Laman

Kamis, 01 Desember 2016

Masalah Lingkungan yang Dihadapi Kalimantan Barat



Kalimantan yang terkenal dengan potensi alam dan potensi wisata alam kini keadaanya sangat memprihatinkan. Kerusakan lingkungan sudah menjadi pemandangan biasa dimana-mana. Eksploitasi tambang yang berlebihan, perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan serta sejumlah isu lingkungan lainnya dituding menjadi penyebab utama. Kalimantan Barat sendiri tidak lepas dari akibat kerusakan lingkungan tersebut. Berikut beberapa isu lingkungan di Kalimantan Barat yang dirangkum dari


1.   Kebakaran Hutan Di Kubu Raya
Kebakaran lahan di Kalimantan Barat, semakin meluas. Insiden ini terjadi hampir di setiap saat di beberapa lokasi berbeda. Namun, kabut asap dari kebakaran lahan belum menganggu aktivitas penerbangan.
"Di Rasau Jaya (Kabupaten Kubu Raya) setiap hari selalu terjadi kebakaran lahan, tapi lokasinya masih jauh dari Bandara (Supadio)," kata Kepala Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Manggala Agni) Daerah Operasional Pontianak dan Singkawang Junaidi. 

Lokasi kebakaran lahan berada di Kota Pontianak dan sekitarnya. Kejadian ini berlangsung sporadis dan dalam waktu yang hampir bersamaan di setiap lokasi. Pemicu kebakaran diduga berasal dari aktivitas pembukaan lahan pertanian.

Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi
1.      Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan
2.      Terganggunya aktivitas sehari-hari
3.      Peningkatan jumlah Hama
4.      Terganggunya kesehatan
5.      Produktivitas menurun

2. Sampah Di Kota Pontianak
Sampah sampah di kota pontianak sudah sangat meresahkan warga dikarenakan tempat pembuangan nya yang belum juga tertata rapi dengan bau yang sangat menggangu serta masih kurang nya kesadaran masyrakat akan sampah, membuat masyrakat membuang sampah tidak pada tempatnya, contoh : sungai, parit, tepi jalan

Dampak negatif sampah :
  • Dampak terhadap Kesehatan. Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum, penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
  • Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi. Dampaknya akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

3.   Penggunaan Pestisida Berlebihan di Putusibau

Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama penyakit secara  luas, sedangkan sida berasal dari kata “caedo” yang berarti membunuh. Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target  termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya.

Di kalimantan Barat sendiri penggunaan pestisida sudah lama digunakan dan mencemari sungai-sungai terutama sungai kapuas, sungai yang sudah tidak aman lagi untuk diminum bahkan juga untuk mandi,sebagaimana kita ketahui bahwa kalimantan barat terkenal dengan seribu sungai.

Ini disebabkan kurang adanya penyuluhan dari pemerintah ke masyrakat tentang penggunaan pestisida , apalagi kita ketahui banyak sekali kebun-kebun masyrakat yang dekat sekali dengan sungai terutama di kota putusibau.

4.   Penebangan Liar Hutan di Kota Singkawang

Jika hutan itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca eksploitasi HPH,  penebangan hutan, dengan kerapatan dibawah 50 persen maka akan mudah terbakar. Akibatnya dedaunan busuk dengan humus yang tebal, ranting dan dahan yang kering lekang sehingga dengan pemantik kecil saja kawasan ini segera terbakar.

Keadaan hutan yang sudah longgar, pohon-pohon besar dan kecil ditebang dan tidak ada regenerasi berdampak pada perairan terutama anak-anak sungai akan banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal. Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang sebaliknya, seperti banjir di Sepauk, Kabupaten Sintang tahun 2010. Sedangkan di musim kemarau persediaan air sangat kurang.

Fakta di atas menunjukkan bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan di Kalimantan sudah kurang fungsinya sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir ke muara sungai. Yang kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan sangat tinggi yang merupakan siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di daerah muara.

5.  Pengerukan Tanah Berlebihan Di Kota Singkawang

Mengeruk tanah di perbukitan dan tidak menanam pohon sebagai penyangga tanah tersebut tentu merupakan bencana yang bisa membahayakan masyarakat yang bermukim di bawah bukit tersebut, di kota Singkawang sendiri telah banyak di temukan bukit-bukit yang tanahnya sudah siap mendatangkan bencana seperti bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung, dan lain sebagainya.

Bencana itu disebabkan oleh keserakahan dan kepongahan manusia yang senantiasa mengeksploitasi hutan demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Anehnya justru mereka tidak pernah peduli atas akibat yang ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA : http://charzchaos.blogspot.co.id/2012/04/masalah-lingkungan-di-kalimantan-barat.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.