di rambut dan kuku adalah merkuri yang terpapar dalam jangka panjang, sedang yang terpapar di darah itu jangka pendek.”


Daftar Pustaka :
Admin.2014.Ancaman Bahaya Mercury Mengintai Masyarakat Aceh. http://simlingkungan.minerba.esdm.go.id/forumasgm/?p=827



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.