POLIMER & POLIMERISASI
ABSTRAK
Polimer adalah material yang dibentuk oleh satuan struktur
secara berulang. Polimer berasal dari bahasa Yunani poly dan mer.
Poly yang berarti banyak dan mer yang berarti bagian, maka
polimer berarti banyak bagian. Sedangkan satuan struktur polimer disebut
monomer (Stevens, 2001).
Polimer mempunyai berat molekul diatas 10.000 yang
disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang besar. Karena berat molekul yang
besar serta jumlah atom pembentuk yang besar pula, polimer disebut juga sebagai
makromolekul. Setiap atom dari pasangan yang terikat dalam polimer diikat oleh
gaya tarik-menarik yang kuat yang disebut ikatan kovalen. Gaya tarik-menarik
antar molekul dalam polimer antara lain ikatan hidrogen dan gaya van der waals,
namun lebih lemah daripada ikatan kovalen.
Polimer terbentuk dari sejumlah monomer yang berulang.
Jumlah total unit monomer dinyatakan dalam derajat polimerisasi (DP). Derajat
polimerisasi ekivalen dengan panjang rantai dan berkaitan dengan berat molekul
polimer, dimana berat molekul polimer merupakan perkalian antara DP dengan
berat molekul unit strukturnya. Sedangkan polimerisasi sendiri merupakan proses
pembentukan polimer dari monomer-monomer penyusunnya (Pradipta, 2012).
kata kunci: polimer dan polimerisasi
PENDAHULUAN
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang
panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer.
Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada
juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang
menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah
berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen
karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa revolusi
industri.
Sebelum awal 1920-an, ahli-ahli kimia meragukan keberadaan
molekulmolekul yang memiliki berat molekul lebih dari beberapa ribu. Keraguan
ini kemudian ditepiskan oleh Hermann Staudinger, ahli kimia asal Jerman yang
telah lama meneliti senyawa-senyawa alam seperti karet dan selulosa. Staudinger
tidak menyetujui rasionalisasi ahli kimia lainnya yang menyatakan bahwa senyawa
ini adalah agregat (kumpulan) dari molekulmolekul kecil. Sebaliknya, Staudinger
menyarankan hipotesis bahwa senyawa ini terbuat dari makromolekul-makromolekul
yang tersusun atas 10.000 atau lebih atom. Staudinger kemudian memformulasikan
struktur dari karet, berdasarkan unit-unit ulang isoprene (yang kemudian
disebut monomer). Untuk kontribusinya yang amat besar bagi perkembangan ilmu
kimia, Staudinger menerima hadiah Nobel pada 1953. Istilah polimer dan monomer
kemudian diperkenalkan, istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu poli
(banyak), mono (satu), dan meros (bagian).
Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, seluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.
PEMBAHASAN
POLIMERISASI
Polimerisasi adalah proses bereaksi molekul monumer bersama
dalam reaksi kimia untuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai
polimer. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem
adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain
dari polimerisasi adalah polimerisasi membuka cincin yang serupa
dengan polimerisasi rantai.polimer alamiah mencakup protein seperti
sutera,enzim dan serat otot. polimer disebut juga makromolekul. Polimer adisi
contohnya: polietilena, teflon, PVC, PVA, dan PMMA. Polimer kondensasi
contohnya:nilon, kevlar, silicon rubber, dan poliester.
Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi adalah proses bergabungnya monomer-monomer yang mempunyai ikatan rangkap dalam kondisi jenuh. Dalam polimerisasi adisi, reaksi rantai dilibatkan dengan pembawa rantai berupa spesies reaktif yang mengandung radikal bebas atau beberapa ion. Ciri reaksi berantainya adalah reaksi hidrogen dan kalor. Pemicu reaksi adalah kondisi penyinaran molekul atom-atom klor oleh sinar matahari yang kemudian ditambahkan ke dalam hidrogen.
POLIMER
Polimer adalah molekul panjang yang mengandung rantai atom yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang terbentuk selama polimerisasi. Polimer umumnya dikenal sebagai bahan non-konduktor atau isolator.
Kemajuan dalam penelitian polimer telah menyebabkan penemuan
berbagai macam polimer konduktor dan semikonduktor. Salah satu cara untuk
membuat polimer menjadi konduktor adalah dengan menambahkan karbon aktif
sebagai bahan doping, sehingga terbentuk komposit polimer karbon.
Komposit polimer karbon yang dihasilkan memiliki hambatan
listrik yang bervariasi ketika terkena gas karena dapat berikatan dengan
molekul gas yang dirasakan memengaruhi sifat konduksinya. Karena sifat-sifat
tersebut, komposit polimer dapat digunakan sebagai bahan pengindraan gas.
Jenis-jenis Polimer
Polimer memiliki
jenis-jenisnya tersendiri, bahkan di dalamnya dibagi lagi menjadi beberapa
golongan. Berikut adalah jenis-jenis polimer.
1. Berdasarkan Asal
Pada pengelompokan
berdasarkan asal, polimer dibagi menjadi dua, yaitu polimer alam dan polimer
sintetis. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya.
Polimer Alam
Polimer alam adalah
polimer yang ditemukan di alam dan berasal dari organisme hidup. Sifat-sifat
polimer alam kurang menguntungkan. Misalnya, karet alam terkadang cepat rusak,
tidak elastis, dan beriak. Hal ini dapat terjadi karena karet alam tidak tahan
terhadap bensin atau minyak tanah dan terkena udara dalam jangka waktu yang
lama.
Sebagai contoh
lain, sutra dan wol adalah senyawa protein yang memberi makan bakteri, sehingga
wol dan sutra cepat rusak. Pada umumnya polimer alam bersifat hidrofilik
(seperti air), sulit dicairkan dan sulit dicetak, sehingga sulit untuk
mengembangkan fungsi polimer alam untuk penggunaan yang lebih luas dalam
masyarakat sehari-hari.
Polimer Sintetis
Polimer sintetis
atau polimer buatan adalah polimer yang tidak ada di alam dan harus dibuat oleh
manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan polimer sintetis.
Dari hasil
penelitian ini, polimer sintetis yang dihasilkan dapat direkayasa sesuai dengan
sifat-sifatnya, seperti suhu tinggi rendahnya titik leleh, elastisitas dan
kekakuan, serta ketahanan terhadap zat kimia. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan polimer sintetis yang berkinerja seperti yang diharapkan.
Polimer sintetis
dikembangkan untuk tujuan komersial, seperti membentuk serat untuk benang
tekstil dan memproduksi ban elastis. Para ahli kimia kini telah berhasil
mengembangkan ratusan jenis polimer sintetis untuk tujuan yang lebih luas.
Contoh polimer
sintetik adalah selulosa asetat, yang merupakan turunan selulosa yang diperoleh
dengan dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.
2. Berdasarkan Sifat Terhadap Panas
Polimer akan
memiliki sifatnya tersendiri terhadap panas yang diterima. Berikut adalah
polimer berdasarkan sifat terhadap panas.
Termoplastik
Termoplastik adalah
polimer yang lunak jika dipanaskan dan dapat berubah bentuk. Termoplastik
memiliki gaya antarmolekul sedang. Jika polimer termoplastik memiliki struktur
linier maka akan memiliki struktur yang keras, sedangkan jika bercabang maka
akan menjadi lunak. Saat dipanaskan, termoplastik menjadi lunak dan mengeras
lagi saat didinginkan.
Proses peleburan
selama pemanasan dan pendinginan dapat diulang sebanyak yang diinginkan tanpa
mengubah komposisi kimia polimer. Contoh polimer jenis ini adalah plastik
seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat,
dan plastik polivinil chloride PVC.
Termosetting
Termosetting adalah
jenis polimer yang tetap keras dan tidak lunak jika terkena panas. Polimer ini
hanya dapat dipanaskan satu kali, yaitu pada saat pembuatannya. Jadi jika
setelah putus tidak bisa di sambung kembali. Contoh dari polimer ini adalah
bakelit.
3. Berdasarkan Pembentukan
Reaksi polimer
disebut dengan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah reaksi di mana
molekul kecil (monomer) bergabung membentuk molekul besar (polimer). Ada dua
jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Berikut adalah penjelasannya.
Polimer Adisi
Reaksi adisi adalah
reaksi di mana ikatan rangkap diurai menjadi ikatan tunggal dan atom
ditambahkan ke senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu, polimerisasi adisi
merupakan reaksi polimerisasi dari monomer dengan ikatan rangkap (ikatan tidak
jenuh). Dalam reaksi ini, monomer membuka ikatan rangkap dan bergabung dengan
monomer lain untuk membentuk ikatan tunggal (ikatan jenuh).
Dengan kata lain,
monomer yang membentuk polimer adisi adalah senyawa dengan ikatan karbon ikatan
rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Hampir semua plastik dibuat
dengan polimerisasi adisi, sehingga polimer adisi ini biasanya sama dengan plastik.
Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon, dan poliisoprena.
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi adalah gabungan dari gugus fungsi antara
dua monomer. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang membentuk
polimer dari monomer dengan dua gugus fungsi. Misalnya, polipeptida atau
senyawa protein dan polisakarida adalah senyawa bio molekuler yang dibentuk
oleh polimerisasi kondensasi.
4. Berdasarkan Monomer
Jenis polimer berdasarkan monomer dibagi menjadi dua, yaitu
homopolimer dan kopolimer. Berikut adalah penjelasannya.
Homopolimer
Homopolimer, juga dikenal sebagai polimer linier, adalah
polimer yang terdiri dari monomer yang sama atau serupa. Misalnya polivinil
klorida adalah polimer adisi yang mengandung monomer yang sama, yaitu vinil
klorida.
Kopolimer
Kopolimer juga dikenal sebagai heteropolimer adalah polimer
yang monomernya berbeda. Contoh dakron, nilon66, dan melamin (fenol
formaldehida). Proses polimerisasi berlangsung di bawah suhu dan tekanan tinggi
atau dengan bantuan katalis, tetapi tanpa katalis, struktur molekulnya tidak
teratur. Dengan demikian, fungsi katalis adalah untuk mengontrol pembentukan
struktur molekul agar lebih teratur sehingga diperoleh sifat-sifat polimer yang
diharapkan.
5. Berdasarkan Susunan Rantai
Pada jenis ini, dibagi menjadi 3 bagian yaitu polimer
linear, polimer bercabang, dan polimer tiga dimensi. Berikut penjelasannya.
Polimer Linear
Polimer linier, yaitu polimer yang tersusun secara
berulang-ulang, saling berikatan, dan membentuk rantai polimer yang panjang.
Misalnya polietena, polivinil klorida, dan lain-lain. Polimer linier memiliki
titik leleh, kekuatan tarik, dan kerapatan yang tinggi.
Polimer Bercabang
Polimer bercabang adalah polimer linier yang memiliki cabang
dengan panjang yang berbeda pada rantai utama. Karena adanya cabang di rantai
utama, polimer ini memiliki titik leleh, kekuatan tarik, dan kepadatan yang
rendah. Contoh polimer bercabang adalah glikogen.
Polimer Tiga Dimensi
Polimer jaringan tiga dimensi, atau polimer ikatan silang
adalah polimer linier yang dihubungkan bersama untuk membentuk jaringan tiga
dimensi. POlimer ini memiliki sifat sangat keras, kaku, dan rapuh. Contoh
polimer rantai silang adalah Bekelite dan resin urea-formaldehida.
Contoh Polimer
Dalam hidup kita sehari-hari pastinya kita sering
menggunakan barang dengan bahan polimer. Berikut adalah contoh polimer dalam
kehidupan kita sehari-hari.
1. Serat Sintetis
Kapas adalah serat alam yang merupakan polimer karbohidrat
(selulosa) dan polimer protein (wol dan sutra). Seperti halnya karet, seratnya
mengandung polimer sintetis yaitu nilon dan poliester (dakron). Dacron atau
tetoron adalah salah satu jenis polyester. Polimer ini sangat kuat, sangat
fleksibel dan transparan.
2. Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban kendaraan
seperti mobil dan motor, pakar-pakar kimia organik sudah berbagi pembuatan
karet sintetis buat meningkatkan kecepatan perolehan kebutuhan akan hal
tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibentuk menggunakan bahan dasar
monomer, misalnya butadiene dan stirena menggunakan cara kopolimerisasi.
3. Orlon
Orlon adalah polimer adisi yang berasal dari monomer
akrilonitril. Polimer ini adalah serat sintetis, misalnya wol dipakai pada
tekstil menjadi adonan wol, karpet, dan kaus kaki.
4. PVC (Polivinil Klorida)
PVC memiliki sifat keras dan kaku yang dapat dipakai untuk
menciptakan pipa plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan
ubin plastik.
5. Polietena
Polietilena adalah polimer fleksibel (tanah liat), massa
rendah, dapat ditekuk yang tidak mudah pecah saat ditinggalkan di luar ruangan
atau bersentuhan dengan lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietilena adalah
plastik yang diproduksi secara luas, pelat cetak untuk kantong plastik, kertas
pembungkus, ember, dan lain-lain.
6. Polipropena
Polipropena memiliki sifat yang sama seperti polietena. Oleh
lantaran plastik ini juga banyak diproduksi, yang membedakan hanya kekuatannya
lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi
asam dan basa. Plastik ini juga dipakai untuk menciptakan botol plastik,
karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
7. Teflon
Teflon adalah lapisan tipis yang tahan dengan suhu tinggi
dan bahan kimia. Teflon digunakan dalam pelapis panci (wajan anti lengket),
pelapis tangki di pabrik kimia, pipa tahan patah, dan kabel listrik.
8. Bakelit
Bakelit merupakan suatu jenis polimer yang dibentuk menurut
dua jenis monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras,
titik leburnya sangat tinggi dan tahan api. Bakelit dipakai untuk instalasi
listrik dan benda yang tahan suhu tinggi, contohnya asbak dan fiting lampu
listrik.
9. Polimetil Metakrilat
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang
flexiglass. Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer
metil metakrilat (H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan
transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu
belakang mobil.
Kegunaan Polimer
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali produk yang
berbahan dasar polimer sintetis, mulai dari tas belanja plastik, kemasan
plastik makanan dan minuman, kemasan plastik, peralatan listrik, peralatan
rumah tangga, dan perangkat elektronik. Setiap kali kita berbelanja dalam
jumlah kecil, seperti di toko, kita akan selalu memiliki kemasan untuk
mengirimkan barang kita dalam bentuk plastik atau kantong plastik (keresek).
Produknya adalah polimer sintetis yang tidak dapat diurai
oleh mikroorganisme. Akibatnya, unsur-unsur tersebut akan terakumulasi sebagai
limbah yang tidak dapat terurai secara hayati. Akibatnya akan menyumbat saluran
air dan menyebabkan banjir. Limbah polimer sintetis tidak boleh dibakar karena
akan menghasilkan senyawa dioksin. Senyawa dioksin merupakan senyawa gas yang
sangat beracun dan karsinogenik (karsinogenik).
DAFTAR PUSTAKA
- Steven, Malcolm. P. 2001. “Kimia Polimer”. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Iis S. Jakarta: Pradnya Paramita.
- Pradipta, I Made D. dan Mawarani, Lizda J. 2012. “Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Glukomanan Umbi Porang”. Tugas Akhir Jurusan Teknik Fisika, FTI, ITS
- Sanjaya, I Gede dan Tyas Puspita. 2011. “ Pengaruh Penambahan Khitosan dan Plasticizer Gliserol Pada Karakteristik Plastik Biodegradable Dari Pati Limbah Kulit Singkong”. Tugas Akhir Jurusan Teknik Kimia, FTI, ITS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.